1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Malnutrisi energi protein bisa mengarah pada berat badan di bawah normal, atau malah berlebihan
Malnutrisi energi protein adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh mengalami kelebihan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Umumnya, malnutrisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi.
Malnutrisi jenis ini disebabkan karena kurangnya protein, kalori, atau zat gizi mikro. Akibatnya, malnutrisi ini mengarah pada wasting, stunting, dan underweight.
Malnutrisi jenis ini disebabkan oleh konsumsi nutrisi tertentu, seperti protein, kalori atau lemak, dan lainnya secara berlebihan. Akibatnya, kondisi ini mengarah pada overweight (kelebihan berat badan) atau obesitas.
Orang yang kekurangan asupan makanan (undernourished) biasanya tidak mendapatkan vitamin dan mineral, terutama zat besi, seng, vitamin A dan yodium. Mikronutrien juga dapat terjadi karena kelebihan nutrisi, tanpa adanya asupan vitamin dan mineral secara cukup, pada saat yang bersamaan.
Oleh karena itu, dalam kasus ini, kandungan makanan seperti makanan yang tinggi kalori atau lemak dan rendah nutrisi, dapat meningkatkan risiko terhadap malnutrisi. Misalnya jika terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dan mengandung gula.
Secara umum, tanda dan gejala malnutrisi energi protein dibedakan berdasarkan jenisnya. Berikut penjelasannya.
Kekurangan nutrisi biasanya ditandai dengan gejala berikut ini:
Kekurangan nutrisi juga dibedakan menjadi dua, yaitu kwashiorkor dan marasmus. Kwashiorkor adalah kekurangan protein yang parah, sehingga menyebabkan retensi cairan dan perut menonjol. Sedangkan marasmus adalah kekurangan kalori yang parah, menyebabkan pengecilan dan kehilangan lemak dan otot yang signifikan.
Selain itu, kekurangan nutrisi juga dapat menyebabkan defisiensi mikronutrien. Beberapa kekurangan paling umum dan gejalanya adalah sebagai berikut.
Kelebihan nutrisi ditandai dengan gejala berikut ini:
Penyebab malnutrisi energi protein meliputi:
Masalah Kesehatan seperti gangguan pencernaan atau demensia.
Beberapa jenis obat memiliki efek samping seperti menurunkan nafsu makan, yang dapat meningkatkan risiko terkena malnutrisi.
Menu makan terbatas, seperti kurangnya akses untuk mendapatkan makanan.
Hal ini dapat menyebabkan seseorang kesulitan untuk mendapatkan makanan memadai.
Gangguan mental seperti depresi atau penyakit mental lain, yang dapat meningkatkan risiko terkena malnutrisi.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu pencernaan serta penyerapan nutrisi.
Faktor-faktor risiko malnutrisi energi protein tersebut meliputi:
Diagnosis malnutrisi energi protein dilakukan dengan cara berikut ini:
Advertisement
Cara mengobati malnutrisi energi protein umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan kondisi kesehatan secara umum.
Dokter biasanya merekomendasikan langkah-langkah ini untuk mengatasi malnutrisi.
Mengubah menu makan, yaitu dengan membuat daftar menu makan khusus untuk memastikan penderita mendapatkan nutrisi yang cukup, dengan mengonsumsi makanan sehat.
Penderita yang mengalami masalah menelan atau terkena penyakit kronis. dapat memperoleh asupan nutrisi melalui:
Jika tidak ditangani dengan optimal, malnutrisi energi protein dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Cara paling efektif untuk mencegah malnutrisi adalah mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, yaitu antara lain dengan:
Berkonsultasilah dengan dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan yang berisiko berujung pada malnutrisi. Selain itu, apabila Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda terkena malnutrisi, segera temui dokter.
Dengan demikian, dokter dapat memberikan perawatan yang sesuai, seperti membuat daftar menu makanan atau memberikan suplemen.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis malnutrisi energi protein agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved