1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Leukemia pada anak memicu pembentukan sel darah putih yang abnormal
Leukemia pada anak adalah tipe kanker yang paling sering menyerang anak. Leukemia terjadi ketika sel darah putih yang tidak normal terbentuk di sumsum tulang belakang.
Sel-sel ini kemudian menyebar di peredaran darah, mengelilingi sel yang sehat, dan meningkatkan risiko infeksi serta masalah kesehatan lainnya.
Walaupun sepertinya menyeramkan ketika mendengar kata leukemia pada anak, sebagian besar anak-anak dan remaja yang mengalami leukemia dapat diobati. Bila pengobatan berjalan lancar, angka kesembuhan leukemia pada anak cukup tinggi, yaitu 90 persen.
Terdapat beberapa tipe leukemia pada anak. Jenis kanker darah yang paling sering terjadi adalah acute lymphocytic leukemia (ALL) dan acute myeloid leukemia (AML). Sementara jenis yang kronis sangat jarang dialami oleh anak-anak.
Gejala leukemia pada anak bisa bermacam-macam, dan terkadang berbeda pada tiap penderita. Apa sajakah?
Leukemia menyebabkan anak lebih rentan mengalami infeksi bakteri atau virus dibandingkan anak yang sehat. Pasalnya, sel darah putih untuk melawan infeksi dirusak oleh kanker ditambah lagi pengobatan kemoterapi yang berefek samping terhadap ketahanan tubuh penderita.
Bisa pula terjadi gejala anemia karena sel-sel darah putih yang abnormal memenuhi sumsum tulang. Sebagai akibatnya, produksi sel darah merah yang seharusnya dilakukan dalam sumsum tulang mengalami penurunan.
Gejala anemia meliputi anak yang terlihat pucat, mudah letih dan sesak napas ketika bermain, gampang memar, sering mimisan, atau aliran darahnya sulit berhenti ketika mengalami perdarahan.
Gejala leukemia pada anak yang lain meliputi:
Kadangkala, kanker dapat menyebar ke organ lain. Misalnya menyebar hingga ke otak dan menyebabkan anak sering sakit kepala, kejang, serta mengalami gangguan keseimbangan atau penglihatan.
Bila sudah menyebar ke kelenjar getah bening di dada, gejala yang muncul bisa berupa gangguan pernapasan dan nyeri dada.
Sampai sekarang, penyebab leukemia pada anak belum diketahui secara pasti. Namun kebanyakan kasus terjadi karena mutasi DNA. Mutasi DNA juga umumnya muncul secara spontan dan tidak dipengaruhi oleh keturunan.
Ini berarti, leukemia pada anak bisa saja terjadi meski orangtua maupun keluarga kandungnya tidak menderita kanker yang sama. Mutasi DNA yang dapat menyebabkan leukemia dikenal sebagai translokasi kromosom.
DNA manusia dikemas menjadi 23 pasang kromosom. Dalam translokasi, DNA dari satu kromosom terputus dan melekat pada kromosom yang berbeda. Titik pada kromosom tempat terjadinya kerusakan dapat memengaruhi onkogen atau gen penekan tumor.
Anak-anak yang lebih rentan mengalami leukemia apabila mengalami kondisi-kondisi berikut ini:
Meski begitu, kebanyakan anak yang mengalami leukemia juga tidak memiliki faktor risiko.
Untuk menentukan diagnosis leukemia pada anak, dokter perlu melakukan angkah-langkah di bawah ini:
Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gejala yang dialami pada anak maupun orangtuanya.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari adakah tanda infeksi, anemia, perdarahan yang tidak biasa, dan pembesaran kelenjar getah bening. Bagian perut anak juga akan dicek untuk mengevaluasi ada tidaknya pembesaran organ hati dan limpa.
Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen, MRI, serta CT scan.
Biopsi sumsum tulang dilakukan untuk mengambil sedikit sampel sumsum tulang. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium.
Lumbar pungsi adalah pengambilan sampel cairan serebrospinal dari dalam tulang punggung.
Pemeriksaan genetik untuk mengetahui ada tidaknya mutasi gen pada tubuh pasien.
Advertisement
Cara mengobati leukemia pada anak umumnya akan tergantung dari jenis leukemia yang diderita. Namun, sebelum memberikan cara yang tepat untuk mengobati leukemia, dokter biasanya akan mengobati komplikasi yang diderita anak terlebih dahulu.
Misalnya jika anak mengalami infeksi atau pendarahan, maka dokter akan memberikan antibiotik dan tranfusi darah untuk mengobatinya. Beberapa pilihan cara mengobati leukemia pada anak yang bisa dilakukan, yaitu:
Kemoterapi adalah pengobatan utama untuk leukemia pada anak.Saat kemoterapi, Anak akan mendapatkan obat antikanker melalui mulut, pembuluh darah vena, atau cairan tulang belakang.
Beberapa pilihan yang biasanya digunakan untuk kemoterapi, yaitu vincristine, daunorubisin, (daunomycin), doksorubisin (adriamisin), idarubicin, atau sitarabin (sitosin arabinoside atau ara-C).
Terapi radiasi atau radioterapi yang menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Selain itu, terapi ini juga bermanfaat untuk mencegah sel kanker menyebar ke seluruh tubuh.
Sebelum melakukan terapi radiasi, anak biasanya perlu melakukan CT scan atau MRI terlebih dahulu.
Terapi obat bisa digunakan bersamaan dengan kemoterapi atau bisa juga dilakukan tanpa ada terapi lain. Terapi ini berguna untuk mengontrol sel kanker agar tidak berkembang. Beberapa obat yang biasanya digunakan, yaitu imatinib (Gleevec), dasatinib (Sprycel), dan nilotinib (Tasigna).
Transplantasi dilakukan dengan menanamkan sel punca sehat dari pendonor ke dalam tubuh penderita. Cara ini bisa dilakukan jika cara mengobati lainnya tidak juga efektif untuk mengobati leukemia.
Jika tidak ditangani dengan optimal, dapat menyebabkan komplikasi leukemia pada anak:
Langkah pencegahan leukemia pada anak tidak diketahui hingga saat ini. Pasalnya, penyebabnya juga belum diketahui secara pasti. Namun ibu hamil bisa mengurangi risiko anak menderita leukemia dengan cara tidak melakukan CT scan atau rontgen.
Segera periksakan anak Anda ke dokter apabila ia mengalami gejala leukemia.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. Dengan ini, dokter juga dapat memberikan pengobatan yang sesuai.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved