logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Menopause

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Menopause adalah tanda penuaan pada wanita yang membuat ovarium berhenti memproduksi estrogen

Menopause diawali dengan siklus menstruasi yang tidak teratur hingga berhenti sepenuhnya

Pengertian menopause

Menopause adalah akhir dari siklus menstruasi. Kondisi ini menandai akhir dari masa reproduksi seorang wanita. Sebab pada kondisi ini, wanita tidak akan lagi mengalami menstruasi dan tidak dapat hamil.

Menopause memiliki tiga tahapan, yakni:

1. Perimenopause

Fase perimenopause ini terjadi saat ovarium secara perlahan menghasilkan lebih sedikit estrogen. Di tahap ini pula, ovarium berhenti melepaskan sel telur yang ditandai dengan tidak terjadi lagi menstruasi. Periode ini biasanya berlangsung selama 1-2 tahun hingga beralih ke fase menopause.

2. Menopause

Fase ini ditandai dengan menstruasi yang telah terhenti setidaknya selama satu tahun sejak menstruasi terakhir. Ovarium telah berhenti melepaskan sel telur dan tidak lagi menghasilkan sebagian besar estrogennya.

3. Pascamenopause

Tahapan ini terjadi setelah menopause berlangsung selama bertahun-tahun. Gejala-gejala yang dirasakan semasa menopause akan mereda di tahap pascamenopause. Namun, risiko kesehatan yang berhubungan dengan kadar estrogen akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Menopause adalah bagian natural dari proses penuaan yang umumnya terjadi pada wanita berusia antara 45-55 tahun, Hanya sekitar 1 dari 100 wanita yang mengalami menopause prematur, yang terjadi sebelum 40 tahun.

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan pada 2019 mencatat, rata-rata usia menopause wanita Indonesia adalah 50-51 tahun. Usia tersebut relatif sama dengan wanita di negara Asia lainnya mau pun negara Barat.

 

Tanda dan gejala menopause

Menopause ditandai dengan terjadinya satu atau semua gejala berikut:

  • Vagina terasa kering, sehingga tidak nyaman ketika berhubungan seks
  • Hot flashes, yaitu sensasi hangat atau panas yang menyebar di seluruh tubuh
  • Menggigil
  • Berkeringat pada malam hati
  • Kesulitan tidur (insomnia)
  • Perubahan mood
  • Penambahan berat dan metabolisme yang melambat
  • Rambut yang menipis dan kulit, mata atau mulut yang kering
  • Kepadatan payudara yang berkurang
  • Sering ingin buang air kecil secara mendadak dan sulit ditahan

Wanita yang masih dalam tahap perimenopause biasanya mengalami gejala seperti:

  • Nyeri payudara
  • Sindrom pramenstruasi (PMS) yang semakin parah
  • Menstruasi menjadi tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi selama beberapa bulan
  • Menstruasi yang lebih berat atau ringan dari biasanya

Beberapa wanita mungkin juga mengalami gejala berupa:

  • Jantung berdebar kencang
  • Sakit kepala
  • Nyeri dan nyeri sendi dan otot
  • Perubahan libido (dorongan seks)
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kehilangan ingatan sementara
  • Penambahan berat badan

 

Penyebab menopause

Menopause terjadi sebagai respons alami dari bertambahnya usia ovarium. Menuanya ovarium seseorang akan berdampak pada menurunnya pembentukan hormon reproduksi.

Sebab, ovarium adalah indung telur yang menghasilkan sel telur dan juga hormon reproduksi. Hormon-hormon ini berfungsi untuk mengatur menstruasi dan pelepasan sel telur (ovulasi) yang dibutuhkan dalam sistem reproduksi.

Pada usia tertentu, umumnya di usia 50 tahunan, ovarium akan mengalami penurunan fungsi yang ditandai berkurangnya hormon-hormon reproduksi berikut ini:

  • Estrogen
  • Progesteron
  • Testosteron
  • Hormon perangsang folikel (FSH)
  • Hormon luteinizing (LH)

Perubahan kadar hormon-hormon tersebut kemudian menyebabkan hilangnya folikel ovarium yang aktif. Hilangnya folikel pada ovarium akan memicu terhentinya pelepasan telur dari dinding ovarium. Akibatnya, menstruasi pun terhenti.


Penyebab lain menopause

Di samping proses penuaan natural, beberapa kasus menopause dapat dipicu oleh kondisi berikut ini:

  • Ooforektomi bilateral atau operasi pengangkatan ovarium
  • Ablasi ovarium atau penghentian fungsi ovarium, yang dapat dilakukan dengan terapi hormon, pembedahan, atau teknik radioterapi
  • Radiasi panggul
  • Cedera panggul yang merusak atau menghancurkan ovarium
  • Beberapa pengobatan kanker payudara, seperti kemoterapi atau radioterapi
  • Kondisi medis seperti sindrom Down atau penyakit Addison

 

Diagnosis menopause

Dalam mendiagnosis menopause, biasanya dokter akan meninjau riwayat kesehatan, pola menstruasi, serta tanda dan gejala yang dirasakan oleh pasien.

Terkadang, dokter melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon FSH. Umumnya, dokter akan menyatakan kondisi menopause pada pasien dengan kadar FSH dalam darah yang meningkat menjadi 30 mIU/mL secara konsisten, disertai menstruasi yang telah terhenti selama setahun.

Akan tetapi perlu diingat, kadar hormon pada wanita dapat berfluktuasi. Oleh karena itu, pengukuran kadar hormon bukan metode yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis menopause.

Hingga saat ini, tidak ada tes dapat yang dapat memastikan telah terjadinya menopause atau pun memprediksi waktu terjadinya menopause di masa mendatang.

Baca juga: Menopause pada Pria, Apa Bedanya dengan Wanita?

Advertisement

Cara mengobati menopause

Menopause adalah hal yang natural untuk terjadi dan tidak dapat diobati. Namun, gejala yang dialami selama masa menopause dapat diredakan dengan berbagai cara berikut ini.

1. Pemberian hormon dan obat-obatan

Berikut ini hormon maupun obat-obatan yang bisa menjadi pilihan dalam meredakan gejala pada masa menopause.

  • Terapi hormon

    Terapi hormon berupa pemberian estrogen atau kombinasinya dengan progesterone adalah pengobatan paling efektif untuk meringankan rasa panas di sekujur tubuh karena menopause. Dokter akan merekomendasikan estrogen dengan dosis terendah dan dalam waktu yang singkat untuk meringankan gejala dengan mempertimbangkan riwayat medis keluarga dan pribadi.
  • Vaginal estrogen

    Hormon ini digunakan untuk menghilangkan kekeringan pada vagina. Jenis estrogen ini dapat berbentuk krim, tablet atau cincin khusus yang dimasukkan langsung ke dalam vagina.
  • Antidepresan dosis rendah

    Obat antidepresan yang disebut selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dapat mengurangi rasa hangat dan kemerahan. Antidepresan dengan dosis rendah dapat mengontrol hot flushes dan berguna untuk wanita yang tidak dapat mengkonsumsi estrogen.
  • Gabapentin

    Obat ini digunakan untuk mengobati kejang, sekaligus mengurangi hot flushes.
  • Klonidine

    Klonidine adalah pil yang biasa digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan dapat membantu meringankan hot flushes.
  • Obat osteoporosis

    Tergantung dari kebutuhan pasien, dokter akan merekomendasikan obat untuk mencegah dan mengobati osteoporosis.

2. Perubahan gaya hidup

Selain itu, menjalani gaya hidup sehat berikut ini juga penting untuk meredakan gejala menopause.

  • Mengatur pola makan

    Batasi jumlah kafein dan makanan pedas yang Anda konsumsi, karena keduanya dapat memperparah hot flash pada menopause. Selain itu, konsumsi makanan yang mengandung estrogen nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan atau sayuran juga penting untuk memenuhi kebutuhan estrogen Anda.
  • Membatasi kegiatan

    Batasilah kegiatan yang dapat memicu terjadinya hot flash. Anda bisa melakukannya dengan berhenti merokok, memastikan kamar tidur agar tetap sejuk, dan menjaga berat badan tetap ideal.
  • Berolahraga secara teratur

    Olahraga dapat membantu Anda tidur lebih nyenyak dan meredakan beberapa gejala menopause. Selain itu, olahraga dapat memperbaiki suasana hati dan menghilangkan ketakutan atau kecemasan yang dirasakan selama menopause. 

Baca juga: Diet Perimenopause untuk Menghadapi Menopause tanpa Gangguan


Komplikasi

Tanpa perawatan yang tepat, menopause bisa menimbulkan komplikasi berupa:

  • Atrofi atau pengecilan vagina dan vulva
  • Dyspareunia atau nyeri saat berhubungan seksual
  • Melambatnya fungsi metabolisme
  • Osteoporosis
  • Perubahan emosional secara tiba-tiba
  • Katarak
  • Penyakit periodontal
  • Kandung kemih yang terlalu aktif
  • Penyakit jantung atau pembuluh darah

Baca jawaban dokter: Istri tidak mau berhubungan intim setelah menopause, adakah tips untuk mengatasinya?

 

Cara mencegah menopause

Menopause adalah bagian alami dari siklus hidup wanita. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk mencegahnya. Meski begitu, Anda dapat meredakan gejalanya dan mencegah komplikasi yang kerap disebabkan oleh menopause, dengan cara:

  • Mengonsumsi makanan sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Tidur yang cukup
  • Menjaga kesehatan dan kekuatan tulang
  • Menjaga tekanan darah agar tetap normal

Baca juga: Cara Mencegah Menopause Dini Sebelum Terlambat

 

 

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Berkonsultasilah dengan dokter jika gejala menopause sudah mengganggu keseharian, atau ketika Anda mengalami perdarahan setelah menopause. Dokter bisa melakukan tes pemeriksaan kesehatan seperti kolonoskopi, mamografi, dan pemeriksaan trigliserida.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut perlu dilakukan untuk skrining kesehatan Anda di usia ini. Dokter akan merekomendasikan tes lain, termasuk tes tiroid maupun pemeriksaan dada serta pinggul.

 

 

 

 

 

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Buat catatan mengenai pola menstruasi Anda setahun ke belakang
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

 

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda masih mengalami menstruasi?
  • Kapan periode terakhir Anda menstruasi?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terhadap menopause?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis menopause agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

 

 

Advertisement

menopausemenstruasidiet perimenopausegangguan menstruasi

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved