logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Keguguran

1 Jun 2021

| Dedi Irawan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Keguguran lebih rentan dialami oleh wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun

Keguguran ditandai keluarnya darah dari vagina disertai sakit dan kram di perut bawah

Pengertian keguguran

Keguguran adalah kehilangan janin secara mendadak, yang terjadi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu. Kondisi ini bisa menimpa pada sekitar 10 hingga 20 persen wanita hamil.

Meski demikian, angka kasus keguguran mungkin saja lebih tinggi, mengingat banyak kasus yang tidak disadari karena muncul pada kehamilan yang baru saja terjadi.

Kehilangan janin secara spontan juga bisa terjadi karena berbagai kondisi medis tertentu. Sebagian besar di antaranya berada di luar kendali seseorang.

Namun kemungkinan keguguran bisa saja dikurangi dengan memahami faktor risiko, tanda, dan penyebabnya. Mengetahui berbagai hal tersebut juga berguna untuk mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat.

 

Jenis-jenis keguguran

Ada beberapa tipe yang dikelompokkan berdasarkan gejala dan tahap kehamilan penderitanya. Apa sajakah itu?

  • Keguguran total

Disebut keguguran total (abortus komplet) jika semua jaringan kehamilan telah keluar dari tubuh penderitanya.

  • Keguguran tidak lengkap

Keguguran tidak lengkap (abortus inkomplet) berarti ibu hamil hanya berhasil mengeluarkan sebagian jaringan atau plasenta, sementara sebagian lagi masih tertinggal dalam rahim.

  • Keguguran tak terduga

Sesuai istilahnya, jenis keguguran ini terjadi ketika embrio mengalami kematian tanpa sepengetahuan calon ibu. Embrio ini pun masih ada dalam rahim.

  • Ancaman keguguran

Nama medisnya adalah abortus imminens. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan dan kram yang menunjukkan adanya kemungkinan keguguran.

  • Keguguran yang tak terhindarkan

Istilah medis adalah abortus insipiens. Kondisi ini terjadi ketika muncul perdarahan, kram, dan pelebaran serviks (leher rahim), yang menandakan bahwa keguguran akan terjadi dan tidak bisa dihindari.

  • Keguguran septik

Keguguran septik menimpa ketika infeksi telah terjadi dalam rahim ibu hamil.

 

Tanda dan gejala keguguran

Gejala keguguran bisa berupa:

Perdarahan dari vagina

Perdarahan dari vagina merupakan gejala keguguran yang paling umum. Darah ini bisa memiliki beragam warna, dari bercak darah merah kecoklatan atau merah terang dengan jumlah sedikit, volume darah yang banyak, hingga berbentuk gumpalan.

Durasi pendarahan juga bisa berlangsung atau datang dan pergi selama beberapa hari.

Gejala lainnya

Adapun tanda-tanda keguguran lain yang mungkin muncul meliputi:

  • Kram atau nyeri di perut bagian bawah
  • Keluarnya cairan atau jaringan dari vagina
  • Tidak lagi merasakan gejala kehamilan, seperti mual dan nyeri payudara
  • Sakit punggung, bisa ringan maupun parah

 

Penyebab keguguran

Ada banyak penyebab keguguran, namun tidak selalu dapat diidentifikasi secara jelas oleh dokter.

Jika muncul pada tiga bulan pertama kehamilan (trimester pertama), penyebab keguguran yang paling sering terjadi adalah perkembangan atau kondisi janin yang tidak optimal. Tiga dari empat kasus keguguran dialami oleh ibu hamil pada masa ini.

Meski begitu, bila keguguran terjadi setelah tiga bulan kehamilan, penyebabnya yang paling umum adalah gangguan pada kesehatan calon ibu.

Sementara apabila keguguran terjadi pada akhir kehamilan,  penyebabnya bisa karena infeksi pada sang bayi yang memicu pecahnya air ketuban atau perdarahan. Kondisi ini kadang-kadang muncul akibat serviks yang terbuka sebelum waktunya.

Sekitar separuh dari keguguran terjadi karena kromosom atau gen yang tidak normal. Kelainan tersebut bisa menyebabkan beberapa hal berikut:

  • Blighted ovum yang berarti tidak terbentuknya embrio
  • Kematian janin, yakni embrio terbentuk, tapi tidak berkembang atau meninggal sebelum gejala keguguran muncul
  • Hamil anggur

 

Faktor risiko keguguran

Terdapat sederet faktor yang dikatakan dapat meningkatkan kemungkinan keguguran sebaiknya diwaspadai. Faktor-faktor risiko ini meliputi:

  • Usia ibu saat hamil

Perempuan berusia lebih dari 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran daripada perempuan dengan umur lebih muda.

Saat umur 35 tahun, wanita memiliki risiko keguguran sebesar 20 persen. Risiko ini akan terus meningkat seiring bertambahnya usia seorang wanita.

Risiko terjadinya keguguran akan bertambah menjadi 40 persen ketika seorang wanita hamil pada usia 40 tahun dan sekitar 80 persen di atas umur 45 tahun.

  • Pernah keguguran sebelumnya

Wanita yang pernah keguguran dua kali atau lebih secara berturut-turut, lebih berisiko untuk kembali mengalaminya pada kehamilan berikutnya.

  • Penyakit kronis

Ibu hamil yang mengidap penyakit kronis yang tidak tidak terkendali juga berosiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran, seperti diabetes, gangguan kelenjar tiroid, serta masalah hormon.

  • Infeksi tertentu

Ada beberapa jenis infeksi yang bisa menambah risiko keguguran bila dialami oleh ibu hamil. Contohnya, toksoplasmosis dan rubella.

  • Masalah rahim dan serviks

Beberapa kondisi yang tidak normal pada rahim (seperti fibroid rahim) dan serviks rahim yang lemah dapat pula menambah kemungkinan munculnya keguguran.

  • Gangguan pada plasenta

Plasenta adalah organ yang menyuplai nutrisi dari darah ibu pada janin. Jika ada masalah pada plasenta seperti plasenta previa dimana plasenta menutupi jalan lahir atau solusio plasenta dimana plansenta lepas sebelum waktunya melahirkan sehingga berujung pada keguguran.

  • Merokok, konsumsi alkohol, dan pemakaian obat terlarang

Perempuan yang merokok saat hamil akan lebih rentan untuk mengalami keguguran daripada yang tidak merokok. Demikain pula dengan kaum hwa yang mengonsumsi alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang.

  • Masalah berat badan

Berat badan berlebih atau berada di bawah batas ideal juga bisa meningkatkan risiko keguguran.

  • Tes invasif sebelum persalinan

Meski terbilang kecil, beberapa tes prenatal invansif bisa pula menambah risiko keguguran. Misalnya pengambilan sampel cairan ketuban.

 

Diagnosis keguguran

Diagnosis keguguran akan dilakukan oleh dokter ketika pasien datang dengan keluhan perdarahan vagina, kram perut, atau gejala keguguran lainnya. Jika usia kehamilan 18 minggu, pasien akan dirujuk ke unit bersalin di rumah sakit.

Sementara untuk pasien dengan usia kehamilan kurang dari enam minggu, pasien mungkin akan menjalani tes terlebih dulu. Langkah ini bertujuan memastikan apakah pasien benar-benar mengalami keguguran atau tidak.

Beberapa metode pemeriksaan dan diagnosis yang mungkin disarankan oleh dokter meliputi:

  • Pemeriksaan panggul
  • Pemeriksaan sampel jaringan bila ada jaringan yang keluar bersama darah dari vagina
  • USG guna mendeteksi janin dan detak jantungnya
  • USG transvaginal guna memeriksa ada tidaknya kelainan rahim
  • Tes darah untuk mengukur hormon, mendeteksi ada tidaknya penyakit tertentu, serta antibodi antiphospholipid (aPL)
  • Tes untuk memeriksa ada tidaknya kelainan kromosom

 

Advertisement

Cara mengobati keguguran

Sebagai cara mengobati keguguran, dokter bisa menganjurkan beberapa metode berikut:

1. Beristirahat dan menunda hubungan intim

Dokter umumnya akan merekomendasikan pasien untuk istirahat sampai perdarahan dan nyeri mereda. Wanita yang keguguran juga akan diminta agar tidak berolahraga dan menunda hubungan seksual selama beberapa waktu.

Langkah-langkah penanganan tersebut bertujuan meningkatkan kenyamanan pasien sampai kondisinya benar-benar pulih sekaligus mencegah komplikasi. Setelah masa penyembuhan berakhir, pasien baru boleh kembali berakitivas dengan normal.

2. Mengeluarkan jaringan dari rahim

Pada kondisi tertentu (seperti janin mati atau tidak terbentuk), dokter mungkin akan menyarankan prosedur untuk mengeluarkan jaringan yang ada dalam rahim. Pilihan penanganan ini meliputi:

  • Menunggu jaringan keluar secara alami

Dokter bisa memberikan waktu untuk menunggu selama maksimal tiga atau empat minggu sampai jaringan luruh dan keluar sendiri dari vagina. Jika cara ini tidak efektif, operasi mungkin dibutuhkan.

  • Pemberian obat penggugur kandungan

Ketika janin dinyatakan sudah meninggal, dokter akan mengeluarkannya dengan bantuan obat-obatan, misalnya misoprostol.

Obat penggugur kandungan hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk obat minum (oral) atau obat yang dimasukkan lewat vagina.

Pemberian obat penggugur kandungan umumnya memakan waktu 24 jam hingga jaringan luruh dah keluar lewat vagina.  

  • Kuretase

Kuretase atau kuret termasuk langkah penanganan keguguran yang juga bisa ditempuh untuk mengeluarkan janin dari rahim. Prosedur ini biasanya dilakukan jika keguguran disertai dengan perdarahan hebat atau tanda-tanda infeksi.

 

Komplikasi keguguran

Bila dibiarkan tanpa penanganan yang memadai, keguguran dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi uterus. Kondisi ini juga disebut keguguran septik.

Gejala dan tanda terjadinya komplikasi keguguran bisa berupa demam, menggigil, nyeri di perut bagian bawah, serta bau busuk pada vagina. Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala ini pada masa pasca-keguguran.

 

Cara mencegah keguguran

Tidak semua cara mencegah keguguran bisa dilakukan. Namun antisipasi berupa menjaga kehamilan yang sehat tetap bisa diterapkan. Cara-cara ini meliputi:

  • Menjalani pemeriksaan kehamilan dan perawatan prenatal secara rutin
  • Mengonsumsi suplemen serta vitamin sesuai anjuran dokter ketika merencanakan atau sedang hamil
  • Menghindari faktor keguguran, seperti merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang
  • Menghindari infeksi dengan selalu menjaga kebersihan diri
  • Membatasi konsumi kafein
  • Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
  • Menjaga berat badan tetap ideal sebelum maupun selama hamil
  • Melakukan olahraga ibu hamil yang sesuai dengan kondisi kesehatan, atau sesuai anjuran dokter

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segera periksakan diri ke dokter kandungan bila Anda mengalami gejala yang mengarah pada keguguran, terutama perdarahan dari vagina dan kram perut. Seringan apapun keluhan yang Anda rasakan, tidak ada salahnya untuk tetap berkonsultasi dengan dokter agar kesehatan Anda dan janin bisa terjaga.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buatlah daftar seputar gejala yang muncul.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah pasangan atau orang terdekat untuk mendampingi saat Anda berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberi dukungan moral maupun membantu mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali muncul?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait keguguran?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis keguguran agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Advertisement

kesehatan kandungankeguguranmasalah kehamilanpenyakit kandungan

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved