29 Apr 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Limfoma Burkitt lebih sering menyerang anak-anak
Limfoma Burkitt adalah salah satu dari jenis limfoma non-Hodgkin. Kasus limfoma ini lebih sering terjadi pada anak-anak (khususnya di usia 5-10 tahun) dibandingkan orang dewasa.
Limfoma non-Hodgkin sendiri merupakan kanker pada sistem limfatik atau kelenjar getah bening. Salah satu fungsi sistem ini adalah membantu sistem imun untuk melawan infeksi.
Pada penderita limfoma Burkit, bagian sistem imun yang mengalami gangguan adalah sel B. Karena melibatkan kekebalan tubuh, penderita limfoma Burkitt seringkali mengalami infeksi. Misalnya, lebih sering sakit.
Meski termasuk langka, limfoma Burkitt bisa berkembang secara cepat dan berakibat fatal bila dibiarkan. Namun dengan penanganan yang baik, angka harapan hidup penderita akan meningkat.
Secara umum, gejala limfoma Burkitt meliputi demam, penurunan berat badan, dan keringat malam. Namun indikasinya bisa berbeda-beda berdasarkan tipenya di bawah ini:
Gejala limfoma ini menyerupai limfoma Burkitt sporadis.
Penyebab limfoma Burkitt belum diketahui hingga sekarang. Namun para pakar menduga bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami penyakit ini.
Faktor-faktor risiko limfoma Burkitt tersebut meliputi:
Sebagian besar lumfoma Burkitt berkaitan dengan infeksi ini.
Orang yang memiliki sistem imun yang lemah juga lebih berisiko untuk terkena limfoma Burkitt. Contohnya, orang yang mengidap HIV/AIDS, menjalani kemoterapi untuk menangani kanker, atau mengonsumsi obat penekan sistem imun setelah menjalani transplantasi organ.
Diagnosis limfoma Burkitt akan ditentukan berdasarkan hasil wawancara dokter, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berikut penjelasannya:
Dokter akan menanyakan gejala-gejala pasien serta riwayat medis pasien serta keluarga.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik, misalnya mengukur suhu tubuh, mengecek detak jantung, dan memeriksa ada tidaknya pembengkakan pada kelenjar getah bening maupun perut.
Dokter juga bisa menganjurkan serangkaian pemeriksaan penunjang berikut ini untuk menegakkan diagnosis:
Selain mendeteksi limfoma Burkitt, pemeriksaan penunjang juga bertujuan mengetahui tingkat perkembangan penyakit dan stadium kanker.
Terdapat empat stadium limfoma Burkitt, yaitu:
Pada limfoma Burkitt stadium 1, kanker hanya terdapat pada satu tempat saja.
Pada limfoma Burkitt stadium 2, kanker terdapat pada lebih dari 1 tempat, namun masih dalam satu sisi otot diafragma (otot pernapasan yang terletak di bawah rongga dada).
Pada limfoma Burkitt stadium 3, kanker terdapat pada kelenjar getah bening atau tempat lainnya di dalam kedua sisi diafragma.
Pada limfoma Burkitt stadium 4, limfoma sudah ditemukan di sumsum tulang belakang atau di otak (sistem saraf pusat).
Advertisement
Pengobatan limfoma Burkitt akan ditentukan berdasarkan stadiumnya dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dianjurkan meliputi:
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Radioterapi atau terapi radiasi memakai sinar berenergi tinggi guna menghancurkan sel-sel kanker.
Terapi target menggunakan obat-obatan yang menargetkan molekul spesifik pada permukaan sel kanker. Molekul ini membantu dalam mengirim sinyal yang memberi tahu sel untuk tumbuh atau membelah diri.
Dengan begitu, terapi target dapat menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker serta menghindari rusaknya sel normal.
Contoh obat yang sering digunakan adalah rituximab. Obat ini akan menempel pada protein dalam sel kanker dan merangsang sistem imun Anda untuk menyerangnya, sehingga sel kanker akan ikut hancur. Obat ini dapat dikombinasikan dengan kemoterapi.
Cara mengobati imfoma Burkitt ini dilakukan apabila terdapat kondisi sumbatan usus.
Profilaksis sistem saraf pusat dapat digunakan untuk mencegah sel limfoma masuk ke dalam jaringan yang melapisi sistem saraf pusat dan saraf tulang belakang. Contoh obatnya meliputimethotrexate dan cytarabine. Terapi ini disuntikkan ke dalam cairan serebrospinal.
Langkah-langkah penanganan tersebut juga bisa dikombinasikan untuk memberikan hasil yang optimal dalam memberantas limfoma Burkitt.
Kemungkinan terjadinya komplikasi limfoma Burkitt meningkat seiring dengan meluasnya tumor. Komplikasi limfoma Burkitt dapat berupa:
Karena pertumbuhan sel tumor limfoma Burkitt yang sangat cepat, kerusakan cepat sel tumor dalam jumlah besar setelah kemoterapi dapat menyebabkan tumor lysis syndrome yang membutuhkan penanganan berupa cuci darah.
Selain tumor lysis syndrome, komplikasi akibat kemoterapi dapat berupa kardiomiopati, infeksi, disfungsi kelenjar gonad, serta leukemia sekunder.
Pada limfoma Burkitt yang terjadi di perut, pertumbuhan tumor yang cepat dapat menimbulkan sumbatan dan gagal ginjal karena penyusupan tumor ke ginjal.
Penekanan saluran kencing dan usus dari luar karena tumor dapat menimbulkan sumbatan pada kedua organ tersebut.
Seperti kanker pada umumnya, cara mencegah limfoma Burkitt belum tersedia. Yang dapat Anda lakukan adalah menghindari faktor-faktor risikonya, seperti infeksi virus Epstein-Barr.
Baru-baru ini, vaksin untuk virus Epstein Barr sedang dikembangkan. Namun sampai sekarang, penggunaannya belum dilakukan secara luas.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala limfoma Burkitt atau kondisi yang mencurigakan.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan untuk menentukan diagnosis limfoma Burkitt. Dengan ini, dokter bisa mendeteksi stadiumnya sekaligus memberikan penanganan yang sesuai.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved