Klonus adalah gangguan saraf yang terjadi ketika otot berkontraksi secara tidak sadar. Kondisi ini menghasilkan gerakan yang tidak terkendali, berirama, dan gemetar.
Pengidap akan merasakan kontraksi berulang yang terjadi dengan cepat. Harap diingat bahwa kondisi ini berbeda dengan kontraksi otot yang hanya terjadi sesekali.
Gangguan neurologis ini biasanya terjadi pada otot yang mengendalikan lutut dan pergelangan kaki. Klonus disebabkan oleh peregangan otot-otot ini secara berlebihan.
Pada kasus yang jarang, penyakit ini juga dapat memengaruhi area tubuh lain. Misalnya, pergelangan tangan, jari, rahang, dan siku.
Klonus dapat memicu otot berdenyut untuk waktu yang lama. Denyut ini dapat menyebabkan kelelahan otot yang dapat mempersulit seseorang untuk menggunakan otot di kemudian hari.
Secara umum, gejala klonus adalah otot lutut dan pergelangan kaki bergerak tidak terkendali, berirama, serta gemetar.
Hingga kini, penyebab klonus belum diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor diduga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.
Faktor-faktor risiko klonus tersebut meliputi:
Diagnosis klonus dilakukan melalui metode-metode pemeriksaan di bawah ini:
Saat melakukan tes ini, dokter akan meminta pasien untuk dengan melenturkan kaki dengan cepat, sehingga jari-jari kaki mengarah ke atas dan otot menjadi terlihat.
Gerakan tersebut dapat menyebabkan denyut yang terus-menerus di pergelangan kaki. Serangkaian denyut ini dapat mengindikasikan klonus, namun dokter tidak boleh hanya mengandalkan pemeriksaan fisik.
Prosedur MRI dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan sel atau saraf.
Tes darah dapat membantu dokter dlaam mengidentifikasi ada tidaknya kondisi kesehatan lain yang terkait dengan klonus.
Selain itu, dokter juga bisa menyarankan pemeriksaan tambahan berupa tes keseimbangan dan koordinasi, serta pengambilan sampel cairan dari tulang belakang.
Advertisement
Cara mengobati klonus umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa pilihan penanganan yang bisa dianjurkan oleh dokter meliputi:
Obat penenang dan pelemas otot membantu mengurangi gejala klonus. Dokter biasanya menyarankan Anda mengonsumsi obat-obatan di bawah ini, sebagai pertolongan pertama.
Obat-obatan yang dapat mengurangi klonus meliputi baclofen, dantrolen, tizanidine, gabapentin, diazepam, serta klonazepam.
Namun obat-obatan tersebut dapat menyebabkan kelelahan dan rasa kantuk. Sehingga, setelah mengonsumsi obat tersebut, Anda tidak disarankan untuk mengemudikan kendaraan atau menggunakan mesin berat.
Pasien bisa mengurangi gejala dengan melakukan perawatan di rumah. Misalnya dengan mandi air hangat, kompres otot dengan air dingin, dan melakukan perenggangan atau yoga.
Pasien juga dapat mengonsumsi suplemen magnesium. Tapi selalu konsultasikan ke dokter sebelum melakukannya.
Terapi fisik bertujuan meregangkan atau melatih otot, sehingga dapat membantu meningkatkan rentang gerak di area yang rusak.
Beberapa terapis mungkin merekomendasikan belat pergelangan tangan atau pergelangan kaki bagi sebagian pasien. Tujuannya adalah untuk meningkatkan stabilitas otot serta mengurangi risiko jatuh.
Suntik botox dapat dilakukan untuk melumpuhkan otot di area yang mengalami klonus. Namun efeknya akan hilang setelah beberapa walktu, sehingga pasien membutuhkan suntikan secara rutin.
Pembedahan merupakan pilihan terakhir yang direkomendasikan oleh dokter. Dokter spesialis bedah akan memotong bagian saraf yang menyebabkan gerakan otot abnormal alias klonus.
Jika tidak ditangani dengan optimal, klonus bisa menyebabkan komplikasi berupa kelemahan otot, sehingga sulit digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Cara mencegah klonus tidak diketahui hingga saat ini. Pasalnya, penyebabnya juga belum diketahui secara pasti.
Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala yang mengarah pada klonus. Demikian pula jika Anda memiliki tanda atau gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis klonus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved