1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kleine-Levin syndrome dikenal juga dengan istilah sindrom putri tidur
Sindrom putri tidur atau Kleine-Levin syndrome (KLS) adalah suatu gangguan tidur langka, yang membuat penderitanya selalu merasa mengantuk.
Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya tidur hingga 20 jam sehari. Oleh sebab itu, penyakit tersebut juga dikenal sebagai familial hibernation syndrome. KLS juga dapat memicu perubahan perilaku serta membuat penderita merasa kebingungan atau linglung.
Meski dapat menyerang setiap kalangan usia, kondisi ini lebih umum terjadi pada remaja laki-laki. Sindrom putri tidur ini bisa dibilang merupakan kondisi kambuhan.
Terkadang, sindrom putri tidur dapat hilang dan timbul hingga kurun waktu 10 tahun. Saat kambuh, penderita akan sulit untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti sekolah atau bekerja.
Penyebab sindrom putri tidur memang belum jelas. Namun para peneliti meyakini bahwa kondisi ini berkaitan dengan kerusakan hipotalamus, bagian otak yang mengatur fungsi tidur.
Sindrom putri tidur biasanya ditangani dengan pengobatan untuk meredakan gejalanya, termasuk mengurangi durasi dan mencegah episode tidur berkepanjangan agar tidak kambuh lagi di kemudian hari.
Gejala paling utama dari sindrom putri tidur adalah kondisi hipersomnia, yaitu suatu gangguan yang ditandai dengan jam tidur yang sangat berlebihan, yakni 12-24 jam per harinya.
Penderita KLS juga umumnya menunjukkan gejala seperti:
Para penderitanya pun bisa mengalami perubahan pola makan. Mereka akan makan dalam porsi yang jauh lebih besar dari biasanya dan lebih memilih untuk mengonsumsi makanan manis serta makanan lain yang sebelumnya tidak pernah menjadi pilihan.
Akibatnya, penderita sindrom putri tidur kerap mengalami kenaikan berat badan, dengan rata-rata kenaikan sebesar 3-13 kg.
Selain kondisi fisik, gejala sindrom putri tidur juga dapat dilihat dari perubahan secara psikologis. Penderita, terutama pasien perempuan, dapat menjadi depresi saat sindrom putri tidur sedang kambuh. Kondisi ini akan reda saat periode gandduan ini berakhir, tapi terulang saat kambuh.
Di samping itu, beberapa perubahan psikologis di bawah ini juga bisa terjadi pada pengidap sindrom putri tidur:
Pada beberapa penderita sindrom putri tidur, terutama pria, kondisi hiperseksualitas juga bisa terjadi. Hal ini ditandai dengan frekuensi masturbasi yang bertambah, cenderung berbicara dengan kata-kata yang lebih kasar dan vulgar, hingga melakukan pelecehan seksual.
Hingga saat ini, penyebab pasti sindrom putri tidur atau Kleine-Levin syndrome belum diketahui. Sementara itu gejala KLS bisa timbul akibat kerusakan salah satu bagian otak yang bertugas untuk mengatur pola tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh.
Para ahli juga menduga kondisi ini timbul akibat benturan atau cedera di kepala atau infeksi yang menyerang hipotalamus pada otak. Namun penelitian lanjutan masih tetap perlu dilakukan untuk mengetahui penyebabnya secara pasti.
Pada beberapa kasus, sindrom putri tidur muncul dengan disertai gejala yang serupa flu. Hal ini membuat para ahli menilai bahwa kondisi autoimun pun dapat menjadi dalang di balik munculnya sindrom putri tidur.
Beberapa faktor berikut diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom putri tidur.
Baca jawaban dokter: Insomnia sudah 3 minggu, apa penyebabnya?
Sindrom putri tidur sulit untuk didiagnosis. Sebab, gejala psikiatri yang timbul membuat penyakit ini sering dikira sebagai gangguan kejiwaan. Akibatnya, diperlukan waktu hingga tahunan agar sindrom putri tidur bisa terdiagnosis dengan tepat.
Dokter juga membutuhkan waktu yang lama untuk mendiagnosis sindrom putri tidur karena tidak terdapat pemeriksaan khusus untuk mendeteksi penyakit ini. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dengan tujuan mengeliminasi kondisi lain yang diduga bisa menimbulkan gejala serupa.
Sebagai proses diagnosis pada sindrom putri tidur, dokter mungkin akan melakukan tes darah, pemeriksaan pola tidur, serta pengecekan dengan alat pindai seperti rontgen atau CT scan. Dokter juga bisa saja merujuk pasien untuk menjalani pemeriksaan psikologis.
Baca juga: Awas! Tidur Terlalu Lama Berdampak Buruk bagi Kesehatan
Advertisement
Tidak ada perawatan khusus untuk mengatasi sindrom putri tidur atau Kleine-Levin syndrome. Umumnya, dokter lebih menyarankan keluarga pasien untuk melakukan pemantauan berkala di rumah, dibandingkan memberikan obat-obatan tertentu.
Pengawasan jadwal bangun dan tidur serta ada atau tidaknya keluhan depresi maupun gangguan cemas umumnya akan disarankan. Demikian pula dengan tidak membiarkan penderita berkendara.
Dokter dapat meresepkan beberapa obat untuk mengelola gejala yang dialami penderita sindrom putri tidur. Umumnya, obat-obatan tersebut berjenis pil stimulan, seperti amfetamin, metilfenidat, dan modafinil yang digunakan untuk mengatasi rasa kantuk berlebih. Namun selain mengatasi rasa kantuk, obat-obatan ini dinilai tidak efektif dalam menangani gejala sindrom putri tidur lainnya.
Karena sindrom putri tidur juga memiliki gejala yang hampir serupa gangguan psikologis lain, obat-obatan seperti litium dan carbamazapine mungkin diresepkan oleh dokter. Pada beberapa kasus, pemberian kedua jenis obat tersebut dapat mencegah terjadinya kekambuhan.
Sindrom putri tidur atau Kleine-Levin syndrome dapat menimbulkan komplikasi berupa:
Baca juga: Hati-hati, Penyebab Susah Tidur Bisa Jadi karena Penyakit
Hingga saat ini, belum ada cara yang diketahui bisa mencegah timbulnya sindrom putri tidur atau Kleine-Levin syndrome.
Konsultasikan ke dokter jika Anda merasakan gejala-gejala sindrom putri tidur di atas.
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini.
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut ini.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis sindrom putri tidur atau Kleine-Levin syndrome, agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved