Marasmus adalah salah satu bentuk malnutrisi (gizi buruk) energi protein yang parah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mengonsumsi cukup protein dan kalori.
Tanpa nutrisi penting ini, energi tubuh bisa menjadi sangat rendah dan fungsi vital mulai berhenti. Selain itu, jika dibiarkan kondisi ini juga bisa memicu gangguan kesehatan yang lebih serius.
Marasmus bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa, namun kondisi ini biasanya lebih sering dialami anak-anak, khususnya anak-anak di negara berkembang.
Menurut data kementerian kesehatan RI, prevalensi gizi buruk dan gizi kurang meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013. Prevalensi sangat pendek turun 0,8% dari tahun 2007, tetapi prevalensi pendek naik 1,2% dari tahun 2007. Prevalensi sangat kurus turun 0,9% dari tahun 2007. Prevalensi kurus turun 0,6% dari tahun 2007.
Tanda dan gejala marasmus yang paling umum adalah kekurangan berat badan. Anak-anak dengan kondisi ini kehilangan banyak massa otot dan lemak subkutan. Lemak subkutan adalah lapisan lemak tepat di bawah kulit.
Selain itu, tanda dan gejala marasmus lain yang umum dialami anak-anak adalah:
Anak-anak yang kekurangan gizi parah mungkin terlihat lebih tua dan memiliki sedikit atau bahkan tidak ada energi untuk melakukan apapun. Marasmus juga dapat membuat anak-anak mudah marah dan mudah tersinggung, tetapi hal ini biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak yang menderita kwashiorkor.
Kwashiorkor adalah bentuk lain dari malnutrisi serius. Kwashiorkor menyebabkan penumpukan cairan di tubuh yang dapat menyebabkan wajah membulat dan perut menjadi buncit atau yang biasa disebut dengan busung lapar.
Penyebab utama marasmus adalah malnutrisi. Hal ini terjadi ketika ini terjadi pada anak-anak tidak mengonsumsi cukup protein, kalori, karbohidrat, dan nutrisi penting lainnya. Selain itu, marasmus juga bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
Selain itu, beberapa faktor risiko marasmus pada anak-anak meliputi:
Sedangkan faktor risiko marasmus pada orang dewasa, meliputi:
Diagnosis marasmus dilakukan dengan cara melakukan beberapa tes di bawah ini:
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengukur tinggi dan berat badan, jika dari hasil pengukuran tersebut, tinggi dan berat badan anak di bawah standar sehat pada usia tertentu, kemungkinan anak menderita marasmus.
Tubuh anak yang lemas dan tidak berenergi juga bisa merupakan salah satu indikasi anak mengalami marasmus.
Tes darah berguna untuk mendeteksi hemoglobin glukosa darah, albumin serum, dan elektrolit. Meskipun begitu cara ini biasanya jarang dilakukan untuk mendiagnosis marasmus. Hal ini karena anak-anak yang menderita marasmus juga biasanya mengalami infeksi yang bisa memengaruhi darah.
Advertisement
Beberapa cara mengobati marasmus yang bisa dilakukan, yaitu:
Selain dokter juga biasanya akan menyarankan pasien untuk meningkatkan asupan kalori dengan cara mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan karbohidrat dan kalori.
Sama hal lainnya seperti kondisi lain, marasmus juga bisa memicu komplikasi, seperti:
Cara mencegah marasmus yang bisa dilakukan meliputi:
Hubungi dokter bila Anda atau anak mengalami gejala-gejala marasmus yang telah disebutkan di atas.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis marasmus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved