1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Menopause diawali dengan siklus menstruasi yang tidak teratur hingga berhenti sepenuhnya
Menopause adalah akhir dari siklus menstruasi. Kondisi ini menandai akhir dari masa reproduksi seorang wanita. Sebab pada kondisi ini, wanita tidak akan lagi mengalami menstruasi dan tidak dapat hamil.
Menopause memiliki tiga tahapan, yakni:
Fase perimenopause ini terjadi saat ovarium secara perlahan menghasilkan lebih sedikit estrogen. Di tahap ini pula, ovarium berhenti melepaskan sel telur yang ditandai dengan tidak terjadi lagi menstruasi. Periode ini biasanya berlangsung selama 1-2 tahun hingga beralih ke fase menopause.
Fase ini ditandai dengan menstruasi yang telah terhenti setidaknya selama satu tahun sejak menstruasi terakhir. Ovarium telah berhenti melepaskan sel telur dan tidak lagi menghasilkan sebagian besar estrogennya.
Tahapan ini terjadi setelah menopause berlangsung selama bertahun-tahun. Gejala-gejala yang dirasakan semasa menopause akan mereda di tahap pascamenopause. Namun, risiko kesehatan yang berhubungan dengan kadar estrogen akan meningkat seiring bertambahnya usia.
Menopause adalah bagian natural dari proses penuaan yang umumnya terjadi pada wanita berusia antara 45-55 tahun, Hanya sekitar 1 dari 100 wanita yang mengalami menopause prematur, yang terjadi sebelum 40 tahun.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan pada 2019 mencatat, rata-rata usia menopause wanita Indonesia adalah 50-51 tahun. Usia tersebut relatif sama dengan wanita di negara Asia lainnya mau pun negara Barat.
Menopause ditandai dengan terjadinya satu atau semua gejala berikut:
Wanita yang masih dalam tahap perimenopause biasanya mengalami gejala seperti:
Beberapa wanita mungkin juga mengalami gejala berupa:
Menopause terjadi sebagai respons alami dari bertambahnya usia ovarium. Menuanya ovarium seseorang akan berdampak pada menurunnya pembentukan hormon reproduksi.
Sebab, ovarium adalah indung telur yang menghasilkan sel telur dan juga hormon reproduksi. Hormon-hormon ini berfungsi untuk mengatur menstruasi dan pelepasan sel telur (ovulasi) yang dibutuhkan dalam sistem reproduksi.
Pada usia tertentu, umumnya di usia 50 tahunan, ovarium akan mengalami penurunan fungsi yang ditandai berkurangnya hormon-hormon reproduksi berikut ini:
Perubahan kadar hormon-hormon tersebut kemudian menyebabkan hilangnya folikel ovarium yang aktif. Hilangnya folikel pada ovarium akan memicu terhentinya pelepasan telur dari dinding ovarium. Akibatnya, menstruasi pun terhenti.
Di samping proses penuaan natural, beberapa kasus menopause dapat dipicu oleh kondisi berikut ini:
Dalam mendiagnosis menopause, biasanya dokter akan meninjau riwayat kesehatan, pola menstruasi, serta tanda dan gejala yang dirasakan oleh pasien.
Terkadang, dokter melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon FSH. Umumnya, dokter akan menyatakan kondisi menopause pada pasien dengan kadar FSH dalam darah yang meningkat menjadi 30 mIU/mL secara konsisten, disertai menstruasi yang telah terhenti selama setahun.
Akan tetapi perlu diingat, kadar hormon pada wanita dapat berfluktuasi. Oleh karena itu, pengukuran kadar hormon bukan metode yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis menopause.
Hingga saat ini, tidak ada tes dapat yang dapat memastikan telah terjadinya menopause atau pun memprediksi waktu terjadinya menopause di masa mendatang.
Advertisement
Menopause adalah hal yang natural untuk terjadi dan tidak dapat diobati. Namun, gejala yang dialami selama masa menopause dapat diredakan dengan berbagai cara berikut ini.
Berikut ini hormon maupun obat-obatan yang bisa menjadi pilihan dalam meredakan gejala pada masa menopause.
Selain itu, menjalani gaya hidup sehat berikut ini juga penting untuk meredakan gejala menopause.
Baca juga: Diet Perimenopause untuk Menghadapi Menopause tanpa Gangguan
Tanpa perawatan yang tepat, menopause bisa menimbulkan komplikasi berupa:
Baca jawaban dokter: Istri tidak mau berhubungan intim setelah menopause, adakah tips untuk mengatasinya?
Menopause adalah bagian alami dari siklus hidup wanita. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk mencegahnya. Meski begitu, Anda dapat meredakan gejalanya dan mencegah komplikasi yang kerap disebabkan oleh menopause, dengan cara:
Baca juga: Cara Mencegah Menopause Dini Sebelum Terlambat
Berkonsultasilah dengan dokter jika gejala menopause sudah mengganggu keseharian, atau ketika Anda mengalami perdarahan setelah menopause. Dokter bisa melakukan tes pemeriksaan kesehatan seperti kolonoskopi, mamografi, dan pemeriksaan trigliserida.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut perlu dilakukan untuk skrining kesehatan Anda di usia ini. Dokter akan merekomendasikan tes lain, termasuk tes tiroid maupun pemeriksaan dada serta pinggul.
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis menopause agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved