1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi dimana penderitanya susah buang air besar.
Sembelit atau konstipasi adalah suatu kondisi ketika seseorang buang air besar kurang dari tiga kali seminggu. Sedangkan jika seseorang buang air besar kurang dari satu kali seminggu, maka hal ini tergolong konstipasi kronis.
Konstipasi merupakan kondisi yang umum terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja, baik orang tua maupun anak-anak. Meskipun begitu, konstipasi yang bersifat kronis juga bisa menganggu aktivitas sehari-hari, serta menyebabkan seseorang tegang untuk buang air besar.
Umumnya, sembelit kronis bisa diatasi tergantung pada penyebabnya. Namun, pada beberapa kasus penyebab konstipasi kronis juga tidak ditemukan secara tepat.
Gejala konstipasi bisa berupa:
Bila sembelit berlangsung lama (kronis), pencerita juga dapat mengalami:
Konstipasi dikatakan kronis apabila berlangsung selama 2-3 bulan.
Penyebab utama konstipasi adalah lambatnya pergerakan tinja melalui saluran pencernaan. Akibatnya, tinja tidak dapat dikeluarkan secara efektif dan menjadi keras serta kering.
Faktor-faktor risiko konstipasi meliputi:
Diagnosis konstipasi dilakukan dengan cara melakukan beberapa hal berikut ini:
Dokter akan menanyakan Riwayat Kesehatan pasien. Selain itu, dokter juga akan menanyakan beberapa pertanyaan spesifik mengenai konstipasi, seperti ukuran tinja konsistensi buang air besar, frekuensi buang air besar, dan berapa lama Anda sudah mengalami keluhan tersebut.
Ketika melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan mengukur berat badan Anda dan adanya perubahan warna kulit.
Tes darah diperlukan untuk mengevaluasi kondisi pasien. Tes darah yang dapat dilakukan, seperti pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar hormon tiroid dan untuk kadar kalsium dalam darah.
Rontgen bermanfaat untuk membantu dokter menentukan apakah usus tersumbat dan apakah ada tinja di seluruh usus besar.
Selain itu, untuk mendiagnosis konstipasi dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti:
Barium enema adalah pemeriksaan rontgen di mana barium cair akan dimasukkan melalui anus untuk mengisi rektum dan usus besar. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor dan penyempitan (striktur) pada usus.
Defekografi adalah modifikasi dari pemeriksaan barium enema. Prosedur ini melibatkan pasta tebal barium yang dimasukkan ke dalam rektum pasien melalui anus.
Setelah itu dokter akan melakukan X ray saat pasien buang air besar barium. Defekografi menilai proses dari defekasi dan memberikan informasi tentang abnormalitas pada anatomi rektum dan otot–otot dasar panggul selama defekasi berlangsung.
Pemeriksaan ini bertujuan memberikan penilaian fungsi otot dan saraf dari anus dan rektum.
Kolonoskopi berfungsi mengecek bagian dalam dari saluran pencernaan.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan waktu yang diperlukan oleh makanan untuk bergerak melalui usus.
Advertisement
Cara mengobati konstipasi umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan. Konstipasi harus dibedakan antara konstipasi akut dan kronis. Pengobatan juga harus dimulai sedini mungkin. Tujuan dari pengobatan konstipasi adalah untuk melancarkan proses buang air besar.
Beberapa cara mengobati konstipasi (sembelit) yang bisa Anda lakukan, yaitu:
Perubahan pola makan dan gaya hidup akan disarankan oleh dokter untuk mengobati konstipasi, seperti:
Terdapat beberapa jenis laksatif dengan cara kerja yang berbeda, diantaranya:
Jika obat yang dijual bebas untuk konstipasi tidak membantu, maka dokter akan memberikan obat resep, terutama jika menderita irritable bowel syndrome, seperti:
Terapis akan mengajarkan bagaimana cara untuk melemaskan dan mengencangkan otot-otot dasar panggul. Melemaskan otot-otot dasar panggul sewaktu defekasi (buang air besar) akan membantu mempermudah buang air besar.
Operasi dapat menjadi pilihan jika telah mencoba pengobatan lainnya dan tidak berhasil serta konstipasi kronis disebabkan oleh sumbatan, rectocele, anal fissure dan striktur.
Pada orang yang telah mencoba pengobatan lain dan gagal serta mempunyai gerakan lambat yang tidak normal dari feses melalui kolon, maka pengangkatan sebagian dari kolon mungkin diperlukan.
Komplikasi konstipasi (sembelit) yang mungkin bisa terjadi, yaitu:
Cara mencegah konstipasi yang bisa dilakukan, meliputi:
Hubungi dokter bila Anda mengalami perubahan kebiasaan buang air besar dan gejala konstipasi dalam jangka waktu yang lama.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Sebelum mendiagnosis keadaan Anda, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis konstipasi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved