logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Menstruasi

1 Jun 2021

| Lenny Tan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Menstruasi akan dialami oleh perempuan yang memasuki usia reproduktif

Menstruasi merupakan bagian dari siklus reproduksi wanita

Pengertian menstruasi

Menstruasi atau haid adalah bagian dari siklus reproduksi bulanan wanita. Saat haid, wanita akan mengalami perdarahan dari vagina selama 3-8 hari. Siklus menstruasi normal umumnya adalah 28 hari, tetapi bisa berbeda-beda bagi setiap wanita antara 21-40 hari.

Menstruasi terjadi saat sistem reproduksi wanita sudah dapat berfungsi secara optimal dan merupakan salah satu pertanda dari masa pubertas. Setiap bulan, tubuh akan menebalkan dinding rahim untuk mempersiapkan diri untuk kehamilan.

Apabila tidak ada sel telur yang dibuahi, maka dinding rahim akan meluruh dan keluar dalam bentuk darah melalui vagina.

Menstruasi dapat berlangsung selama 3-8 hari, tetapi biasanya berlangsung selama lima hari. Pendarahan cenderung paling berat pada dua hari pertama. Ketika perdarahan sedang banyak, darah akan menjadi merah pekat.

Pada hari-hari dengan perdarahan lebih ringan, darah akan berwarna merah muda, cokelat, atau hitam. Wanita akan kehilangan sekitar 30-70 mililiter (5-12 sendok teh) volume darah saat menstruasi. Beberapa wanita mungkin akan mengalami perdarahan yang lebih berat.

Biasanya menstruasi pertama kali terjadi saat seorang wanita berusia 12-14 tahun dan akan berhenti terjadi saat seorang wanita telah mengalami menopause. Menopause biasanya terjadi saat wanita berusia antara 45-55 tahun.

 

Tanda dan gejala menstruasi

Gejala menstruasi yang utama adalah keluarnya darah dari vagina. Namun sebagian wanita juga dapat mengalami keluhan selain pendarahan.

Gejala-gejala penyerta tersebut dikenal sebagai premenstrual syndrome (PMS) yang terjadi sebelum menstruasi dan bisa berupa:

  • Sakit di punggung bagian bawah
  • Sakit kepala atau migrain
  • Kelelahan
  • Perubahan mood (suasana hati)
  • Mudah marah
  • Sakit di perut atau panggul
  • Meningkatnya keinginan untuk makan (food craving)
  • Kenaikan berat badan
  • Gangguan tidur, seperti insomnia
  • Perut kembung dan rasa nyeri atau pembengkakan di payudara
  • Berjerawat

 

Penyebab menstruasi

Siklus menstruasi merupakan proses persiapan tubuh untuk kehamilan setiap bulannya. Apabila tidak terjadi kehamilan, maka yang terjadi adalah menstruasi atau haid.

Dalam perhitungan siklus menstruasi, hari pertama menstruasi dihitung dari hari pertama darah keluar dari vagina. Siklus menstruasi ini sebenarnya dikontrol oleh beberapa hormon di tubuh, yaitu hormon estrogen, progesteron, FSH (follicle stimulating hormone), dan LH (luteinizing hormone).

Rata-rata pada pertengahan siklus, kadar hormon estrogen dan LH yang meningkat memicu pelepasan sel telur di ovarium yang sudah matang. Proses ini disebut proses ovulasi, dan meskipun bisa berbeda-beda tergantung panjangnya siklus seorang wanita, ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14 siklus menstruasi.

Selain memicu pelepasan sel telur, hormon tersebut juga yang bertanggung jawab untuk memicu penebalan dinding rahim. Ini semua adalah bagian dari persiapan tubuh untuk kehamilan. Namun, ketika sel telur tidak dibuahi, maka dinding rahim yang menebal serta sel telur tidak dibutuhkan.

Menstruasi yang ditandai dengan perdarahan dari vagina terjadi saat sel telur dan dinding rahim meluruh ketika proses pembuahan tidak terjadi. Perdarahan diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah di rahim ketika dinding rahim meluruh.

 

Diagnosis menstruasi

Haid dengan siklus normal tidak membutuhkan proses diagnosis apapun. Pasalnya, kondisi ini termasuk normal dialami oleh kaum wanita.

Meski begitu, menstruasi yang tidak normal membutuhkan pemeriksaan medis secara saksama. Haid abnormal dapat ditandai dengan nyeri datang bukan yang tidak tertahankan, perdarahan terlalu banyak, silklus yang tidak teratur, atau tidak haid sama sekali.

Kondisi medis tertentu dapat menjadi pemicu dari gangguan menstruasi tersebut, sehingga membutuhkan pemeriksaan dari dokter.

Bila mengalami gangguan haid, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan di bawah ini untuk mendeteksi penyebabnya:

  • Ultrasound (USG)

Prosedur USG menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambar dari struktur rahim, leher rahim (serviks), tuba falopi, dan ovarium.

  • CT scan atau MRI

CT scan atau MRI memberikan gambar lebih detail daripada USG dan dapat membantu dokter untuk mendiagnosis kondisi tertentu.

  • Laparoskopi

Bila dibutuhkan, dokter bisa melakukan laparoskopi guna mendeteksi kondisi seperti endometriosis, kista ovarium, dan kehamilan ektopik.

Dokter akan memasukkan selang kecil dan lentur melalui sayatan kecil di bagian perut pasien. Alat ini memiliki lampu dan kamera di salah satu ujungnya, sehingga dokter bisa melihat bagian dalam dari organ yang hendak diperiksa.

 

Advertisement

Cara mengobati menstruasi

Menstruasi yang berjalan normal tidak membutuhkan penanganan medis dari dokter. Namun jika sakit atau kram haid terus berlangsung dan makin parah, dokter bisa menganjurkan cara-cara di bawah ini:

  • Kompres hangat

Menempelkan kompres hangat atau botol berisi air hangat di perut bagian bawah bisa meringankan nyeri haid.

  • Obat pereda nyeri

Dokter bisa meresepkan obat pereda sakit untuk pasien. Contohnya, paracetamol, ibuprofen, atau naproxen sodium.

  • Pil KB

Jika obat jenis ini tidak efektif untuk mengatasi nyeri haid, pil KB yang mengandung hormon dapat diberikan.

Pil KB dengan kandungan hormon berperan mencegah ovulasi dan mengurangi kram akibat menstruasi.

  • Operasi

Kram menstruasi yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Misalnya, endometriosis atau fibroid rahim. Kondisi-kondisi ini memerlukan operasi untuk mengangkat jaringan abnormal, sehingga kram menstruasi akan reda.

 

Komplikasi menstruasi yang abnormal

Gangguan haid bisa menyebabkan komplikasi tertentu, tergantung dari penyebabnya. Sebagai contoh, endometriosis dapat memicu infertilitas, perlengketan (adhesi), serta kista ovarium.

Sementara fibroid rahim dapat menyebabkan nyeri yang tidak tertahankan, perdarahan hebat, anemia, serta terpuntirnya fibroid yang berujung pada sumbatan aliran darah.

 

Cara mencegah menstruasi

Apabila mengalami gejala menstruasi yang mengganggu, kaum hawa bisa menerapkan beberapa cara pencegahan berikut:

  • Berolahraga secara teratur untuk mengurangi nyeri menstruasi
  • Menghindari konsumsi garam dan kafein
  • Jangan merokok
  • Tidak mengonsumsi alkohol
  • Cukup beristirahat, terutama saat haid
  • Memijat bagian perut dan punggung bawah
  • Bila perlu, mengonsumsi suplemen asam lemak omega-3, vitamin B-6, vitamin E, magnesium, dan vitamin B-1 sesuai anjuran dokter
  • Mengatasi stres karena dapat meningkatkan risiko kram haid
  • Berendam dalam air hangat

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Beberapa kasus atau kondisi mengharuskan Anda untuk berkonsultasi ke dokter, karenanya kunjungi dokter bila Anda mengalami kondisi di bawah ini:

  • Belum menstruasi pada usia 15 tahun
  • Belum menstruasi tiga tahun setelah payudara tumbuh, atau payudara belum mulai tumbuh pada usia 13 tahun
  • Tidak menstruasi lebih dari 90 hari
  • Menstruasi yang tidak teratur setelah sebelumnya mengalami menstruasi rutin
  • Menstruasi sering terjadi dan tidak dalam kurun waktu 21-35 hari
  • Perdarahan dialami lebih dari 7 hari
  • Perdarahan lebih parah dibanding biasanya dan mengharuskan Anda mengganti pembalut setiap 1-2 jam
  • Menstruasi terjadi di tengah-tengah siklus menstruasi yang seharusnya
  • Nyeri yang parah saat menstruasi
  • Demam dan merasa sakit setelah menggunakan tampon

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Ketika mengalami gangguan haid dan hendak memeriksakan diri ke dokter, ada baiknya Anda melakukan hal-hal berikut:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Sejak kapan gejala gangguan haid muncul?
  • Bagian tubuh mana saja yang terasa sakit?
  • Apakah gejala yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari yang dilakukan?
  • Bila Anda aktif dalam berhubungan seksual, apakah Anda merasa sakit saat melakukan hubungan intim?
  • Seberapa banyak perdarahan yang dialami saat menstruasi dan berapa lama pendarahan yang terjadi?
  • Pada usia berapa Anda mulai mengalami menstruasi?
  • Berapa jarak antar periode menstruasi dan berapa lama menstruasi Anda berlangsung?
  • Apakah ada anggota keluarga wanita yang mengalami gejala yang serupa?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko tertentu?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan penyebab dari gangguan menstruasi agar penanganan yang tepat bisa diberikan

 

Advertisement

siklus haidmenstruasikram menstruasigangguan menstruasipremenstrual syndrome (PMS)

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved