logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Limfoma non-Hodgkin

1 Jun 2021

| Popy Hervi Putri

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Kanker seperti Limfoma non-Hodgkin dapat diatasi dengan kemoterapi dan radioterapi

NHl menyerang sistem limfatik atau kelenjar getah bening sebagai bagian sistem imun

Pengertian limfoma non-hodgkin

Limfoma non-Hodgkin (NHL) adalah jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, yang menjadi bagian dari sistem imun. Kondisi ini bermula saat tumor tumbuh dari limfosit yang merupakan sel darah putih.

Limfoma atau kanker getah bening terdiri dari dua jenis, yaitu limfoma non-Hodgkin dan limfoma Hodgkin. NHL merupakan limfoma yang lebih umum terjadi dibandingkan tipe limfoma Hodgkin.

Limfoma Hodgkin berbeda dari limfoma non-Hodgkin. Limfoma Hodgkin memiliki sel Reed-Sternberg, dan limfoma non-Hodgkin tidak.

Banyak jenis kanker yang dapat menyebar ke kelenjar getah bening. Namun, hanya kanker yang bermula pada kelenjar atau jaringan getah bening lah yang disebut sebagai limfoma.

Penanganannya diberikan berdasarkan tipe maupun jenis limfoma. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui jenis limfoma yang diderita. Jenis-jenis penyakit ini adalah:

  • Leukemia limfositik kronis
  • Limfoma sel B kutaneus
  • Limfoma sel-T kutaneus
  • Limfoma folikular
  • Waldenstrom macroglobulinemia

 

Tanda dan gejala limfoma non-hodgkin

Ada beberapa gejala limfoma non-hodgkin dapat muncul. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Nyeri dan bengkak pada area perut
  • Nyeri pada area dada
  • Batuk
  • Sulit bernapas
  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher,ketiak atau selangkangan (pangkal paha) tanpa rasa saki
  • Mudah Lelah
  • Sering demam
  • Kerap berkeringat pada malam hari walaupun suhu tidak sedang panas
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

 

Penyebab limfoma non-hodgkin

Penyebab utama limfoma non-Hodgkin adalah mutasi atau perubahan DNA pada sel darah putih bernama limfosit. Pencetus mutasi DNA ini belum diketahui secata pasti.

DNA berfungsi untuk mengatur pertumbuhan sel. Apabila terjadi mutasi DNA sel-sel khususnya limfosit akan berkembang secara tidak terkendali.

Limfosit yang tidak sehat dapat berkembang pada satu kelenjar getah bening atau lebih, misalnya pada kelenjar getah bening leher, ketiak, atau selangkangan. Secara perlahan, penyakit ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti:

  • Sumsum tulang
  • Limpa
  • Hati
  • Kulit
  • Paru-paru
  • Perut
  • Otak

Namun untuk beberapa kasus, NHL terjadi pada organ tubuh selain kelenjar getah bening. Para pakar memperkirakan mutasi DNA menyebabkan NHL biasanya terjadi akibat  paparan terhadap radiasi, kemoterapi, infeksi dan bahan kimia yang karsinogenik (menyebabkan kanker).

 Meski demikian, seringkali perubahan genetik ini terjadi tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini tampaknya lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, sehingga NHL memang kerap ditemukan pada orang berusia lanjut.

 

Faktor Risiko limfoma non-Hodgkin

Beberapa faktor risiko terjadinya limfoma non-Hodgkin adalah:

  • Usia lanjut (di atas 60 tahun)
  • Paparan terhadap bahan kimia tertentu, seperti insektisida
  • Berat badan lebih (obesitas) dan konsumsi makanan tinggi lemak
  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan penyakit seperti HIV/AIDS
  • Menderita kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren
  • Menderita infeksi virus seperti Epstein-Barr virus, virus limfotropik sel T manusia (HTLV-Human T-cell Lymphotropic Virus), atau mendapat infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori, yang biasanya menyerang lapisan lambung dan usus kecil
  • Menderita penyakit celiac yang disebabkan oleh reaksi terhadap gluten, dan mengakibatkan peradangan pada usus kecil
  • Menjalani radioterapi atau kemoterapi
  • Limfoma non-Hodgkin tidak menular dan tidak diwariskan. Namun, individu dengan keluarga yang memiliki riwayat Limfoma non-Hodgkin, akan berisiko lebih besar untuk mengalami penyakit tersebut.

 

Diagnosis limfoma non-hodgkin

Dokter akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami dan faktor risiko limfoma non-Hodgkin yang Anda miliki.

  • Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memantau ukuran dan kondisi kelenjar getah bening dan ada tidaknya pembesaran organ hati serta limpa.

  • Tes darah dan tes urine

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menentukan ada tidaknya infeksi serta mengevaluasi fungsi hati dan ginjal. Misalnya, tes darah dan tes urine.

Dokter juga mungkin menganjurkan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi virus tertentu, seperti hepatitis B, hepatitis C, atau HIV. Pasalnya, infeksi virus ini akan mempengaruhi metode pengobatan yang akan diberikan.

  • Tes pencitraan

Tes pencitraan umumnya digunakan untuk membantu mendiagnosis gejala Limfoma non-Hodgkin dengan mengetahui lokasi tumor dan penyebaran sel-sel kanker. Beberapa tes pencitraan yang mungkin disarankan dokter meliputi X-ray, CT scan, MRI, dan PET scan.

  • Biopsi

Biopsi adalah cara paling akurat untuk mengonfirmasi dan menegakkan diagnosis penyakit ini. Pada saat biopsi, dokter akan mengambil sampel jaringan dari kelenjar limfe.

Sampel tersebut kemudian diperiksa di laboratorium untuk menentukan diagnosis serta stadium limfoma ini.

 

Stadium limfoma non-Hodgkin

Berdasarkan pemeriksaan biopsi dan pencitraan, limfoma non Hodgkin terbagi menjadi empat stadium di bawah ini:

  • Stadium 1

Limfoma hanya terjadi pada satu kelenjar getah bening, atau satu organ limfoid seperti tonsil (amandel).

  • Stadium 2

Limfoma terjadi pada dua kelompok kelenjar getah bening atau lebih pada zona yang sama. Seseorang dikatakan mengalami NHL stadium 2 jika terjadi limfoma ada pada zona yang sama, cotohnya leher dan ketiak.

  • Stadium 3

Terjadi pembesaran kelenjar getah bening di dua zona yang berbeda atau limfoma muncul di kelenjar getah bening di zona atas diafragma serta pada organ limpa.

  • Stadium 4

Limfoma sudah menyebar ke setidaknya satu organ selain organ atau kelenjar getah bening, seperti sumsum tulang, hati, atau paru.

 

Advertisement

Cara mengobati limfoma non-hodgkin

Cara mengobati limfoma non-Hodgkin umumnya akan tergantung dari tingkat keparahannya dan seberapa lama Anda sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa metode penanganan limfoma non-Hodgkin antara lain:

  • Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat yang disuntikkan, maupun pil untuk mematikan sel kanker. Kemoterapi dapat dilakukan tersendiri atau digabungkan dengan terapi lainnya.

  • Terapi radiasi

Terapi radiasi atau radioterapi menggunakan sinar bertenaga tinggi untuk membunuh sel-sel kanker atau tumor. Terapi ini dapat dikombinasikan dengan pengobatan lainnya.

  • Transplantasi sel punca

Dokter akan menggunakan kemoterapi berdosis tinggi untuk membunuh sel-sel punca dan sel kanker.Dokter kemudian melakukan transplantasi sel punca, untuk membuat sel sehat berkembang di dalam tubuh.

Transplantasi sel punca dapat dilaksanakan menggunakan sel dari tubuh pasien sendiri maupun pendonor.

  • Obat-obatan

Obat-obatan berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker seperti rituximab dan ibrutinib dan obat-obatan yang mengantarkan isotop radioaktif untuk mengikat sel-sel kanker seperti ibritumomab tiuxetan.

Limfoma non-Hodgkin tidak selalu membutuhkan penanganan khusus. Dokter akan mempertimbangkan untuk menunda pengobatan dan mengevaluasi limfoma apabila limfoma membesar secara lambat dan tidak menyebabkan gejala.

Walaupun begitu tidak serta merta berarti dokter membiarkan saja. Dokter akan menjadwalkan pemeriksaan rutin tiap beberapa bulan sekali untuk memonitor kondisi Anda dan untuk memastikan tidak terjadi penyebaran tumor.

Limfoma non-Hodgkin yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi berupa penyebaran sel kanker ke organ tubuh lainnya.

 

Cara mencegah limfoma non-hodgkin

Belum ada cara mencegah limfoma non-Hodgkin yang pasti. Pasalnya, sebagian besar penderita tidak mempunyai faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Namun ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena limfoma non-Hodgkin. Salah satunya dengan melindungi diri dari infeksi tertentu dan menjaga tubuh sebaik mungkin supaya mempunyai sistem imun yang sehat.

Sebagai contoh, infeksi HIV diketahui dapat meningkatkan risiko NHL. Jadi menekan risiko terinfeksi HIV termasuk langkah untuk menurunkan potensi terserang NHL. Misalnya dengan menghindari seks bebas tanpa kondom serta penyalahgunaan obat-obat terlarang terutama bentuk suntik.

Orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas pun lebih berisiko untuk mengalami limfoma non Hodgkin. Demikian pula dengan diet tinggi lemak dan banyak mengonsumsi daging. Oleh sebab itu, menjaga berat badan agar tetap ideal dan menjalani pola makan sehat bisa menurunkan risiko limfoma non-Hodgkin.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segeralah berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher,ketiak atau selangkangan (pangkal paha) tanpa rasa saki
  • Mudah Lelah
  • Sering demam

Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami tanda dan gejala lain yang terasa mencurigakan.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait limfoma non-Hodgkin?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis limfoma non-Hodgkin agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

kankerlimfoma non-hodgkinlimfomakelenjar getah beningpembesaran kelenjar getah bening

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved