3 Sep 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Keriput muncul saat struktur kulit berubah akibat kehilangan kolagen dan elastin
Keriput di bawah mata adalah salah satu bentuk perubahan dari struktur kulit. Hal ini dapat terjadi karena kulit mulai kehilangan protein alami seperti kolagen dan elastin yang bertugas untuk menjaga struktur dan elastisitas kulit.
Terlebih, mata yang terletak di rongga periorbital dilindungi oleh kulit yang memiliki lapisan tipis dan halus. Adanya perubahan pada kulit dapat dengan mudah memengaruhi lapisan kulit bagian ini. Akibatnya, garis halus, kerutan ataupun keriput lebih gampang terbentuk di lapisan kulit bawah mata.
Proses penuaan, gaya hidup dan sejumlah kondisi kesehatan dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi kolagen maupun elastin yang berujung pada terbentuknya keriput.
Lebih lanjut, keriput di bawah mata memiliki beragam jenis tergantung apa yang menjadi penyebabnya. Jenis keriput di bawah mata terbagi menjadi:
Seiring waktu, kontraksi berulang pada otot di bawah kulit dapat menyebabkan kerutan dinamis. Kerutan dinamis biasanya berkembang di antara alis dan dahi.
Keriput atau kerutan statis dapat muncul akibat adanya kerusakan pada kulit. Kerutan ini akan tetap terlihat meskipun otot mata sedang tidak bergerak. Seiring waktu, kerutan dinamis bisa berkembang menjadi kerutan statis.
Kendurnya struktur wajah yang berkaitan dengan usia umumnya dapat menyebabkan keriput jenis ini. Kerutan yang berlipat ini biasanya muncul di lekukan antara hidung dan mulut, juga di bawah mata.
Sejumlah kondisi berikut dapat menjadi penyebab munculnya keriput di bawah mata, antara lain:
Ekspresi wajah yang menyebabkan bergeraknya otot mata seperti tersenyum, mengerutkan kening, menyipitkan mata, atau mengerutkan alis dapat menyebabkan munculnya keriput dinamis. Garis-garis halus di sekitar mata otomatis akan terlihat saat seseorang melakukan kegiatan tersebut.
Pada beberapa orang, kerutan yang dihasilkan di sudut luar mata saat mereka tersenyum memiliki bentuk yang khas seperti cakar burung gagak. Oleh karena itu, kerutan ini juga disebut dengan istilah “crow's feet”.
Keriput di bawah mata wajar terjadi seiring bertambahnya usia. Pasalnya, Ketika seseorang menginjak usia 20-an, produksi kolagen akan berkurang 1% setiap tahunnya. Hal ini akan berdampak pada kulit yang mulai kehilangan struktur dan kekenyalannya secara bertahap.
Berdasarkan tahapan usia, proses perjalanan kulit dapat dijelaskan sebagai berikut,
Pada usia 20 tahun, produksi kolagen mulai menurun. Kemampuan kulit untuk mengelupaskan sel kulit mati juga akan berkurang. Namun, pada tahap ini, munculnya garis halus, kerutan atau keriput di bawah mata jarang terjadi. Jika pun terjadi, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena faktor lingkungan atau kecenderungan genetik.
Memasuki usia 30-an, kulit mulai kehilangan kemampuannya untuk menjaga kelembapan antar lapisan. Kulit akan tampak lebih tipis atau kusam karena sel-sel lemak secara alami akan menyusut. Garis atau keriput pun mulai terbentuk.
Setelah melewati usia 40 tahun, produksi kolagen berkurang secara signifikan dan akhirnya terhenti sepenuhnya. Pada kondisi tersebut, kulit akan kehilangan elastisitasnya. Hal ini akan menyebabkan timbulnya keriput di bawah mata yang cenderung lebih dalam dan jelas.
Paparan sinar UV pada tubuh bisa menghasilkan sejumlah efek buruk. Sinar uv diketahui dapat memecah kolagen di kulit. Akibatnya, kolagen yang merupakan protein utama dalam jaringan kulit akan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan struktur kulit yang memicu terbentuknya keriput statis.
Sinar ultraviolet umumnya berasal dari paparan sinar matahari pada kulit yang tidak terlindungi. Selain itu, tanning bed atau alat untuk menggelapkan kulit, juga dapat menghasilkan sinar UV.
Merokok telah terbukti secara ilmiah menjadi penyebab penuaan dini yang juga turut berperan pada terbentuknya keriput statis di wajah, termasuk di bawah mata.
Suatu penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat mengakibatkan pembentukan crow’s feet, membengkaknya kulit di sekitar mata, serta berkurangnya volume pada mata.
Hal ini dapat terjadi karena merokok akan membuat kulit mengalami stres oksidatif, kolagen dan elastin pun dapat ikut dirusak. Merokok juga akan menyempitkan pembuluh darah di wajah sehingga menghalangi sirkulasi ke pembuluh darah yang seharusnya memasok nutrisi ke kulit.
Berbagai nutrisi yang bersumber dari makanan ataupun suplemen berperan penting terhadap kesehatan kulit secara umum. Berbagai vitamin seperti tokoferol (vitamin E) juga Vitamin C atau zat seperti carotenoid, flavonoid dan sejumlah ekstrak tumbuhan telah dilaporkan memiliki sifat antioksidan yang kuat untuk mencegah penuaan dini.
Kurangnya asupan berbagai nutrisi tersebut dapat menyebabkan terbentuknya keriput statis di sekitar mata dengan lebih cepat.
Menopause menyebabkan banyak perubahan pada kulit. Tubuh akan berhenti membuat kolagen pada periode menopause. Selain itu, sel lemak di bawah kulit dan elastisitas kulit pun akan menurun drastis. Hal ini kemudian mengakibatkan kulit menjadi kendur dan membentuk garis-garis halus dan kerutan, termasuk keriput di bawah mata.
Sebuah studi menyatakan bahwa keriput dapat terbentuk karena kebiasaan tidur menyamping atau tengkurap, di mana di mana wajah akan menekan permukaan alas tidur. Tekanan pada wajah tersebut akan menciptakan distorsi atau perubahan yang tidak diinginkan pada kulit.
Di samping itu, kurangnya waktu tidur atau kualitas tidur yang buruk juga bisa berkontribusi dalam penuaan dini dan pembentukan keriput di bawah mata.
Suatu riset mengungkapkan bahwa seseorang yang tidur dengan kualitas yang baik dan waktu yang cukup memiliki kemampuan skin barrier 30% lebih baik dibandingkan mereka yang waktu tidurnya kurang.
National Sleep Foundation merekomendasikan agar orang dewasa yang berusia antara 18 dan 64 tahun untuk tidur selama 7-9 jam setiap malamnya.
Dehidrasi merupakan suatu kondisi ketika tubuh kekurangan cairan. Ketika kulit tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, sel-sel kulit dapat mengkerut dan kehilangan elastisitasnya. Kerutan dan keriput pun bisa terbentuk.
Meski begitu, keriput akibat dehidrasi biasanya hanya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan memenuhi asupan cairan yang cukup
Advertisement
Banyak cara untuk mengurangi atau menghilangkan keriput di bawah mata dari pengobatan rumahan tertentu, penyesuaian gaya hidup, penggunaan skincare, hingga prosedur kosmetika, berikut penjelasannya:
Pengobatan rumahan
Sejumlah pengobatan rumah sederhana ternyata dapat membantu mencegah keriput di bawah mata, beberapa di antaranya telah dibuktikan secara ilmiah, termasuk ke dalamnya adalah:
Penyesuaian gaya hidup
Berikut beberapa gaya hidup yang dapat Anda coba untuk mengurangi keriput:
Perawatan kulit
Langkah-langkah perawatan kulit untuk mengurangi keriput meliputi:
Prosedur kosmetika
Beberapa tindakan medis untuk tujuan kecantikan dapat mengatasi garis halus dan keriput di bawah, seperti:
Secara umum, keriput di bawah mata bukan suatu kondisi yang berbahaya. Akan tetapi berkonsultasilah dengan dokter kulit apabila keriput di bawah mata yang Anda alami telah mengganggu kualitas hidup.
Dokter akan memberikan perawatan kulit yang paling cocok dan efektif sesuai dengan kondisi kulit Anda.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved