1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
Kolera yang juga dikenal sebagai penyakit taun, adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Kolera menyebabkan diare yang berat dan dehidrasi. Apabila tidak diobati, maka dalam beberapa jam, kolera bisa berakibat fatal.
Sistem pembuangan air limbah dan pengolahan air bersih yang baik di negara-negara maju, menjauhkan masyarakatnya dari penyakit kolera.
Akan tetapi, kolera masih dapat dijumpai di Afrika, Asia Tenggara, dan kawasan lain dengan sanitasi yang buruk. Potensi penyakit kolera menjadi sebuah epidemi lebih tinggi ketika kemiskinan, perang atau bencana alam memaksa masyarakat untuk tinggal di tempat padat tanpa sistem sanitasi yang baik.
Pasien kolera pada umumnya tidak mengalami gejala penyakit yang parah. Tanda dan gejala kolera yang paling khas adalah diare encer yang sering kali mengandung bercak-bercak putih. Bercak tersebut berasal lendir dan sel lapisan epitel saluran cerna yang terbawa di feses.
Dari tampilannya, diare pada penderita kolera mirip seperti air cucian beras dengan bau yang amis. Volume diare akibat kolera bisa jauh lebih banyak dari jenis diare yang diakibatkan infeksi lain. Jumlahnya bisa mencapai 1 liter per jamnya.
Pun begitu, hanya 1 dari 20 pasien kolera yang memiliki gejala khas tersebut. Beberapa pasien dapat menunjukkan gejala diare yang lebih serius karena disertai dengan muntah dan berisiko dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Tanda dan gejala tersebut biasanya mulai dirasakan beberapa hari setelah terinfeksi.
Di samping itu, berikut ini adalah tanda dan gejala yang biasa ditunjukkan pasien kolera:
Sementara itu kasus kolera yang lebih parah ditunjukkan dengan gejala berupa:
Apabila tidak segera ditangani, kolera dengan gejala di atas dapat menyebabkan syok dan kematian dalam beberapa jam.
Penyebab kolera adalah bakteri Vibrio cholerae, dan biasanya ada di:
Seseorang dapat terkena kolera karena kontak dengan sumber kontaminasi di atas. Mengonsumsi makanan atau minuman yang terinfeksi bakteri akan membuat bakteri mengeluarkan racun di dalam usus dan menyebabkan diare.
Dalam suatu epidemi, sumber kontaminasi biasanya berasal dari kotoran manusia (feses) yang terinfeksi bakteri kolera lalu mencemari air atau makanan di sekitarnya. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah dengan pengolahan limbah dan air minum yang tidak memadai.
Infeksi kolera tidak mungkin menyebar atau ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu, kontak sehari-hari yang biasa dilakukan dengan orang yang terinfeksi bukan merupakan faktor risiko untuk terjangkit penyakit ini.
Ada pun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kolera adalah:
Baca jawaban dokter: Apa Perbedaan daerah sporadis dan endemis untuk penyakit diare?
Dokter akan mulai dengan wawancara (anamnesis) serta pemeriksaan fisik dan dapat melengkapinya menggunakan pemeriksaan sampel feses untuk melihat keberadaan bakteri yang menyebabkan kolera.Memeriksa tanda dehidrasi seperti:
Advertisement
Perawatan pasien kolera dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.
Tujuan rehidrasi adalah untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare berlebihan. Rehidrasi dapat dilakukan dengan mengonsumsi banyak air atau cairan rehidrasi oral (pengganti elektrolit). Terapi rehidrasi dilakukan sesuai dengan tingkat dehidrasi.
Pada kasus kolera yang lebih parah, cairan infus dapat diberikan untuk mengganti hilangnya cairan dengan cepat.
Beberapa antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri sehingga bisa mengurangi diare akibat kolera dan memperpendek jangka waktu diare pada kolera yang parah.
Zinc dapat untuk mengurangi dan mempersingkat durasi diare akibat kolera (terutama untuk anak-anak).
Baca juga: 7 Makanan untuk Diare yang Aman untuk Anda Konsumsi
Kolera bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Dalam kasus yang parah, kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat dapat menyebabkan kematian hanya dalam 2-3 jam.
Syok dan diare parah adalah komplikasi kolera yang paling serius. Namun, komplikasi lainnya yang juga bisa terjadi adalah:
Anda bisa mencegah kolera dengan:
Baca juga: Jagalah Kebersihan Toilet, Agar Terhindar dari Berbagai Penyakit Ini
Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami diare berat (terutama setelah mengunjungi area yang tidak bersih dan tercemar).
Sebelum mengunjungi dokter, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini.
1. Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
2. Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
3. Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
4. Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter, seperti:
5. Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan tes penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kolera agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved