Meningitis adalah kondisi peradangan pada selaput pembungkus otak dan sumsum tulang belakang. Selaput ini disebut selaput meninges.
Berdasarkan penyebabnya, terdapat beberapa macam meningitis. Jenis yang paling sering ditemui adalah meningitis akibat infeksi virus.
Selain itu, meningitis juga bisa terjadi karena infeksi bakteri, meskipun relatif termasuk jarang terjadi. Apabila disebabkan oleh bakteri, penyakit ini biasanya lebih berat dan memiliki komplikasi yang serius.
Semua orang dari berbagai usia bisa terkena meningitis. Tapi penyakit ini lebih rentan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Meningitis dapat menyebabkan komplikasi fatal bila tidak ditangani dengan segera. Karena itu, mengenali gejalanya sejak dini sangatlah penting
Gejala meningitis sangat penting untuk dikenali secepatnya karena penyakit langka ini termasuk berbahaya. Beberapa tandanya meliputi:
Secara umum, gejala-gejala meningitis meliputi:
Pada anak-anak yang tidak dapat menjelaskan keluhannya, Anda sebaiknya memperhatikan tanda-tanda meningitis di bawah ini:
Baca juga: Apakah Meningitis Menular?
Penyebab meningitis dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis di bawah ini:
Meningitis virus merupakan jenis yang paling umum terjadi. Virus yang biasanya menjadi penyebabnya meliputi coksackie virus A, coksackie virus B, echovirus, West Nile virus, virus influenza, gondongan, HIV, dan campak jerman (measles).
Meski begitu, jenis meningitis ini termasuk lebih ringan bila dibandingkan meningitis bakteri. Sebagian penderitanya bahkan dapat sembuh tanpa pengobatan.
Meningitis bakterialis dapat menular dan menjadi fatal jika tidak ditangani dengan saksama. Jenis bakteri yang paling sering memicu meningitis tipe ini adalah Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenza, Listeria monocytogenes, dan Staphylococcus aureus.
Jenis meningitis ini langka dan disebabkan oleh jamur yang menginfeksi tubuh, yang kemudian menyebar dari aliran darah menuju otak dan sumsum tulang belakang.
Orang dengan sistem imun yang lemah lebih mudah untuk mengalami meningitis jamur. Contohnya, penderita HIV, orang yang menjalani pengobatan kemoterapi untuk menangani kanker, serta orang yang mengonsumsi obat penekan sistem imunn.
Sederet jenis jamur yang dapat menyebabkan meningitis meliputi Cryptococcus, Blastomyces, Histoplasma, dan Coccidiodes.
Jenis ini lebih jarang terjadi dibandingkan meningitis virus maupun bakteri. Meningitis parasit bisa disebabkan oleh parasit yang ditemukan di tanah, feses, siput, ikan mentah, serta unggas.
Meningitis parasit tidak ditularkan antarmanusia. Penyakit ini menular melalui parasit yang menginfeksi hewan atau terdapat pada makanan, yang kemudian dikonsumsi oleh manusia.
Ini adalah jenis meningitis yang dipicu oleh kondisi medis atau perawatan medis tertentu. Misalnya, penyakit lupus, cedera kepala, operasi otak, kanker, hingga konsumsi obat-obatan tertentu.
Sederet faktor risiko meningitis berikut bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena penyakit ini:
Risiko meningitis bisa meningkat pada semua orang yang belum menyelesaikan jadwal imunisasi anak maupun dewasa yang telah dianjurkan.
Sebagian besar kasus meningitis virus terjadi pada balita (bayi di bawah lima tahun). Sementara meningitis bakteri paling sering menyerang pada orang yang berusia di bawah 20 tahun.
Meningitis pada anak tidak memiliki gejala sama sekali. Penularannya bisa melalui kontak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi, menyentuh benda yang telah tercemar (seperti gagang pintu atau mainan) lalu menyentuh hidung, mulut, serta mata, dan droplet dari penderita saat bersin maupun batuk.
Pada anak, infeksi biasanya dimulai pada saluran pernapasan. Misalnya, pilek, sinusitis, dan infeksi telinga. Pemicu infeksi lalu bisa masuk ke aliran darah hingga mencapai otak dan sumsum tulang belakang.
Seorang anak lebih berisiko untuk mengalami meningitis jika ia mengidap infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur.
Hidup di lingkungan komunitas bisa meningkatkan kemungkinan Anda untuk mengidap meningitis, seperti tinggal di asrama.
Kehamilan bisa mempertinggi risiko terjadinya listeriosis, yakni infeksi bakteri listeria. Infeksi ini kemudian dapat menyebabkan kemungkinan meningitis.
Kelompok orang yang memiliki imunitas lemah akan lebih rentan untuk terkena meningitis. Misalnya, pengidap HIV/AIDS, pecandu alkohol, penderita diabetes, serta orang yang menggunakan obat penekan sistem kekebalan tubuh.
Dokter akan mulai diagnosis meningitis dengan menanyakan gejala yang dialami oleh pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan menilai ada tidaknya demam, peningkatan detak jantung, kaku leher, dan penurunan tingkat kesadaran. Setelah itu, dokter dapat menganjurkan serangkaian pemeriksaan penunjang yang meliputi:
Tes ini bertujuan mendeteksi ada tidaknya bakteri dalam darah.
CT scan atau MRI di kepala bisa dianjurkan untuk mendeteksi pembengkakan atau inflamasi. Pemeriksaan pencitraan juga dapat dilakukan dengan CT scan dada atau sinus untuk menunjukkan infeksi di daerah lain yang berhbungan dengan meningitis.
Untuk pemeriksaan yang lebih akurat, sampel cairan serebrospinal dalam tulang belakang akan diambil dengan prosedur pungsi lumbal. Melalui sampel ini, dokter akan mengukur kadar gula, sel darah putih, dan protein.
Meningitis dapat dideteksi dengan kadar gula yang rendah dan kadar sel darah putih serta protein yang tinggi.
Mendeteksi kehadiran virus di cairan serebrospinal dengan metode tes DNA atau antibodi juga bisa dilakukan guna mengetahui jenis virus yang menyebabkan meningitis.
Baca jawaban dokter: Apa penyebab kejang berulang pada anak?
Advertisement
Pengobatan meningitis dapat dilakukan dengan beberapa langkah di bawah ini:
Untuk meningitis yang disebabkan bakteri, penanganannya berupa pemberian obat antibiotik spektrum luas melalui intravena (infus) dan obat kortikosteroid. Dokter juga bisa mengeluarkan semua cairan sinus atau mastoid yang telah terinfeksi.
Untuk meningitis akibat virus, penderita biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melancarkan proses pemulihan meliputi:
Dokter mungkin akan memberikan obat kosrtikosteroid untuk mengurangi pembengkakan di otak dan obat antikejang guna mencegah kejang.
Bila penyebab meningitis tidak jelas walaupun sudah dilakukan pemeriksaan penunjang, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik dan antivirus secara bersamaan.
Penanganan meningitis jamur dilakukan dengan penggunaan obat-obatan antijamur.
Meningitis akibat parasit akan diobati berdasarkan gejala jenis parasit yang menjadi penyebabnya.
Untuk meningitis non-infeksi yang akibat kondisi autoimun, akan diobati dengan pemberian kortikosteroid. Sedangkan meningitis yang terkait dengan kanker, memerlukan terapi yang lebih spesifik untuk kanker.
Penyakit meningitis yang tidak ditangani secepatnya dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Untuk mencegah terjadinya meningitis, Anda bisa melakukan beberapa langkah pencegahan di bawah ini:
Harap diingat bahwa tidak semua orang boleh mendapatkan vaksin meningitis. Vaksinasi hanya dianjurkan bagi mereka yang berisiko tinggi mengalami meningitis, seperti pelajar yang tinggal di asrama dan belum pernah mendapatkan vaksin meningitis, anak berusia 11 tahun ke atas, calon haji, serta orang yang akan mengunjungi wilayah dengan kasus infeksi meningitis yang tinggi.
Baca juga: 4 Langkah Efektif Mencegah Meningitis pada Bayi dan Anak-Anak
Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami:
Segera ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD) apabila gejala-gejala meningitis sudah parah. Pengobatan yang cepat dapat menentukan tingkat harapan hidup penderita.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis meningitis. Dengan ini, jenis meningitis bisa diketahui dan penanganan yang tepat pun bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved