Plagiocephaly adalah kondisi medis yang ditandai dengan terdapatnya bagian datar pada salah satu sisi kepala bayi. Kondisi yang juga dikenal dengan nama kepala peyang ini membuat kepala bayi tampak tidak simetris.
Tulang tengkorak bayi belum mengeras dan menyatu sepenuhnya hingga beberapa bulan setelah ia lahir.
Tulang tengkorak bayi yang lunak berperan dalam proses persalinan agar bayi bisa melewat jalan lahir sekaligus menyediakan ruang bagi otak bayi yang masih berkembang. Tulang lunak juga membuat bentuk kepala bayi dapat berubah-ubah.
Berdasarkan penyebabnya, plagiocephaly terbagi dalam dua jenis berikut:
Plagiocephaly posisional merupakan jenis kepala peyang yang paling umum terjadi. Penyebabnya meliputi posisi tidur, bayi terlalu sering berbaring telentang, bayi kembar, kelahiran prematur, lahir dengan bantuan forsep atau vakum, atau tortikolis.
Plagiocephaly kongenital atau craniosynostosis adalah kelainan bawaan yang jarang terjadi. Pada bayi dengan kondisi ini, ruang bernama sutura pada tulang tengkorak menutup terlalu dini. Akibatnya, bentuk kepala bayi menjadi tidak normal.
Gejala plagiocephaly membutuhkan waktu hingga beberapa bulan sampai bisa dideteksi. Kepala peyang lebih tampak jelas saat waktu mandi karena rambut bayi yang basah, sehingga bentuk kepala paling terlihat.
Secara umum, gejala kepala peyang dapat berupa:
Penyebab kepala peyang atau plagiocephaly bisa berbeda-beda berdasarkan jenisnya di bawah ini:
Plagiocephaly kongenital terjadi selama perkembangan janin. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor genetik (keturunan).
Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan plagiocephaly posisional. Apa sajakah itu?
Meletakkan bayi pada posisi tidur yang sama setiap hari akan memberikan tekanan pada bagian tengkorak tersebut. Misalnya, terlalu sering berbaring miring ke kiri atau kanan.
Bayi berisiko mengalami plagiocephaly posisional dalam epat bulan pertama kehidupannya, sebelum Si Kecil mampu berguling sendiri.
Ketika tidur, posisi bayi yang disarankan adalah berbaring telentang guna menghindari risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Namun untuk mencegah kepala peyang, orang tua disarankan untuk memposisikan bayi telungkup sebanyak beberapa kali ketika ia sedang terjaga.
Orang tua juga bisa menggendong bayi, baik dengan gendongan atau tidak, atau memakai tempat duduk khusus bayi.
Plagiocephaly lebih sering terjadi ketika bayi terlalu sering berbaring dalam posisi telentang. karnea itu, ubah posisikan Si Kecil agar tengkurap selama beberapa waktu saat ia sedang terjaga dan Anda dapat mengawasinya.
Bayi mungkin menangis ketika berada di posisi tengkurap. Namun langkah ini penting dilakukan sebanyak beberapa kali dalam sehari.
Ketika ruang di dalam rahim sempit karena mengandung bayi kembar, tengkorak bayi akan lebih berisiko tertekan dan berujung pada kepala peyang.
Bayi prematur memiliki tulang yang lebih lunak daripada bayi yang lahir cukup bulan. Ia juga akan lebih lama dirawat di rumah sakit dengan posisi berbaring, sehingga menambah risiko terjadinya plagiocephaly posisional.
Alat forsep atau vakum dapat memberi tekanan pada tulang tengkorak dan tulang lunak di dalamnya, sehingga memicu kepala peyang pada bayi.
Tortikolis adalah kondisi yang ditandai dengan otot leher bayi yang kaku atau tidak seimbang. Kondisi ini sering disebabkan oleh terbatasnya ruang dalam rahim atau bayi sungsang.
Diagnosis kepala peyang atau plagiocephaly dapat dipastikan melalui pemeriksaan fisik. Bila bayi memiliki bentuk kepala tidak simetris, dokter akan memastikan apakah kondisi ini disebabkan oleh posisi atau faktor genetik dengan cara berikut:
Advertisement
Cara mengobati plagiocephaly atau kepala peyang tergantung pada tingkat keparahan kondisi serta penyebabnya. Apa sajakah itu?
Meski sangat penting untuk memposisikan bayi telentang saat tidur guna mengurangi risiko SIDS, Anda dapat memindahkan posisi kepala bayi ke kiri atau ke kanan untuk mengatasi plagiocephaly.
Bayi dengan tortikolis memerlukan latihan peregangan untuk meningkatkan lingkup gerak lehernya. Latihan ini tentu memerlukan persetujuan dan arahan dari dokter.
Pada terapi helm, bayi memakai helm khusus yang dapat membentuk tulang tengkorak agar lebih simetris. Terapi ini paling efektif dilakukan ketika bayi berusia 3-6 bulan.
Dengan melakukan terapi helm selama 12 minggu, tulang tengkorak bayi bisa kembali pada bentuk normalnya.
Terapi helm dianjurkan bagi pasien dengan kasus plagiocephaly tingkat sedang hingga berat. Helm perlu digunakan setiap saat kecuali saat bayi mandi.
Operasi biasanya tidak diperlukan pada kasus plagiocephaly posisional. Prosedur ini dibutuhkan pada sebagian besar plagiocephaly kongenital saat tulang tengkorak sudah menutup dan tekanan dalam rongga kepala harus dikurangi.
Bila kondisinya termasuk parah dan tidak ditangani dengan benar, plagiocephaly dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Kepala peyang tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan untuk mengurangi risiko plagiocephaly posisional:
Orang tua perlu mengubah posisi kepala bayi ketika ia tidur dalam beberapa waktu sekali. Namun tetap biarkan Si Kecil tidur telentang.
Letakkan bayi dalam posisi tengkurap selama 3-5 menit dan 2-3 sesi per hari. Lakukan ini pada beberapa hari pasca-melahirkan. Tapi ingatlah untuk selalu mengawasinya selama ia tengkurap.
Gendonglah buah hati sesering mungkin, lebih sering daripada membiarkannya di kereta bayi, ayunan, atau kursi mobil.
Sebagai coontoh, Anda menyusui bayi sambil menggendongnya dengan tangan kiri di satu waktu, gantilah posisi ke lengan kanan di jadwal menyusu berikutnya.
Segera hubungi dokter bila bayi tampak mengalami plagiocephaly. Dokter akan menyingkirkan kemungkinan craniosynostosis, yakni kelainan genetik langka yang memicu tulang tengkorak menyatu lebih cepat dari normal.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis plagiocephaly. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved