1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Tingkat LDL lebih tinggi dibandingkan HDL dalam darah.
Kolesterol tinggi adalah kondisi kadar kolesterol yang melebihi batas normal dalam tubuh seseorang. Jumlah ini bisa diukur melalui tes darah.
Kolesterol sendiri merupakan zat lilin seperti lemak yang diproduksi oleh hati dan sel-sel tubuh lainnya. Senyawa ini juga bisa kita temukan dalam berbagai makanan, seperti produk susu, telur, dan daging.
Pada dasarnya, kolesterol sangat penting bagi tubuh untuk menghasilkan hormon, vitamin D, dan asam empedu. Hanya saja, tubuh memerlukan kolesterol dalam jumlah yang terbatas.
Ketika kadar kolesterol berlebihan, banyak masalah kesehatan yang bisa hadir. Salah satunya adalah berkembangnya penyakit jantung.
Jumlah kolesterol total yang aman bagi tubuh adalah kurang dari 200 mg/dL. Sementara angka yang termasuk batas tinggi adalah di atas 200 mg/dL
Kolesterol terbagi dalam dua jenis di bawah ini:
HDL atau kolesterol baik akan mengurai atau menghilangkan kelebihan kolesterol LDL serta membawanya kembali ke hati. Karena disebut kolesterol baik, makin tinggi kadarnya akan makin baik pula efeknya untuk tubuh.
Batas HDL yang baik adalah minimal 60 mg/dL atau di atasnya. Dengan angka ini, tubuh akan terlindung dari penyakit jantung.
Untuk level HDL 40-59 mg/dL, angka ini masih dianggap bagus. Sementara kadar HDL kurang dari 40mg/dL bisa dikatakan sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
LDL atau yang dikenal dengan kolesterol jahat, bertugas membawa kolesterol ke dalam sel-sel yang membutuhkannya. Namun jika jumlahnya terlalu banyak, penumpukan kolesterol di dinding arteri bisa terjadi.
Penumpukan kolestereol tersebut dinamakan aterosklerosis. Kondisi ini menyebabkan arteri menjadi keras dan sempit. Akibatnya, rentan memicu masalah kesehatan seperti stroke dan serangan jantung.
Kadar LDL yang dianggap normal adalah kurang dari 100 mg/dL. Namun LDL berkisar antara 100 hingga129 mg/dL masih dianggap baik.
Apabila mencapai 130-159 mg/dL, angka LDL dianggap sebagai ambang batas tinggi. Sementara itu, LDL termasuk tinggi jika menyentuh angka 160-189 mg/dL dan dianggap berbahaya jika berada di angka 190mg/dL atau lebih.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa kadar trigliserida. Trigliserida merupakan lemak dalam tubuh dimana jika kadarnya lebih dari 150 mg/dL maka berisiko tinggi mengalami penyakit stroke dan serangan jantung.
Hingga saat ini, belum ada gejala kolesterol tinggi yang bisa menjadi patokan khusus. Keluhan umumnya akan timbul setelah seseorang mengalami komplikasi dari kondisi ini, seperti penyakit jantung.
Oleh sebab itu, satu-satunya cara untuk mengetahui kadar kolesterol tinggi dalam tubuh adalah dengan menjalani tes darah.
Penyebab kolesterol tinggi adalah penumpukannya dalam darah. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat.
Terdapat beberapa faktor risiko kolesterol tinggi yang harus diwaspadai, antara lain:
Pola makan sangat memengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh seseorang. Kebiasaan makan yang buruk ini bisa berupa sering mengonsumsi makanan berlemak, gorengan, kue-kue, kerupuk, keripik, dan banyak lagi.
Orang dengan indeks massa tubuh 30 atau lebih (obesitas) berisiko tinggi untuk memiliki kadar kolesterol di atas normal.
Gaya hidup yang kurang gerak (sedenter) berpotensi meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Pasalnya, aktif bergerak aktif (misalnya olahraga) akan membantu dalam menambah kadar kolesterol baik dalam tubuh.
Olahraga juga berguna untuk menurunkan jumlah kolesterol jahat dalam darah agar tetap dalam batas normal, sehingga tak membahayakan.
Kebiasaan merokok bisa merusak dinding pembuluh darah, sehingga timbunan lemak lebih rentan terjadi. Kadar kolesterol baik juga akan mudah turun ketika seseorang merokok.
Seiring bertambahnya usia, risiko untuk mengalami kolesterol tinggi juga akan meningkat.
Kadar gula darah yang tinggi bisa menurunkan jumlah kolesterol baik atau HDL dalam tubuh serta merusak dinding arteri.
Diagnosis kolesterol tinggi dilakukan dengan tes darah. Pasalnya, kondisi ini tidak menimbulkan tanda atau gejala.
Tes darah yang lengkap untuk mengukur kolesterol akan menentukan seberapa tinggi kadar senyawa ini dalam tubuh pasien. Tes ini juga dapat memperkirakan risiko pasien untuk terkena serangan jantung atau penyakit kardiovaskular lain.
Setelah melakukan tes darah, hasilnya yang akan muncul biasanya meliputi:
Tes darah untuk mengukur kolesterol umumnya dibutuhkan oleh orang dewasa. Namun anak-anak juga bisa menjalaninya jika perlu. Dokter biasanya akan mempertimbangkan beberapa faktor berikut:
Secara umum, tes kolesterol disarankan tiap lima tahun sekali untuk orang dewasa. Tes ini sebaiknya dijalani sejak usia 18 tahun.
Sementara itu, dokter akan merekomendasikan tes kolesterol yang lebih pada orang yang:
Untuk anak-anak, skrining kolesterol tinggi bisa dilakukan sebanyak satu kali ketika ia berusia 9-11 tahun. Lalu tes ini bisa diulangi saat anak berumur 17-21 tahun.
Tes juga sebaiknya dilakukan jika anak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner atau riwayat pribadi obesitas atau diabetes.
Namun lain ceritanya untuk anak yang mengalami obesitas, diabetes, atau memiliki risiko penyakit jantung koroner, mereka akan membutuhkan pemeriksaan kolesterol yang lebih dii atau lebih sering.
Advertisement
Cara mengobati kolesterol tinggi dapat dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini:
Dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani diet sehat berupa:
Menjaga berat badan ideal sangat penting agar kadar LDL juga berkurang. Pasalnya, obesitas akan meningkatkan risiko hiperlipidemia, penyakit jantung koroner, sindrom metabolik, hipertensi, stroke, diabetes, dan lain-lain.
Peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan HDL sekaligus menurunkan kadar LDL maupun trigliserida.
Dengan berhenti merokok dan menghindari konsumsi alkohol, kadar kolesterol baik pun bisa meningkat sehingga tubuh lebih sehat.
Bila perubahan gaya hidup tidak efektif untuk menurunkan kadar kolesterol, dokter bisa memberikan obat-obatan untuk pasien.
Jenis obat yang diresepkan akan ditentukan berdasarkan usia dan kondisi kesehatan pasien, risiko komplikasi, serta kemungkinan efek samping. Secara umum, berikut sederet obat yang mungkin diberikan oleh dokter:
Statin bertugas menghambat enzim di hati, yang diperlukan dalam menghasilkan kolesterol. Obat ini juga akan memicu hati untuk mengeluarkan kolesterol dari darah.
Contoh obatnya adalah :
Golongan obat ini bisa berupa cholestyramine, colesevelam, dan colestipol. Mereka bekerja dengan cara mengikat asam empedu, sehingga mendorong hati untuk memanfaatkan kelebihan kolesterol dalam darah.
Ezetimibe berperan menghambat penyerapan kolesterol dari makanan dan cairan empedu.
Alirocumab dan evolocumab membantu hati untuk menghilangkan kolesterol dari darah. Umumnya, kedua obat ini akan disuntikkan setiap dua minggu sekali, serta dianjurkan jika pasien tidak bisa menggunakan statin dan ezetimibe.
Obat kolesterol tinggi yang lebih baru adalah penghambat PCSK9. Obat ini membantu hati untuk menyerap lebih banyak kolesterol jahat. Dengan begitu, kolesterol dalam darah pun akan mengalami penurunan.
Jika tes darah pasien menunjukkan adanya trigliserida tinggi, dokter juga dapat memberikan beberapa jenis obat di bawah ini:
Fibrat berfungsi mengurangi produksi kolesterol very-low-density lipoprotein (VLDL) di hati dan mempercepat pembuangan trigliserida. Contohnya, fenofibrate dan gemfibrozil.
Niacin adalah obat untuk membatasi kemampuan hati dalam memproduksi kolesterol jahat dan VLDL. Tapi obat ini dikaitkan dengan kerusakan hai serta stroke, sehingga hanya dianjurkan bagi pasien yang tidak menggunakan statin.
Untuk menurunkan trigliserida, suplemen asam lemak omega-3 juga bisa dikonsumsi.
Komplikasi kolesterol tinggi yang utama adalah penumpukan kolesterol dan endapan lain (plak) dalam dinding arteri. Kondisi ini disebut aterosklerosis.
Keberadaan plak tersebut berpotensi menghambat aliran darah dan menyebabkan komplikasi berikut:
Ketika arteri yang memasok darah ke jantung mengalami masalah, angina atau nyeri dada bisa terjadi. Kondisi ini bisa menjadi salah satu gejala penyakit jantung koroner.
Bila plak dalam arteri pecah, bekuan darah bisa terbentuk di area tersebut. Kondisi ini dapat membuat aliran darah tersumbat dan memicu serangan jantung.
Stroke akan terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah ke bagian otak.
Cara mencegah kolesterol tinggi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Periksakan diri ke dokter jika Anda memiliki risiko penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, atau faktor risiko lainnya. Demikian pula apabila Anda mendapatkan hasil tes kolesterol yang tidak normal.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kolesterol tinggi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved