1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kista ovarium berupa kantong berisi cairan yang muncul di indung telur
Kista ovarium adalah kantong yang berisi cairan yang muncul di indung telur (ovarium). Indung telur merupakan organ reproduksi wanita dengan bentuk dan ukuran yang mirip kacang almond.
Wanita memiliki dua buah ovarium dan terletak di bagian perut bawah, tepatnya di sisi kiri dan kanan rahim.
Ovarium berfungsi menghasilkan sel telur (ovum), hormon estrogen, dan hormon progesteron. Ovum akan berkembang dan mengalami pematangan dalam indung telur, lalu dilepaskan tiap bulan sepanjang usia subur.
Ada banyak wanita yang mengalami kista ovarium. Sebagian besar kista ini berukuran kecil, sehingga tidak mengganggu maupun berbahaya.
Umumnya, kista indung telur bisa hilang sendiri tanpa pengobatan dalam beberapa bulan. Namun bila pecah, kista ini dapat memicu gejala yang serius.
Untuk mencegah masalah kesehatan akibat kista ovarium, kaum hawa sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan panggul rutin dan mengenali gejalanya dengan saksama.
Kebanyakan kista pada indung telur berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. Namun secara umum, gejala kista ovarium bisa berupa:
Kista ovarium yang pecah dapat menimbulkan nyeri berat yang dirasa mendadak. Sementara kista yang memicu terpuntirnya indung telur, bisa memicu sakit disertai dengan mual dan muntah.
Penyebab kista ovarium bisa bervariasi dan tergantung jenisnya. Sebagian besar dari kista ini, yaitu jenis kista fungsional, disebabkan oleh siklus menstruasi. Sementara jenis lainnya lebih jarang ditemukan.
Kista ovarium terbagi dalam beberapa tipe di bawah ini:
Kista fungsional adalah jenis kista ovarium yang paling umum ditemukan. Pada keadaan normal, terdapat folikel (struktur yang menyerupai kista) di dalam ovarium yang tumbuh setiap bulannya.
Folikel menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, juga melepaskan sel telur pada masa ovulasi. Jika folikel tersebut terus tumbuh, hal ini dikenal sebagai kista fungsional.
Kista fungsional terbagi lagi dalam dua jenis berikut:
Di pertengahan siklus menstruasi, sel ovum keluar dari folikel dan akan menuju tuba fallopi (saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim). Kista folikuler muncul bila folikel tersebut tidak pecah dan mengeluarkan sel telur, melainkan terus tumbuh membesar.
Ketika folikel melepaskan telur, folikel akan mulai memproduksi hormon estrogen dan progesteron untuk pembuahan. Folikel ini dikenal dengan sebutan korpus luteum. Seringkali, terjadi penumpukan cairan di dalam folikel yang menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum.
Kista fungsional biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri, dan sering hilang dengan sendirinya setelah 2-3 siklus menstruasi.
Beberapa jenis kista ovarium lainnya yang tidak terkait dengan siklus menstruasi antara lain:
Kista yang seringkali dikenal dengan nama teratoma ini dapat mengandung jaringan seperti rambut, gigi, atau kulit, karena berasal dari sel embrionik tubuh. Kista dermoid jarang bersifat ganas.
Jenis kista ini muncul pada permukaan ovarium dan dapat terisi cairan atau lendir.
Endometrioma disebabkan oleh sel endometrium (lapisan dalam rahim) tumbuh di luar rahim. Beberapa jaringan endometrioma dapat menempel pada ovarium dan menimbulkan kista.
Kista dermoid dan cystadenoma dapat tumbuh besar dan menyebabkan ovarium berpindah dari posisi normalnya. Hal ini dapat menyebabkan terpuntirnya ovarium yang dikenal dengan torsio ovarium. Kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya atau terhentinya aliran darah ke ovarium.
Pada beberapa wanita, ovarium dapat menghasilkan kista kecil-kecil. Kondisi ini dikenal dengan nama sindrom polikistik ovarium (PCOS). PCOS dapat menyebabkan gangguan pada ovarium dan mengganggu kesuburan pasien.
Kista fungsional umum ditemukan pada pasien dengan siklus menstruasi yang teratur. Kebanyakan wanita mungkin tidak sadar akan kista ovarium yang dimilikinya hingga terdapat masalah yang menyebabkan kista bertambah besar atau kista bertambah banyak.
Beberapa hal yang dapat menjadi faktor risiko kista ovarium antara lain:
Sebagai contoh, gangguan hormon bisa muncul akibat mengonsumsi obat penyubur kandungan, yang dapat memicu ovulasi.
Kista ovarium kerap terbentuk saat ovulasi dan menetap dalam indung telur selama kehamilan.
Endometriosis adalah sel endometrium yang tumbuh di luar rahim. Jaringan ini dapat menempel pada ovarium dan tumbuh menjadi kista.
Bila infeksi menjalar ke ovarium, hal ini dapat memicu terbentuknya kista.
Wanita yang pernah mengalami kista pada indung telur, memiliki risiko lebih tinggi untuk kembali terkena kondisi yang sama.
Awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk memeriksa adanya benjolan yang dapat disebabkan oleh kista ovarium. Jika kista ditemukan dari pemeriksaan panggul, dokter melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter untuk menegakkan diagnosis kista ovarium meliputi:
USG merupakan pemeriksaan pencitraan dengan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar organ dalam tubuh. Tes ini dapat membantu dokter dalam menentukan ukuran, lokasi, bentuk, dan isi kista (berisi cairan atau padat).
CT scan akan menghasilkan gambar organ dalam tubuh yang lebih mendetail.
Prosedur MRI menggunakan teknologi medan magnet untuk menghasilkan gambar organ dalam tubuh yang lebih rinci.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasien tidak sedang hamil.
Tes kadar hormon bertujuan mendeteksi ada tidaknya kelainan hormon pada pasien.
Tes darah dilakukan sebagai skrining kanker ovarium pada pasien yang sudah mengalami menopause. Pemeriksaan ini berupa tes kadar antigen kanker 125 (CA-125) dalam darah. Senyawa ini lebih tinggi pada pasien dengan kanker ovarium.
Advertisement
Penanganan kista ovarium tergantung pada ukuran dan bentuk kista, gejala yang muncul, dan apakah pasien sudah mengalami menopause atau belum. Cara mengobati kista ovarium yang dianjurkan oleh dokter meliputi:
Pada kebanyakan kasus, kista indung telur bisa hilang dalam beberapa bulan. Dokter akan melakukan pemeriksaan USG secara rutin guna memastikan masih ada tidaknya kista dalam ovarium.
Pasien yang sudah mengalami menopause memiliki risiko sedikit lebih besar untuk mengalami kanker ovarium. Oleh sebab itu, USG dan tes darah perlu dilakukan secara rutin setidaknya selama satu tahun guna memantau perkembangan kista.
Dokter dapat memberikan obat kontrasepsi hormonal seperti pil KB. Obat ini berfungsi mencegah kambuhnya kista ovarium.
Pada kista yang berukuran besar atau ukurannya makin besar, jenisnya bukan kista fungsional, tetap ada setelah 2-3 siklus menstruasi, berpotensi menjadi kanker, dan menimbulkan nyeri, dokter bisa menyarankan operasi.
Tindakan operasi bertujuan mengangkat kista. Beberapa kista dapat diangkat tanpa menggangu ovarium.
Kista ovarium umumnya bersifat jinak dan dapat hilang sendiri tanpa pengobatan. Tetapi dalam beberapa kasus, dokter dapat mendeteksi adanya massa ganas (kanker) dari kista ini. Karena itu, pemeriksaan panggul rutin penting untuk dijalani oleh pasien.
Komplikasi kista ovarium juga jarang ditemukan. Namun tetap mungkin terjadi. Beberapa di antaranya meliputi:
Torsio ovarium terjadi ketika kista membesar dan menyebabkan indung telur berputar atau berubah bentuk dari posisi aslinya. Suplai darah ke ovarium pun akan terhambat
Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat memicu kerusakan atau kematian jaringan ovarium. Gejala torsio ovarium meliputi nyeri berat mendadak di pinggul, mual, dan muntah.
Kista yang pecah dapat menyebabkan nyeri berat dan perdarahan organ dalam. Semakin besar ukuran kista, semakin besar pula risiko ini.
Aktivitas berat yang mempengaruhi pinggul seperti berhubungan seks, bisa meningkatkan risiko kista ovarium yang pecah. Kista yang pecah dapat mempertinggi kemungkinan infeksi hingga mengancam nyawa pasien bila dibiarkan.
Tidak ada cara pencegahan kista ovarium yang spesifik, namun beberapa hal dapat dilakukan untuk mendeteksi kista ovarium sejak dini dan menghindari terjadinya komplikasi. Beberapa hal tersebut meliputi:
Hubungi dokter apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala berikut:
Sedangkan wanita dengan gejala kulit yang dingin dan basah, napas cepat, kepala pusing, atau lemah perlu ke dokter secepatnya.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis kista ovarium. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved