logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Psikologi

Mimpi Buruk

1 Jun 2021

| dr. Levina Felicia

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Mimpi buruk dapat berujung pada kelelahan dan rasa kantuk serta kecemasan dan ketakutan sebelum tidur

Mimpi buruk umum terjadi pada anak usia 3 sampai 6 tahun.

Pengertian mimpi buruk

Mimpi buruk adalah mimpi yang mengganggu dan tidak mengenakkan, berkaitan dengan perasaan negatif seperti cemas dan rasa takut yang membuat seseorang terbangun dari tidurnya.

Mimpi buruk umum terjadi pada anak-anak, namun dapat dialami oleh semua usia. Bila hanya terjadi sesekali, mimpi buruk bukanlah hal yang mengkhawatirkan.

Mimpi buruk biasanya terjadi di malam hari dan menyebabkan perasaan takut, tertekan atau cemas yang berlebih. Anak mungkin bangun dan dapat mengingat dan menggambarkan mimpi tersebut. Mimpi buruk pada anak-anak dapat disebabkan oleh pengalaman yang menakutkan, seperti menonton film yang menakutkan, atau oleh sesuatu yang mengkhawatirkan mereka.

Mimpi buruk mulai ditemukan pada anak berusia 3 hingga 6 tahun dan menurun intensitasnya setelah usia 10 tahun. Pada usia remaja dan dewasa, perempuan lebih sering mengalami mimpi buruk dibanding lakil-laki.

Meskipun sering terjadi, mimpi buruk yang sampai menimbulkan gangguan medis jarang ditemukan. Gangguan mimpi buruk adalah keadaan ketika mimpi buruk terjadi sering, mengganggu tidur, menyebabkan gangguan dalam beraktivitas di siang hari, atau membuat pasien takut untuk tidur.

 

Tanda dan gejala mimpi buruk

Gejala mimpi buruk biasanya terjadi di pertengahan malam. Mimpi buruk dapat terjadi jarang atau lebih sering, bahkan beberapa kali dalam semalam. Kondisi ini dapat terjadi dengan durasi yang biasanya singkat tetapi dapat menyebabkan pasien terbangun dan kembali tidur, namun sulit.

Mimpi buruk biasanya terjadi dengan gejala-gejala berikut:

  • Mimpi Anda tampak nyata dan sangat mengganggu
  • Jalan cerita mimpi Anda biasanya terkait dengan ancaman keselamatan atau kelangsungan hidup, tetapi dapat memiliki tema mengganggu lainnya
  • Mimpi Anda dapat membangunkan Anda
  • Anda merasa takut, cemas, marah, sedih atau jijik akibat mimpi Anda
  • Anda merasa berkeringat atau berdebar-debar saat berada di tempat tidur
  • Anda dapat berpikir jernih saat bangun dan dapat mengingat kembali detail mimpi Anda
  • Mimpi Anda menyebabkan kesulitan untuk tidur kembali

 

Kapan mimpi buruk dianggap sebagai gangguan medis?

Mimpi buruk dianggap sebagai gangguan medis jika Anda mengalami:

  • Gangguan berat atau gangguan pada siang hari, seperti kecemasan atau ketakutan terus-menerus, atau kecemasan sebelum tidur tentang mimpi buruk lainnya
  • Masalah dengan konsentrasi, memori, atau Anda tidak bisa berhenti memikirkan gambar dari mimpi Anda
  • Kantuk di siang hari, kelelahan atau energi yang rendah
  • Tidak berfungsi secara maksimal di tempat kerja, sekolah, atau dalam situasi sosial
  • Masalah perilaku terkait dengan waktu tidur atau takut gelap

Memiliki anak dengan gangguan mimpi buruk dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan dan penderitaan bagi orang tua atau pengasuh.

 

Penyebab mimpi buruk

Hingga kini, penyebab mimpi buruk belum diketahui secara jelas. Gangguan mimpi buruk digolongkan sebagai parasomnia, yakni jenis gangguan tidur yang melibatkan pengalaman tidak mengenakkan saat penderita mulai tidur, sedang tidur, atau ketika bangun dari tidur.

Mimpi buruk biasanya terjadi pada tahap tidur yang dikenal dengan nama rapid eye movement (REM).

 

Faktor risiko mimpi buruk

Beberapa faktor risiko mimpi buruk yang dapat memicu terjadinya kondisi ini meliputi:

  • Stres atau kecemasan

Terkadang tekanan dalam kehidupan sehari-hari, seperti masalah di rumah atau sekolah dapat memicu mimpi buruk. Perubahan besar, seperti pindah atau kematian orang yang dicintai, dapat memiliki efek yang sama. Kecemasan dikaitkan dengan risiko mimpi buruk yang lebih besar.

  • Trauma

Mimpi buruk biasa terjadi setelah kecelakaan, cedera, pelecehan fisik atau seksual, serta peristiwa traumatis lainnya. Mimpi buruk umum terjadi pada orang yang mengalami gangguan post-traumatic stress disorder (PTSD).

  • Kurang tidur atau perubahan jadwal tidur

Siklus tidur dan bangun yang tidak teratur dan mengganggu atau mengurangi jumlah tidur dapat meningkatkan risiko mengalami mimpi buruk. Insomnia dikaitkan dengan peningkatan risiko mimpi buruk.

  • Obat-obatan tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu seperti antidepresan, obat tekanan darah, obat penyakit Parkinson, dan obat-obatan yang digunakan untuk membantu berhenti merokok dapat memicu mimpi buruk.

  • Penyalahgunaan zat

Penyalahgunaan zat seperti alkohol dan penggunaan narkoba dapat memicu mimpi buruk.

  • Gangguan medis lain

Gangguan mental mungkin terkait dengan munculnya mimpi buruk. Misalnya, stres dan depresi.

Mimpi buruk juga dapat terjadi bersamaan dengan beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung atau kanker.

Memiliki gangguan tidur lain yang mengganggu kualitas tidur pun bisa dapat dikaitkan dengan munculnya mimpi buruk.

  • Buku dan film yang menyeramkan

Bagi sebagian orang, membaca buku-buku yang menakutkan atau menonton film yang menakutkan terutama sebelum tidur dapat dikaitkan dengan mimpi buruk.

 

Diagnosis mimpi buruk

Tidak ada tes yang rutin dilakukan untuk mendiagnosis gangguan mimpi buruk. Kondisi ini hanya dianggap sebagai gangguan jika sudah mengganggu, menyebabkan pasien tertekan, atau membuat pasien kurang tidur.

Untuk memastikan diagnosis gangguan mimpi buruk, dokter akan melakukan sederet langkah pemeriksaan di bawah ini:

  • Pemeriksaan fisik

Dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi apa pun yang mungkin berkontribusi terhadap mimpi buruk. Jika mimpi buruk Anda yang berulang menunjukkan kecemasan yang mendasarinya, dokter dapat merujuk Anda ke seorang profesional kesehatan mental.

  • Diskusi gejala

Gangguan mimpi buruk biasanya didiagnosis berdasarkan deskripsi Anda tentang pengalaman Anda. Dokter biasanya akan bertanya tentang riwayat keluarga Anda tentang masalah tidur.

Dokter Anda juga akan bertanya kepada Anda atau pasangan Anda tentang perilaku tidur dan mendiskusikan kemungkinan gangguan tidur lainnya, jika diindikasikan.

  • Studi tidur nokturnal

Jika tidur Anda sangat terganggu, dokter dapat merekomendasikan studi tidur semalam untuk membantu menentukan apakah mimpi buruk terhubung ke gangguan tidur lainnya.

Sensor yang ditempatkan di tubuh akan merekam dan memonitor gelombang otak, tingkat oksigen dalam darah, detak jantung dan pernapasan, serta gerakan mata dan kaki saat Anda tidur. Anda dapat direkam untuk mendokumentasikan perilaku selama siklus tidur.

 

Advertisement

Cara mengobati mimpi buruk

Cara mengobati mimpi buruk dapat berupa penggunaan obat-obatan dan terapi lain. Meski jarang digunakan untuk menangani kondisi ini, obat-obatan mungkin direkomendasikan untuk mimpi buruk yang parah terkait dengan PTSD.

Obat-obatan yang direkomendasikan meliputi prazosin, klonidin, trazodone, dan beberapa obat-obatan antipsikotik.

Selain obat-obatan, jenis terapi lain yang dapat dilakukan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Terapi ini berfokus pada gangguan pikiran, emosi, dan perilaku yang dialami pasien dan meliputi psikoterapi dan teknik perilaku untuk mengatasi gangguan tersebut.

Beberapa jenis terapi CBT yang dilakukan untuk pasien dengan mimpi buruk antara lain:

  • Image rehearsal therapy

Terapi ini meliputi mengingat kembali mimpi buruk, menuliskannya, lalu mengubah cerita dan skenario mimpi buruk tersebut menjadi sesuatu yang positif dan tidak menakutkan. Terapi ini biasanya dilakukan dalam 10-20 menit tiap hari ketika pasien terjaga.

  • Lucid dreaming therapy

Pada terapi ini, seseorang dapat mengubah cerita mimpi buruk dengan menyadari bahwa ia tidur atau dalam kondisi tidak sadar selama mimpi buruk terjadi.

  • Exposure, relaxation, and rescripting therapy

Pada jenis terapi ini, dokter akan melakukan psikoedukasi, sleep hygiene, dan pelatihan relaksasi otot. Pasien juga akan diminta untuk menuliskan mimpi buruk dan memecahkan masalah yang terjadi pada mimpi buruk tersebut.

  • Sleep dynamic therapy

Terapi ini menggabungkan terapi tidur seperti sleep quality dan sleep hygiene dengan psikoterapi seperti CBT.

  • Self exposure therapy

Pada terapi ini, pasien diminta untuk membuat urutan mimpi atau peristiwa yang memicu rasa cemas. Kemudian, pasien diminta untuk mengubah situasi pada urutan peristiwa itu, dimulai dari peristiwa yang memicu cemas paling sedikit hingga cemas dapat dikendalikan.

  • Systemic desensitization

Pada terapi ini, pasien akan dipaparkan pada apa yang membuat pasien takut sedikit demi sedikit.

  • Progressive deep muscle relaxation training

Pada terapi ini, otot pasien akan dilatih untuk tegang dan relaks untuk menghasilkan relaksasi fisik yang dapat mengurangi cemas dan stress.

  • Hipnosis

Hipnosis atau hipnoterapi membuat keadaan relaksasi yang dalam sehingga pikiran dapat terkonsentrasi secara penuh pada pikiran, memori, perasaan, dan sensasi tanpa distraksi apapun sehingga saran dapat diberikan pada pasien untuk mengubah pikiran atau perilakunya.

  • Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR)

Pada terapi ini, dokter akan memodifikasi gerakan mata untuk mengidentifikasi memori dan kejadian yang mengganggu pasien.

  • Metode testimoni

Pada metode testimoni, pasien diminta untuk menceritakan pengalaman traumatis mereka dan menuliskannya dengan bantuan terapis.

 

Komplikasi mimpi buruk

Jika telah menjadi gangguan dan tidak ditangani dengan benar, mimpi buruk dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Mengantuk berlebihan di siang hari. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan konsentrasi, misalnya belajar di sekolah, bekerja, serta berkendara.
  • Masalah emosi, seperti depresi atau gangguan kecemasan, karena mimpi buruk yang terus menghantui.
  • Enggan tidur karena takut kembali mengalami mimpi buruk.
  • Muncul keinginan bunuh diri atau usaha bunuh diri.

 

Cara mencegah mimpi buruk

Beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan sebagai cara mencegah mimpi buruk atau mengurangi frekuensinya:

  • Menerapkan pola tidur yang baik dan teratur
  • Berolahraga secara rutin, yakni setidaknya 30 menit per hari atau 2,5 jam per minggu
  • Mengelola stres, misalnya dengan melakukan meditasi dan yoga
  • Tidak mengonsumsi alkohol maupun kafein
  • Jangan merokok

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Sesekali mimpi buruk biasanya tidak menjadi perhatian. Jika anak Anda mengalami mimpi buruk, Anda cukup menyebutkannya pada pemeriksaan rutin anak-anak. Namun, konsultasikan dengan dokter Anda jika mimpi buruk:

  • Sering terjadi dan bertahan dari waktu ke waktu
  • Sering mengganggu tidur
  • Menyebabkan pasien takut untuk tidur
  • Memicu masalah perilaku di siang hari sehingga pasien kesulitan menjalani rutinitas

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami.
  • Catat riwayat bepergian yang baru-baru ini Anda lakukan.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.

Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait mimpi buruk?
  • Apakah ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda dengan gejala yang sama?
  • Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya? Jika iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis mimpi buruk. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.

 

Advertisement

mimpi burukgangguan tidurpost traumatic stress disorder (PTSD)gangguan kecemasan

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved