1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penderita kleptomania akan merasa senang dan lega selama mencuri
Kleptomania adalah gangguan mental yang ditandai dengan tidak mampu menahan dorongan untuk mencuri. Padahal barang yang dicuri sebenarnya tidak dibutuhkan.
Berbeda dengan pencurian biasa untuk mendapatkan barang yang diinginkan dan tidak mampu dibeli, penderita kleptomania umumnya mencuri sesuatu yang tidak berharga maupuan diperlukan.
Penderita kleptomania mencuri bukan untuk mendapatkan keuntungan finansial ataupun material. Hasil curian juga sering tidak digunakan dan hanya ditimbun, dibuang, atau diberikan pada orang lain.
Sebagian besar penderita kleptomania merasa bersalah dan sangat menyesali tindakan pencuriannya. Tetapi ia tidak mampu menahan diri saat keinginan mencuri kembali muncul.
Keinginan mencuri bisa sangat kuat dan menimbulkan rasa cemas dan ketegangan yang memuncak apabila penderita tidak menuntaskannya. Setelah mencuri, penderita akan merasa senang dan lega karena telah melakukan impulsnya.
Kleptomania termasuk gangguan mental yang sangat jarang terjadi. Diperkirakan hanya 4-24 persen dari kasus pencurian yang benar-benar akibat kleptomania.
Kebanyakan penderita merasa malu untuk mencari bantuan. Karena itu, perlu bujukan dari orang-orang di sekitarnya agar pengidap mau memeriksakan diri.
Apabila tidak ditangani dengan baik, kleptomania dapat berujung pada beragam komplikasi. Salah satunya depresi dan ketergantungan alkohol.
Secara umum, gejala kleptomania meliputi:
Penyebab utama kleptomania belum diketahui dengan pasti sampai sekarang. Para pakar memperkirakan ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan gangguan mental ini.
Faktor-faktor risiko kleptomania tersebut meliputi:
Serotonin berfungsi mengatur suasana hati serta emosi dalam otak, dan dapat membuat seseorang lebih rentan melakukan perilaku yang impulsif.
Kleptomanisa diduga bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan pada sistem opioid otak, yang mengatur dorongan-dorongan dalam diri seseorang.
Wanita lebih berisiko mengalami kleptomania daripada pria.
Orang yang memiliki anggota keluarga kandung dengan kleptomania, dianggap lebih berisiko untuk mengalami gangguan jiwa yang sama.
Orang yang menderita gangguan mental tertentu, memiliki risiko kleptomania yang lebih tinggi. Misalnya, pengidap bipolar, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan, serta ketergantungan zat.
Trauma kepala, seperti gegar otak, dikatakan dapat berpengaruh pada kemunculan kleptomania.
Trauma psikis saat masih anak-anak juga mungkin berpengaruh terhadap terjadinya kleptomania.
Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis juga diperkirakan bisa memicu kleptomania.
Diagnosis kleptomania biasanya dapat dipastikan melalui cara-cara di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala yang timbul dan faktor risiko yang dimiliki oleh pasien. Demikian pula dengan situasi yang memicu dorongan mencuri pada diri pasien.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari tanda penyakit tertentu, misalnya trauma kepala.
Dokter akan menganjurkan penderita untuk mengisi kuesioner mengenai gejala kleptomania.
Kriteria-kriteria diagnosis kleptomania dari buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) menjadi panduan untuk dalam menentukan diagnosis kleptomania.
Advertisement
Cara mengobati kleptomania umumnya akan tergantung dari tingkat keparahannya dan seberapa lama Anda sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa metode penanganan kleptomania adalah:
Pilihan obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi kleptomania adalah:
Dokter dan ahli kesehatan mental lainnya juga dapat memberikan psikoterapi untuk menangani kleptomania. Jenis psikoterapi yang umum dilakukan adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)
CBT akan membantu penderita untuk mengenali pola pikir yang membuatnya ingin mencuri, dan menggantinya dengan kebiasaaan maupun pikiran yang lebih positif.
Ada beberapa jenis CBT yang mungkin dianjurkan. Apa sajakah itu?
Penderita akan dilatih untuk melawan dorongan mencuri dengan teknik yang membuatnya merasa tidak enak. Misalnya, menahan napas saat keinginan mencuri muncul hingga penderita merasa tidak nyaman.
Penderita kleptomania dilatih untuk melakukan teknik relaksasi sambil membayangkan dirinya mampu mengendalikan dorongan untuk mencuri.
Terapi ini dilakukan dengan memasangkan perilaku yang tak diinginkan dengan gambaran tidak menyenangkan untuk menghilangkan perilaku tersebut. Misalnya, membayangkan hukuman ketika melakukan tindakan pencurian.
Jika tidak ditangani dengan benar, kleptomania dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, cara mencegah kleptomania yang efektif pun belum tersedia.
Namun bila Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala kleptomania, segera berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Dengan ini, gejala tidak bertambah parah dan tidak menyebabkan komplikasi.
Berkonsultasilah dengan dokter atau psikolog apabila Anda atau orang terdekat Anda sulit menahan dorongan untuk mencuri.
Biasanya, penderita kleptomania akan enggan bila diminta untuk memeriksakan diri ke dokter karena takut dilaporkan ke polisi. Namun ketahuilah bahwa tenaga medis tidak akan melaporkan Anda.
Apabila merasa ada orang terdekat yang mengalami kleptomania, Anda dapat perlahan-lahan membujuknya untuk berkonsultasi ke dokter. Anda bisa menitikberatkan poin-poin di bawah ini:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan lainnya. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kleptomania agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved