1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Jumlah sel darah putih pada penderita leukopenia lebih sedikit dibandingkan pada orang normal
Leukopenia adalah turunnya kadar sel darah putih (leukosit) di dalam darah. Sel darah putih penting untuk imunitas tubuh sebagai pertahanan tubuh dari penyakit dan infeksi.
Kadar leukosit rendah dapat menjadi kondisi yang serius. Pasalnya, penyakit ini bisa meningkatkan risiko infeksi yang mengancam nyawa.
Leukopenia biasanya melibatkan masalah pada sumsum tulang belakang dan ketidakmampuan tubuh dalam membentuk sel darah putih yang cukup. Penyakit autoimun yang menyerang sel darah putih juga dapat menjadi penyebabnya.
Obat-obatan kemoterapi dikenal dapat menurunkan produksi sel darah putih atau menghancurkan sel darah putih.
Leukopenia ringan memerlukan perhatian khusus untuk mengurangi risiko infeksi. Sementara pengobatan lainnya dapat berupa penggunaan faktor pertumbuhan (growth factors) guna memicu produksi sel darah putih, atau terapi untuk mengatasi penyebabnya.
Gejala leukopenia biasanya terdiri atas gejala infeksi yang terjadi. Namun pada leukopenia berat gejala tidak spesifik seperti rasa lelah dan tidak enak badan dapat terjadi. Gejala yang dapat menjadi tanda bahaya leukopenia meliputi infeksi berulang, infeksi yang tidak kunjung sembuh, rasa tidak enak badan, dan sariawan di sekitar mulut.
Gejala infeksi tersebut dapat berupa:
Perlu diperhatikan juga, meski ada infeksi serius yang terjadi tanda atau gejala infeksi bisa saja tidak terlalu jelas karena adanya leukopenia.
Bila leukopenia disertai juga dengan anemia (kadar sel darah merah yang rendah), gejala yang timbul dapat berupa:
Bila trombositopenia (kadar keping darah yang rendah) juga terjadi, gejala yang timbul dapat berupa:
Terdapat beragam hal yang dapat menjadi penyebab leukopenia. Misalnya kondisi yang mengganggu produksi sel darah putih dalam sumsum tulang belakang atau kondisi lain menghancurkan sel darah putih lebih cepat dari produksinya.
Ada sejumlah daktor yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami kondisi ini. Faktor-faktor sisiko leukopenia tersebut meliputi:
Infeksi virus akut seperti influenza dapat menyebabkan leukopenia sementara. Infeksi virus dapat mengganggu kinerja sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah putih.
Contoh penyakit ini meliputi anemia aplastik, hipersplenisme (kinerja limpa berlebih), dan sindrom mielodisplasia.
Leukemia dan kanker lainnya dapat merusak sumsum tulang belakang dan menyebabkan leukopenia.
Gangguan autoimun yang menghancurkan sel darah putih atau sel-sel sumsum tulang juga bisa menjadi penyebab. Misalnya penyakit lupus dan artritis rheumatoid.
Infeksi berat yang mengakibatkan produksi sel darah putih lebih lambat dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, HIV dan AIDS, serta tuberkulosis.
Kelainan bawaan ini bisa berupa sindrom Kostmann dan myelokathexis.
Defisiensi vitamin dan mineral tertentu dapat menyebabkan leukopenia. Misalnya defisiensi vitamin B12, asam folat, tembaga, dan zink.
Sarkoidosis adalah reaksi berlebih sistem imun yang menyebabkan peradangan pada area-area kecil dalam tubuh. Hal ini juga dapat mempengaruhi sumsum tulang belakang.
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan leukopenia. Contohnya, antibiotik, antikejang, antihistamin, antitiroid, arsenik, barbiturat, obat kemoterapi, obat diuretik, terapi radiasi, serta sulfonamide.
Diagnosis leukopenia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan berikut:
Pada awalnya, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala, obat-obatan, hingga faktor risiko leukopenia.
Sementara pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk mencari tanda-tanda infeksi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran limpa, dan memar pada kulit.
Tes darah yang dapat dilakukan antara lain adalah hitung darah lengkap, apus darah tepi, dan hitung jumlah retikulosit.
Tes lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyebab leukopenia antara lain kadar vitamin B12, asam folat, kultur darah, kultur virus, flow cytometry, tes antibodi antinuklear, dan tes genetik
Biopsi sumsum tulang belakang diperlukan untuk mendeteksi kanker (seperti leukemia) atau kelainan sumsum tulang belakang seperti anemia aplastik.
Pemeriksaan pencitraan dilakukan bila terdapat kanker atau infeksi tulang.
Advertisement
Cara mengobati leukopenia bergantung pada penyebabnya. Dokter biasanya dapat menganjurkan beberapa metode penanganan di bawah ini:
Seringkali, pengobatan terhadap penyebab yang mendasari leukopenia merupakan hal yang paling efektif, misalnya mengganti defisiensi vitamin atau mengobati infeksi. Kondisi parah seperti anemia aplastik membutuhkan transplantasi sumsum tulang belakang.
Tubuh dapat menghasilkan sel darah putih dan mengurangi penyebab yang mengganggu dengan menggunakan bantuan obat, seperti faktor pertumbuhan (growth factor), Obat ini dapat merangsang pembentikan sel darah putih pada sumsum tulang belakang. Misalnya obat neupogen, neulasta, dan leukine.
Selain itu, obat antibiotik juga dapat diberikan pada leukopenia berat yang disertai demam.
Kemoterapi harus dihentikan agar tubuh dapat membuat sel darah putih secara alami karena sel darah putih ini dibutuhkan oleh tubuh tetapi waktu yang diperlukan untuk menghasilkan tergantung pada tiap individu.
Diet tertentu dapat digunakan untuk mengurangi peluang terkena infeksi. Diet digunakan pada orang dengan pertahanan tubuh yang rendah, dikelan sebagai diet rendah bakteri atau diet neutropenia. Adapula beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
Komplikasi leukopenia yang tidak terkontrol atau terobati dapat menjadi serius dan seringkali mengancam nyawa karena adanya kemungkinan infeksi berbahaya, seperti:
Hal-hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya:
Anda tidak dapat mencegah secara pasti penyakit ini, namun dapat mencegah terjadinya peyebab. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
Penyakit ini baru bisa terdeteksi setelah melakukan tes darah jadi apabila Anda merasakan gejala yang mengarah pada penyakit ini, segera berkonsultasi dengan dokter.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis leukopenia. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved