logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Kejang Tonik Klonik

1 Jun 2021

| dr. Levina Felicia

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Kejang tonik klonik memiliki tahap tonik dan klonik

Kejang tonik klonik memiliki fase tonik dan klonik

Pengertian kejang tonik klonik

Kejang tonik klonik adalah jenis kejang yang ditandai dengan hilangnya kesadaran dan kontraksi otot hebat. Kejang yang juga disebut kejang grand mal ini disebabkan oleh aktivitas listrik dalam otak yang tidak normal.

Gambaran kejang inilah yang biasanya diketahui oleh sebagian besar orang, yakni kondisi seluruh tubuh yang kaku dan bergerak lepas kendali.

Kejang tonik klonik biasanya disebabkan oleh epilepsi. Namun gangguan medis lain seperti kadar gula darah rendah, stroke, atau demam tinggi juga dapat memicu terjadi kejang.

Kejang juga sering menjadi gejala putus obat pada orang yang sedang berhenti menggunakan obat-obatan terlarang atau alkohol.

Pasien dengan epilepsi dapat mengalami kejang tonik klonik pada usia anak-anak atau remaja. Jenis kejang ini sangat jarang ditamukan pada anak berusia di bawah dua tahun.

Kejang pada pasien tanpa epilepsi dapat terjadi kapan saja dan umumnya dipicu oleh kondisi yang mengganggu fungsi otak sementara.

Kejang tonik klonik dapat menjadi kondisi medis gawat darurat, berdasarkan riwayat epilepsi atau kondisi medis lainnya pada pasien. Carilah bantuan segera bila kejang terjadi pertama kali, pasien mengalami cedera selama kejang, atau kejang terjadi sudah berulang kali.

 

Tanda dan gejala kejang tonik klonik

Sesuai namanya, kejang tonik klonik terbagi menjadi dua fase, yaitu fase tonik dan fase klonik. Mari simak penjelasannya di bawah ini:

Fase tonik

Dalam fase ini, kesadaran penderita hilang dan seluruh otot menjadi kaku. Jika sedang berdiri atau duduk, seseorang mungkin akan jatuh. Fase tonik berlangsung selama 10-20 detik.

Fase klonik

Dalam fase klonik, seluruh otot tubuh penderita berkontraksi dan bergerak secara ritmis. Kejang biasanya terjadi kurang dari dua menit.

Selain itu, gejala kejang lain yang mungkin ditemukan meliputi:

  • Rahang terkunci atau gigi mengatup
  • Pipi atau lidah yang tergigit
  • Berhenti atau kesulitan bernapas
  • Kulit tampak kebiruan
  • Kehilangan kontrol buang air
  • Mata mendelik

Gejala sebelum dan setelah kejang

Sebelum atau setelah kejang, hal-hal berikut juga dapat terjadi:

  • Kelelahan

Setelah kejang, penderita seringkali merasa lelah atau mengantuk.

  • Sakit kepala

Kejang tonik klonik dapat diikuti dengan episode sakit kepala.

  • Tidak bisa mengendalikan buang air

Saat atau setelah kejang, buang air mungkin terjadi tanpa bisa dikendalikan.

  • Berteriak

Beberapa orang mungkin berteriak sebelum kejang terjadi.

  • Tidak sadar

Pendeirta bisa tetap pingsan selama beberapa menit setelah kejang usai.

 

Penyebab kejang tonik klonik

Penyebab kejang adalah aktivitas listrik otak yang timbul secara bersamaan di seluruh bagian otak. Sel saraf otak normalnya berkomunikasi satu sama lain dengan mengirimkan sinyal listrik dan senyawa kimia melalui sinaps yang menghubungkan antarsel saraf.

Pada pasien dengan kejang, aktivitas listrik otak terganggu dan banyak sel saraf mengirim impuls saraf pada waktu yang bersamaan. Namun hal yang sebenarnya menyebabkan perubahan aktivitas listrik otak ini belum diketahui hingga sekarang.

 

Faktor risiko kejang tonik klonik

Kejang tonik klonik terkadang dapat disebabkan oleh masalah kesehatan lain di bawah ini:

  • Kelainan bawaan

Kelainan bentuk pembuluh darah otak, tumor otak, atau kelainan genetik dapat menjadi faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kejang.

  • Kelainan metabolik

Contoh dari kelainan metabolik meliputi kadar natrium, kalsium, magnesium, atau gula darah dalam tubuh yang terlalu rendah.

  • Trauma

Cedera kepala, cedera otak akibat kekurangan oksigen, maupun stroke bisa menjadi pemicu kejang.

  • Infeksi

Infeksi pada otak atau selaput otak juga dapat memengaruhi risiko kejang tonik klonik.

  • Sakau

Sakau atau withdrawal symptom juga bisa menjadi penyebab kejang tonik klnik. Misalnya, pada pengidap kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang.

 

Diagnosis kejang tonik klonik

Diagnosis kejang tonik klonik dipastikan oleh dokter melalui tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berikut penjelasannya:

  • Tanya jawab

Dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala, deskripsi, serta durasi kejang yang Anda alami. Anda perlu meminta orang yang pernah menyaksikan episode kejang Anda untuk menjelaskannya pada dokter.

Selain itu, dokter juga akan bertanya mengenai riwayat penyakit yang sedang atau pernah Anda derita.

  • Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik seringkali memberikan hasil yang normal. Jika kejang disebabkan oleh penyakit yang lain, pemeriksaan fisik dapat menemukan kelainan sesuai dengan penyakit yang diderita.

Pemeriksaan saraf (neurologis) juga bisa dilakukan, mencakup pemeriksaan kekuatan dan fungsi otot (motorik), serta fungsi mental. Pemeriksaan ini bertujuan mencari ada tidaknya masalah pada sistem saraf dan otak.

  • Tes darah

Tes darah dilakukan untuk mencari tanda infeksi, kelainan genetik, serta kadar gula darah dan elektrolit.

  • Elektroensefalogram (EEG)

Melalui prosedur EEG, pola aktivitas listrik otak dapat dilihat.

  • CT scan atau MRI

CT scan atau MRI bertujuan melihat ada tidaknya kelainan pada otak yang mungkin menyebabkan kejang. Misalnya, tumor, kista, atau kelainan pembuluh darah.

  • Lumbal pungsi

Melalui lumbal pungsi, dokter akan mengambil sampel cairan dari sumsum tulang untuk diperiksa di laboratorium. Melalui tes ini, dokter bisa mendeteksi ada tidaknya infeksi dalam sistem saraf pusat.

 

Advertisement

Cara mengobati kejang tonik klonik

Pengobatan akan diberikan apabila pasien mengalami kejang ini berulang kali. Cara mengobati kejang tonik klonik ini bisa berupa:

Obat antikejang

Beberapa contoh obat yang digunakan dalam mengendalikan kejang tonik klonik meliputi:

Jenis obat serta dosis yang tepat bagi masing-masing penderita tentu berbeda-beda. Butuh waktu dan penyesuaian dosis pula untuk mendapatkan pengobatan yang efektif dalam mengendalikan kejang.

Langkah penanganan lain

Jika obat antikejang tidak dapat mengatasi kejang tonik klonik, sederet langkah penanganan berikut juga mungkin disarankan oleh dokter:

  • Stimulasi saraf vagus

Alat untuk menstimulasi saraf vagus ditanam di dada, di bawah kulit. Alat ini lalu dihubungkan dengan saraf vagus pada leher yang terhubung ke otak.

Aktivitas listrik dari alat stimulator akan mengubah aktivitas listrik pada otak yang menyebabkan kejang.

  • Operasi

Sebagai pilihan terakhir bila semua penanganan tidak efektif, dokter bisa mengangkat bagian otak yang menyebabkan kejang. Namun operasi baru berhasil jika bagian otak yang memicu kejang sudah diketahui dan fokus kejang berada pada tempat yang sama.

  • Deep brain stimulation

Melalui deep brain stimulation, elektroda akan ditanam dalam otak untuk menghasilkan aliran listrik yang dapat menciptakan aktivitas listrik normal dalam otak.

  • Diet

Penderita yang tidak merespons terhadap obat antikejang dapat menjalani diet ketogenik. Diet ini berfokus pada asupan tinggi lemak dan rendah karbohidrat, yang harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.

 

Pertolongan pertama saat kejang

Secara umum, pertolongan pertama saat kejang perlu diketahui oleh semua orang. Mungkin Anda sering mendengar bahwa orang kejang perlu diberi benda keras dalam mulutnya agar lidahnya tidak tergigit.

Cara tersebut sebenarnya tidak tepat. Memasukkan benda keras ke dalam mulut penderita kejang malah berpotensi menyebabkan cedera bagi orang yang kejang maupun orang yang sedang menolongnya. Jadi bagaimanakah pertolongan pertama kejang yang benar?

  • Miringkan tubuh orang yang mengalami kejang secara perlahan-lahan
  • Jangan menahan gerakan orang yang sedang kejang
  • Pastikan posisi penderita tetap aman, dan jauh dari benda-benda berbahaya maupun keramaian.
  • Ganjal kepala penderita dengan bantal atau benda yang lunak
  • Longgarkan kerah baju penderita
  • Lepaskan kacamata penderita jika ia memakai kacamata
  • Jangan memasukkan jari atau benda lain ke dalam mulut penderita kejang
  • Perhatikan gejala kejang yang terjadi agar Anda dapat menjelaskannya pada kerabat atau petugas medis
  • Catat waktu mulainya kejang dan durasinya
  • Cari kontak orang yang dapat dihubungi dalam keadaan gawat darurat, atau hubungi petugas medis

 

Komplikasi kejang tonik klonik

Kejang yang terjadi berulang kali dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang berbahaya bagi pasien dan orang lain. Apa sajakah komplikasi tersebut?

  • Jatuh

Pasien yang terjatuh ketika kejang dapat menyebabkan cedera pada kepala atau patah tulang.

  • Tenggelam

Bila kejang terjadi ketika berenang atau mandi, pasien berisiko mengalami tenggelam.

  • Kecelakaan

Kejang yang menyebabkan hilangnya kesadaran atau kendali dapat berbahaya bila pasien sedang mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin dan tiba-tiba mengalami kejang.

  • Komplikasi kehamilan

Kejang selama kehamilan dapat menyebabkan bahaya bagi ibu dan bayi. Obat antiepilepsi juga dapat meningkatkan risiko cacat janin.

Ibu hamil dengan epilepsi perlu berkonsultasi dengan dokter untuk pemantauan kehamilan dan penyesuaian obat.

  • Gangguan psikologis

Pasien dengan kejang lebih rentan mengalami gangguan psikologis, seperti depresi dan cemas. Gangguan ini dapat terjadi karena efek samping obat atau kejang itu sendiri.

Baca Juga: Langkah-langkah Menolong Orang Tenggelam yang Perlu Anda Ketahui

 

Cara mencegah kejang tonik klonik

Episode kejang tonik klonik seringkali tidak dapat dicegah. Namun saat muncul serangan, cedera bisa saja terjadi. Untuk menghindari cedera, langkah-langkah pencegahan berikut perlu Anda lakukan:

  • Berhati-hati tiap Anda berada di dekat air.
  • Hindari berenang sendirian.
  • Sebisa mungkin, tidak berendam saat mandi.
  • Beri pelindung pada ujung-ujung furnitur yang tajam.
  • Gunakan helm. Tidak hanya saat mengendarai motor, tetapi juga saat bersepeda atau berolahraga.
  • Siapkan catatan mengenai cara memberikan pertolongan pertama kejang, yang dapat dibaca oleh orang lain.
  • Jangan lupa untuk mencantumkan nomor kontak yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat. Catatan ini bisa Anda simpan bersama daftar langkah pertolongan pertama di dalam dompet. Anda juga bisa memakai gelang maupun kalung khusus.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Berkonsultasilah dengan dokter jika Anda mengalami episode kejang tonik klonik untuk pertama kalinya. Segera cari pertolongan medis jika terjadi hal-hal berikut:

  • Kejang berlangsung lebih dari lima menit
  • Setelah kejang selesai, terjadi henti napas atau penderita tidak kunjung sadar
  • Kejang disertai demam tinggi
  • Dalam keadaan hamil
  • Memiliki diabetes
  • Episode kejang segera diikuti dengan episode berikutnya
  • Mengalami kelelahan akibat suhu udara yang panas
  • Terjadi cedera saat kejang

Jika Anda mengalami kejang berulang dan sudah dalam pengobatan, periksakan diri Anda ke dokter apabila frekuensi kejang bertambah sering atau muncul gejala kejang yang baru.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Mempersiapkan diri sebelum berkonsultasi dengan dokter mungkin tidak selalu dapat dilakukan. Pasalnya, Anda sendiri mungkin kehilangan kesadaran saat mengalami kejang.

Anda dapat meminta tolong pada keluarga atau kerabat untuk menemani anda berkonsultasi dengan dokter, diutamakan keluarga atau kerabat yang pernah menyaksikan langsung episode kejang Anda.

Berikut adalah informasi yang perlu Anda persiapkan:

  • Kumpulkan informasi mengenai kejang, seperti gejala yang dialami, waktu terjadi, durasi, dan kemungkinan pemicunya.
  • Catat semua gejala yang pernah dialami sekalipun tampak tidak berhubungan dengan episode kejang yang Anda alami.
  • Catat semua obat dan suplemen yang Anda konsumsi. Jika perlu, bawa obat-obat tersebut agar bisa Anda tunjukkan pada dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter mungkin akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Bisakah Anda mendeskripsikan kejang yang Anda alami?
  • Apa yang sedang Anda lakukan saat kejang terjadi?
  • Kapan kejang pertama kali terjadi?
  • Sudah berapa kali Anda mengalami kejang?
  • Apakah setiap episode kejang selalu sama? Atau ada gejala lainnya?
  • Pengobatan apa yang sudah Anda coba?
  • Apakah Anda dapat mengenali pemicu kejang?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis kejang tonik klonik. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.

 

Advertisement

kesehatan otakkejangpenyakit kepalaepilepsi

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved