1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Kelumpuhan bisa terjadi pada sebagian maupun seluruh tubuh
Paralisis atau kelumpuhan adalah kehilangan kemampuan untuk menggerakkan beberapa atau seluruh bagian tubuh. Ada banyak penyebab yang berbeda dan beberapa di antaranya dapat menjadi serius. Tergantung dari penyebabnya, kondisi ini bisa terjadi sementara atau permanen.
Kelumpuhan terjadi ketika ada sesuatu yang salah dengan komunikasi antara otak dan otot. Paralisis dapat terjadi pada satu atau kedua sisi tubuh, seluruhnya, atau sebagian. Paralisis juga dapat terjadi di satu area, atau dapat menyebar.
Kelumpuhan pada tubuh bagian bawah termasuk kaki, disebut paraplegia. Sementara itu, paralisis pada kedua lengan dan kaki dinamakan quadriplegia.
Secara umum, gejala kelumpuhan meliputi ketidakmampuan menggerakkan bagian tubuh, atau tidak dapat bergerak sama sekali. Paralisis bisa dimulai tiba-tiba atau bertahap, serta juga datang dan pergi.
Terkadang sensasi kesemutan atau mati rasa dapat timbul sebelum paralisis atau paralisis total terjadi.
Paralisis dapat berdampak pada berbagai bagian tubuh, termasuk:
Bagian yang terpengaruh juga dapat mengalami:
Paralisis dapat pula dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya, sebagai:
Berdasarkan durasinya, paralisis dapat terjadi sementara, misalnya pada Bell’s Palsy, sebagai kondisi yang dapat menyebabkan paralisis sementara pada otot wajah.
Stroke dapat pula menyebabkan paralisis sementara pada satu sisi tubuh. Namun seiring berjalannya waktu dan perawatan, beberapa atau semua fungsi perabaan maupun koordinasi, dapat kembali normal. Sementara itu pada kasus lainnya, paralisis dapat bersifat tetap atau permanen.
Penyebab utama kelumpuhan adalah stroke atau kecelakaan. Contohnya, cedera tulang belakang atau leher yang patah.
Beberapa faktor risiko kelumpuhan meliputi:
Diagnosis kelumpuhan dilakukan dengan cara melihat secara langsung gejala yang pasien rasakan. Selain itu, dokter juga biasanya akan menyarankan Anda melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini:
Rontgen menggunakan sejumlah kecil radiasi (sinar X) untuk menghasilkan gambar rinci dari struktur padat di dalam tubuh, seperti tulang.
CT scan menggunakan komputer untuk menggabungkan banyak gambar sinar-X menjadi tampilan penampang bagian dalam tubuh.
MRI menggunakan magnet besar, gelombang radio, dan komputer untuk membuat gambar tubuh yang jelas.
Tes ini menggunakan pewarna kontras yang disuntikkan ke dalam kanal tulang belakang untuk membuat saraf terlihat sangat jelas pada X-ray, CT scan, atau MRI.
Prosedur EMG digunakan untuk mengukur aktivitas listrik di otot dan saraf.
Spinal tap dilakukan dengan menyuntikkan jarum panjang ke tulang belakang untuk mengumpulkan cairan tulang belakang. Cairan akan dianalisis dibawah mikroskop untuk mengetahui kelaianan yang terjadi.
Advertisement
Cara mengobati kelumpuhan umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan penyebabnya. Beberapa pilihan cara mengobati paralisis yang biasanya dilakukan dokter, yaitu:
Rehabilitasi merupakan cara mengobati paralisis yang biasanya disarankan dokter. Cara ini berguna untuk memungkinkan orang yang lumpuh hidup mandiri dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa perawatan rehabilitasi yang digunakan untuk orang dengan kelumpuhan meliputi:
Selain itu, dokter biasanya juga akan memberikan obat untuk meredakan rasa nyeri, kekauan, dan kejang otot.
Jika tidak ditangani dengan optimal, dapat menyebabkan komplikasi kelumpuhan:
Cara mencegah kelumpuhan yang bisa dilakukan adalah berhati-hati saat berkendara. Sedangkan untuk menghindari paralisis yang disebabkan oleh stroke, beberapa hal di bawah ini juga dapat Anda terapkan:
Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kelumpuhan agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved