1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Malnutrisi adalah kondisi yang bisa dialami pemilik tubuh sangat kurus maupun sangat gemuk
Malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak seimbang. Ini berarti, malnutrisi tidak hanya mengacu pada kondisi kekurangan asupan makan (undernutrition).
Istilah malnutrisi juga bisa digunakan untuk menggambarkan orang yang makan dengan cukup, tapi nutrisinya tidak seimbang (unbalanced diet), serta individu dengan kelebihan berat badan (overweight).
Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO), malnutrisi mencakup berbagai kondisi yang terkait dengan gizi. Beberapa di antaranya adalah:
Secara global, WHO juga memperkirakan ada 1,9 juta orang dewasa yang terlalu gemuk dan 462 juta orang dewasa dengan kondisi kelewat kurus. Malnutrisi sering terjadi pada negara berpenghasilan rendah hingga sedang.
Sementara di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, terdapat 17,7% balita masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita kurang gizi sebanyak 13,8%.
Malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, melainkan juga berdampak pada pendidikan dan masa depan.
Gejala malnutrisi tentu berbeda-beda, sesuai dengan kondisi yang dialami oleh penderitanya. Berikut ini penjelasannya.
Gejala kekurangan gizi meliputi:
Pada kasus kekurangan gizi yang berat, penderita dapat mengalami:
Pada tahap akhir kekurangan gizi, penderita bahkan bisa mengalami gagal napas dan gagal jantung.
Bila terjadi pada masa kanak-kanak, gangguan perilaku dan gangguan kecerdasan bisa terjadi. Bahkan dengan pengobatan pun, masalah kesehatan mental dan gangguan pencernaan masih mungkin muncul.
Orang yang mengalami kekurangan gizi pada saat usia dewasa biasanya dapat pulih total tanpa komplikasi bila menjalani pengobatan yang tepat.
Kurangnya asupan makanan dengan kandungan vitamin dan mineral (yang disebut mikronutrisi) disebut sebagai micronutrient-related malnutrition.
Mikronutrisi yang paling banyak menjadi perhatian dunia adalah yodium, vitamin A, dan zat besi. Sebab, kekurangan mikronutrisi ini merupakan ancaman besar bagi kesehatan dan perkembangan populasi penduduk dunia, terutama bagi anak-anak dan wanita hamil.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia atau kurang darah yang memicu keluhan berupa:
Obesitas atau kegemukan ditentukan oleh indeks massa tubuh di atas 30. Kegemukan sendiri tidak menimbulkan gejala medis yang nyata.
Namun, obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit-penyakit kronis. Contohnya, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Gejala yang dialami pengidap obesitas umumnya berupa:
Baca juga: Selain Gaya Hidup, 9 Hal Ini Bisa Menjadi Penyebab Obesitas
Penyebab malnutrisi adalah kombinasi dari faktor lingkungan dan faktor kondisi kesehatan yang dialami oleh penderita. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai penyebabnya.
Kekurangan gizi dan nutrisi tidak seimbang biasanya berhubungan dengan:
Obesitas umumnya disebabkan oleh kombinasi faktor keturunan, metabolik, dan perubahan hormon dalam tubuh. Namun faktor lingkungan, pola hidup, dan stres juga bisa ikut andil sebagai pemicunya.
Baca jawaban dokter: Ciri-ciri kekurangan gizi
Dokter mendiagnosis malnutrisi dengan menentukan status gizi pasien, melalui pengukuran indeks massa tubuh yang mencakup berat badan dan tinggi tubuh.
Berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh Asia-Pacific Task Force, berikut ini penjelasannya.
Pada anak-anak, status gizi akan diketahui dengan menentukan titik status gizi anak sesuai kurva pertumbuhannya.
Bila dokter mencurigai keadaan yang Anda alami sebagai defisiensi mikronutrien (seperti zat besi, vitamin A, maupun kekurangan hormon tiroid), dokter akan menganjurkan tes darah.
Baca juga: Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) yang Akurat
Advertisement
Penanganan malnutrisi tergantung dari jenis dan tingkat keparahan gangguan gizi yang dialami oleh penderita. Namun secara garis besar, berikut ini perawatannya berdasarkan status gizi pasien.
Pada kekurangan gizi akut yang memicu syok karena dehidrasi berat, dokter akan merekomendasikan terapi untuk menambal kekurangan cairan dan elektrolit, termasuk nutrisi tambahan.
Jika pasien memiliki masalah dalam menelan makanan atau disfagia, tim medis mungkin akan memasangkan sebuah tabung makan.
Setelah kondisi penderita stabil, dokter akan mendiskusikan rencana penanganan secara spesifik agar sesuai kondisi. Salah satunya adalah dengan pengaturan pola makan dan pemberian suplemen.
Ahli gizi dapat merancang rencana diet khusus untuk memastikan pasien mendapatkan cukup nutrisi. Selain itu, pasien juga akan diminta untuk:
Jika langkah-langkah tersebut tidak cukup, menambahkan nutrisi tambahan dalam bentuk suplemen mungkin disarankan oleh dokter gizi.
Orang yang mengalami obesitas tentu harus memperbaiki pola makan dan gaya hidup. Mulai dari mengurangi porsi makan, memperbanyak konsumsi serat, menurunkan berat badan, hingga berolahraga.
Bila yang Anda alami adalah ketidakseimbangan gizi mikronutrien, dokter akan memberikan obat sesuai defisiensi tersebut. Misalnya, suplemen zat besi, vitamin A, dan sebagainya.
Selain itu, pemantauan rutin dapat membantu memastikan bahwa asupan kalori dan nutrisi yang masuk sudah tepat.
Langkah ini dapat disesuaikan ketika kebutuhan kalori mapun nutrisi pasien berubah. Misalnya, pasien yang menerima nutrisi tambahan akan mulai makan secara normal jika targetnya sudah tercapai.
Malnutrisi, baik itu obesitas mau pun underweight dapat menimbulkan berbagai komplikasi berikut ini, apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Pencegahan malnutrisi harus dilakukan dengan menerapkan pola makan yang sehat dan siembang. Misalnya, mengonsumsi makanan dan minuman yang seimbang dalam hal karbohidrat, lemak, protein, vitamin, serta mineral.
Para penderita gangguan saluran pencernaan (seperti penyakit Crohn, penyakit Celiac, kecanduan alkohol, dan penyakit lainnya) sebaiknya mendapatkan penanganan yang tepat untuk menghindari terjadinya malnutrisi.
Khusus untuk bayi, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif merupakan cara terbaik untuk mencegah malnutrisi pada anak di kemudian hari.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala-gejala malnutrisi, termasuk kekurangan dan ketidakseimbangan gizi, maupun obesitas.
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dan bisa menganjurkan beberapa pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab malnutrisi yang Anda alami. Dokter juga mungkin merujuk Anda ke dokter ahli gizi klinis untuk mendapatkan terapi yang spesifik sesuai status gizi.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved