23 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Keluar lendir campur darah setelah berhubungan seksual biasanya tidak berbahaya
Kondisi yang terjadi ketika keluar lendir campur darah setelah berhubungan seksual diistilahkan sebagai perdarahan pasca koitus (post coital bleeding). Kondisi ini dapat terjadi saat begitu selesai berhubungan hingga 24 jam setelah berhubungan seksual.
Lendir bercampur darah ini bisa berupa bercak atau tetesan darah yang cukup banyak sehingga menggenang. Warna yang terlihat dapat berwarna merah muda atau merah terang. Munculnya darah tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Di samping siklus menstruasi yang terjadi saat tengah berhubungan seksual, darah yang dihasilkan biasanya menandakan adanya gesekan yang membuat bagian vagina terluka atau kondisi kesehatan lainnya.
Secara anatomi, sistem reproduksi wanita dapat dibagi menjadi bagian atas dan bawah:
Perdarahan ringan setelah berhubungan seksual yang sesekali terjadi biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, banyak wanita mengalami keluar lendir campur darah dari vagina mereka setelah berhubungan seksual. Menurut statistik, sekitar 63 persen wanita yang telah menopause sering kali mengalami kondisi ini. Sedangkan pada wanita yang belum menopause atau masih mengalami menstruasi, jumlahnya mencapai 9 persen.
Akan tetapi, pada beberapa kasus, keluarnya darah setelah berhubungan seksual juga dapat menjadi pertanda penyakit tertentu. Terlebih jika disertai dengan gejala lain atau frekuensi terjadinya cukup sering. Mengetahui penyebabnya adalah langkah utama untuk mendapatkan perawatan yang paling tepat.
Sejumlah kondisi berikut dapat menjadi penyebab keluarnya lendir campur darah setelah berhubungan seksual, antara lain:
Beberapa jenis infeksi dapat menyebabkan peradangan pada jaringan-jaringan dalam vagina, yang juga dapat menimbulkan terjadinya perdarahan. Jenis-jenis infeksi yang dimaksud yaitu:
Kondisi ini sering dialami oleh wanita yang sudah mengalami menopause, juga oleh wanita yang ovariumnya (indung telur) telah diangkat. Pada kondisi tersebut, produksi hormon estrogen akan terus menurun.
Hormon estrogen ini bertugas untuk mengatur sistem reproduksi manusia, dan saat jumlahnya berkurang, vagina dapat menjadi kering dan rentan mengalami peradangan. Selain itu, vagina juga menjadi kurang elastis sehingga lebih berisiko untuk mengalami perdarahan setelah berhubungan seksual.
Selain disebabkan oleh kondisi GSM tadi, vagina kering juga dapat terjadi karena disebabkan oleh:
Pada kondisi ini, tumbuh jaringan abnormal dalam tubuh, tepatnya di bagian serviks atau pada lapisan endometrium di rahim. Polip tersebut dapat bergerak dan gerakan ini dapat menyebabkan iritasi pada jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan perdarahan pada pembuluh-pembuluh darah kecil di area tersebut.
Hubungan seksual yang kasar dapat menyebabkan sobekan atau goresan kecil pada vagina. Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita yang vaginanya kering dikarenakan menopause atau menyusui.
Ektropi serviks terjadi saat sel-sel kelenjar dalam leher rahim tumbuh di luar serviks. Akibatnya, perdarahan dapat terjadi dengan mudah.
Keluarnya lendir bercampur darah setelah berhubungan dapat pula menjadi pertanda adanya kanker. Hal ini dikarenakan banyaknya penderita kanker serviks atau kanker vagina yang melaporkan bahwa mereka mendapati adanya darah setelah berhubungan.
Advertisement
Meski keluarnya lendir bercampur darah setelah berhubungan umumnya bukan kondisi yang mengkhawatirkan. Akan tetapi, segera konsultasikan pada dokter apabila Anda memiliki faktor risiko sebagai berikut:
Anda juga mesti segera menghubungi dokter jika selain mengalami perdarahan pada vagina, terasa gejala lain, seperti:
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved