1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kecanduan makanan ditandai dengan makan secata tidak terkendali
Kecanduan makanan adalah kelainan perilaku yang ditandai dengan makan secara kompulsif dan tidak terkendali. Biasanya, kondisi ini dipicu oleh emosi, seperti rasa marah, sedih, atau stress.
Diagnosis kecanduan makanan memang masih kontroversial. Pasalnya,ada pakar yang setuju dengan konsep ini. Sementara sebagian pakar medis lain menganggap bahwa kecanduan makanan bukanlah kelainan tersendiri.
Salah satu teori menyebutkan bahwa saat makan, zat kimia dalam otak (misalnya dopamin) akan dikeluarkan dan menimbulkan perasaan senang. Inilah yang menjadikan makanan memiliki efek kecanduan, sama seperti rokok atau alkohol. Namun tidak semua ahli setuju bahwa makanan dapat menyebabkan kecanduan.
Mungkin Anda berpikir kalau orang yang kecanduan makanan pasti gemuk. Kecanduan ini memang dapat menjadi salah satu faktor penyebab obesitas. Tetapi tidak semua orang yang mengalaminya pasti gemuk. Ada juga penderitanya yang memiliki berat badan normal atau bahkan di bawah batas normal.
Orang dengan kecanduan makanan dapat menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
Setelah makan dalam jumlah yang banyak, pecandu makanan sering tidak merasa senang. Mereka justru mengalami perasaan:
Seperti kasus kecanduan lainnya, pengidap kecanduan makanan juga kerap kesulitan untuk menghentikan kecanduannya. Meskipun sudah berusaha untuk berhenti, usaha ini umumnya gagal.
Dokter akan mencoba menggali gejala kecanduan makanan yang Anda alami melalui tanya jawab. Para peneliti di Universitas Yale mengembangkan kuesioner untuk membantu dalam proses identifikasi kecanduan ini.
Beberapa pertanyaan dalam kuesioner tersebut meliputi:
Kecanduan makanan sering mengganggu hubungan sosial Anda. Karena itu, masalah hubungan dengan orang lain juga akan ditanyakan dalam kuesioner. Berikut contoh pertanyaannya:
Kuesioner ini juga berusaha untuk mengidentifikasi dampak kecanduan makan terhadap emosi Anda dengan memberikan pertanyaan di bawah ini:
Advertisement
Penanganan kecanduan makanan ditujukan untuk memutus kebiasaan makan terlalu banyak. Berikut terapi yang efektif dalam mengatasi kecanduan makanan:
Obat tidak diberikan untuk menghentikan kecanduan, tetapi untuk mengatasi gejala depresi dan gangguan kecemasan yang timbul akibat kecanduan.
Terapi ini bertujuan mengenali pola pikir orang yang mengalami kecanduan, serta mengubahnya sehingga terbentuk cara baru dalam menghadapi pemicu kecanduan.
Terapi ini berfokus untuk menemukan solusi bagi semua masalah yang Anda alami. Dengan ini, Anda tidak lagi menganggap makan sebagai jalan keluar dari tiap masalah.
Jika dokter mendeteksi adanya trauma yang menjadi pemicu kecanduan, trauma therapy dilakukan untuk mengatasi trauma tersebut.
Konseling gizi akan membantu penderita dalam memulai kebiasaan makan yang lebih sehat, serta membantu dalam memilih dan merencanakan pola makan.
Terapi yang dilakukan juga harus didukung dengan perubahan pola hidup di bawah ini:
Jika dibiarkan, kecanduan makanan bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Banyak hal tentang kecanduan makanan yang belum diketahui oleh para ahli. Misalnya, kelompok orang mana yang lebih rentan untuk mengalaminya, atau apa yang menjadi penyebab pastinya. Karena itu,cara pencegahan kecanduan makanan yang efektif belum diketahui hingga sekarang.
Meski begitu, Anda dapat berusaha membatasi asupan makanan yang diketahui sering membuat Anda ketagihan. Contohnya, makanan yang tinggi gula, garam, lemak, dan pati.
Segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa:
Jika menemukan keluarga, kerabat, atau teman yang menunjukkan gejala kecanduan makanan, Anda sebaiknya membujuknya untuk ke dokter. Ada kalanya, penderita kecanduan merasa tidak ada yang salah dengan dirinya dan membutuhkan dorongan serta dukungan dari orang lain untuk berobat.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan berusaha menggali gejala kecanduan makanan yang Anda alami. Selain gejala fisik, dokter akan menanyakan lebih dalam mengenai hal-hal pribadi yang berhubungan dengan psikis atau emosi Anda.
Alangkah baiknya jika Anda dapat berkomunikasi secara terbuka dengan dokter. Dengan ini, hal-hal yang menjadi pemicu kecanduan makanan dapat diketahui dan diatasi.
Dokter juga akan menganalisis ada tidaknya gejala depresi atau gangguan kecemasan, terutama jika ada gejala depresi berat yang disertai pikiran atau keinginan bunuh diri. Dalam kondisi tersebut, dibutuhkan penanganan khusus atau bahkan perawatan di rumah sakit.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved