1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kostokondritis terjadi pada tulang rawan yang menghubungkan rusuk dengan tulang dada
Kostokondritis adalah terminologi medis untuk peradangan pada kartilago (tulang rawan), yang menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada. Area ini diketahui juga sebagai sendi kostokondral.
Kartilago atau tulang rawan adalah jaringan ikat lentur serta kuat, yang ditemukan di seluruh tubuh, termasuk sendi di antara tulang. Kartilago bertindak sebagai peredam kejut, dan merupakan bantalan sendi.
Rasa sakit atau nyeri pada kostokondritis dapat menyerupai serangan jantung atau kondisi jantung lainnya.
Kostokondritis terkadang dikenal sebagai sakit pada dinding dada, sindrom kostosternal atau costosternal chondrodynia. Terkadang, kondisi ini dapat disertai dengan pembengkakan yang dikenal sebagai sindrom tietze.
Sindrom tietze merupakan kondisi yang jarang terjadi, dan seringkali menyebabkan pembengkakan pada dada, yang dapat terus ada, bahkan setelah rasa sakit hilang. Kondisi ini biasanya terjadi pada individu dewasa muda di bawah usia 40 tahun.
Kostokondritis biasanya tidak menunjukkan penyebab yang jelas, dan pengobatan fokus pada meringankan rasa sakit, sambil menunggu kondisi membaik dengan sendirinya.
Kostokondritis dapat membaik dengan sendirinya setelah beberapa minggu meskipun dapat berlangsung hingga hitungan bulan. Beberapa kasus mungkin memerlukan pengobatan. Kondisi ini tidak menyebabkan masalah permanen, tetapi terkadang dapat kambuh.
Gejala kostokondritis sering berupa sakit pada dada bagian atas dan tengah area tulang rusuk, pada kedua sisi tulang dada. Nyeri akan terasa tajam, pegal, atau seperti ada tekanan dan bisa menyebar ke punggung serta perut.
Nyeri dapat memburuk ketika penderita bergerak, meregang tubuh, batuk, bersin, atau menarik napas dalam.
Gejala ini dapat mengindikasikan kondisi lain termasuk serangan jantung. Karena itu, segera cari pertolongan medis jika mengalami sakit dada yang berulang.
Penyebab utama dari kostokondritis pada kebanyakan orang tidak diketahui. Namun, kondisi ini dapat disebabkan oleh:
Kostokondritis timbul lebih sering pada wanita dan individu di atas usia 40 tahun. Selain itu, risiko untuk menderita kostokondritis akan meningkat apabila:
Selain itu, risiko akan meningkat jika memiliki kondisi berupa:
Mengangkat benda atau beban berat secara tidak benar, dapat memberikan tekanan atau beban pada otot dada. Oleh karena itu, orang muda disarankan menggunakan teknik yang benar saat mengangkat benda berat. Selain itu, orang dewasa pun sebaiknya melakukan pekerjaan fisik dengan hati-hati.
Untuk menentukan diagnosis kostokondritis, dokter bisa melakukan beberapa metode pemesriksaan berikut:
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami oleh pasien serta waktu dan lokasi kemunculan gejala. Begitu juga dengan riwayat penyakit pasien maupun keluarga.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba area tulang dada pasieng, untuk memeriksa rasa sakit pada penekanan atau pembengkakan.
Dokter juga akan menggerakkan tulang rusuk atau lengan pasien guna memicu gejala serta mencari ada tidaknya tanda infeksi maupun peradangan.
Jika diperlukan, dokter dapat menyarankan pemeriksaan lain berupa rontgen dada, tes darah, elektrokardiogram (EKG), CT scan, atau MRI. Tujuannya adalah menyingkirkan kondisi yang dapat menyebabkan gejala yang serupa, seperti serangan jantung, penyakit paru, gangguan pencernaan, dan osteoarthritis.
Advertisement
Kostokondritis biasanya dapat membaik dengan sendirinya. Namun kondisi ini juga dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama.
Dokter akan fokus pada meredakan rasa sakit sebagai cara mengobati kostokondritis. Beberapa contoh penanganannya meliputi:
Kompres panas atau bantalan panas dan kompres es, yang digunakan bergantian pada area yang sakit
Apabila menderita kostokondritis persisten atau kronis, dengan menghindari aktivitas fisik yang memperparah rasa sakit, seperti mengangkat benda berat.
Fisioterapi dengan melakukan latihan peregangan yang lembut untuk otot dada
TENS menggunakan arus listrik lemah untuk menghentikan saraf pengirim sinyal sakit ke otak. Metode ini juga akan merangsang produksi hormon endorfin, sebagai antinyeri alami tubuh.
Namun harap diingat bahwa metode TENS belum tentu memberikan hasil efektif pada setiap pasien.
Jika terus dibiarkan tanpa penanganan, komplikasi kostokondritis yang bisa muncul adalah kelemahan. Kondisi ini juga mungkin kambuh bahkan setelah pengobatan, contohnya saat pasien berolahraga atau melakukan aktivitas tertentu.
Karena penyebabnya belum diketahui secara jelas, cara mencegah kostokondritis juga belum tersedia.
Jika mengalami sakit pada dada, Anda harus segera mencari pertolongan medis untuk mencegah hal-hal yang membahayakan nyawa, seperti serangan jantung.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kostokondritis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved