Katatonia adalah suatu gangguan medis psikomotor, artinya keadaan yang melibatkan hubungan antara fungsi mental dan gerakan tubuh. Katatonia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dengan normal.
Pasien dengan katatonia dapat mengalami banyak gejala. Gejala paling umum adalah stupor yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk bergerak, berbicara, atau merespon rangsangan. Akan tetapi, beberapa pasien dengan katatonia juga dapat mengalami gerakan berlebihan dan gelisah.
Katatonia dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahun. Kondisi ini dapat berulang kembali dalam beberapa minggu hingga tahun dari gejala yang pertama muncul.
Katatonia yang muncul karena penyebab yang jelas dikenal dengan sebutan katatonia ekstrinsik, sementara bila penyebabnya tidak diketahui dikenal dengan katatonia intrinsik.
Katatonia secara umum dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu retarded catatonia, excited catatonia, dan katatonia maligna.
Retarded catatonia adalah jenis katatonia yang paling umum dan ditandai dengan gerakan tubuh yang lambat. Pasien dengan retarded catatonia seringkali menatap nanar ke langit-langit dan tidak berbicara. Retarded catatonia dikenal juga dengan sebutan katatonia akinetik.
Pasien dengan excited catatonia tampak gelisah dan tidak bisa diam. Pasien dapat terlibat dalam perilaku melukai diri. Kondiis ini dikenal juga dengan nama katatonia hiperkinetik.
Pasien dengan katatonia maligna dapat mengalami delirium dan demam. Pasien juga dapat mengalami jantung berdebar dan tekanan darah tinggi.
Gejala katatonia tergantung pada jenisnya. Berikut penjelasannya.
Retarded catatonia terdiri atas banyak gejala, seperti:
Gejala excited catatonia meliputi gerakan yang berlebih dan tidak biasa. Misalnya gelisah, tidak bisa diam, dan gerakan yang tidak bermakna.
Katatonia maligna ditandai dengan gejala yang parah, seperti:
Tanda-tanda vital seperti tekanan darah, laju napas, dan denyut jantung dapat meningkat. Gejala katatonia maligna membutuhkan penanganan segera.
Penyebab katatonia dapat berupa:
Gangguan perkembangan sistem saraf, penyakit psikotik, bipolar, depresi, dan kondisi medis lain seperti penyakit autoimun, defisiensi asam folat otak, dan kanker dapat menyebabkan kondisi ini.
Katatonia dapat menjadi efek samping obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit jiwa. Bila Anda mencurigai obat menjadi penyebab katatonia, segera cari pertolongan medis segera karena kondisi ini termasuk gawat darurat.
Penghentian obat seperti klozapin juga dapat menyebabkan katatonia.
Pemeriksaan pencitraan menunjukkan bahwa pasien dengan katatonia kronis memiliki kelainan pada otak. Berlebih atau kurangnya neurotransmitters (zat kimia pada otak) dapat menyebabkan katatonia. Misalnya dopamin atau gamma-aminobutyric acid (GABA).
Faktor risiko terjadinya katatonia dapat berupa:
Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis katatonia. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya perlu dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lainnya.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
Pemeriksaan ini sering digunakan untuk mendiagnosis katatonia. Skala ini memiliki 23 komponen yang diberi skor 0 sampai 3. Skor 0 berarti gejalanya tidak ada, sementara skor 3 berarti terdapat gejala.
Pemeriksaan darah dapat membantu mendeteksi gangguan elektrolit yang dapat menyebabkan gangguan fungsi mental. Emboli paru atau gumpalan darah di paru-paru dapat menyebabkan gejala katatonia, yang dapat dideteksi kadar d-dimer darah yang meningkat.
Pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI dapat membantu dokter melihat kondisi otak. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya tumor atau pembengkakan otak.
Advertisement
Pengobatan katatonia dapat dilakukan dengan obat-obatan atau electroconvulsive therapy (ECT).
Obat-obatan adalah cara mengobati katatonia yang paling awal. Jenis obat yang dapat digunakan antara lain:
Selain itu, obat seperti amobarbital, bromokriptin, karbamazepin, litium, hormon tiroid, dan zolpidem juga dapat disarankan tergantung pada kondisi pasien. Setelah 5 hari, bila tidak ada respon terhadap terapi atau gejala memburuk dokter akan merekomendasikan terapi lainnya.
Electroconvulsive therapy adalah pengobatan yang efektif untuk katatonia. Terapi ini dilakukan di rumah sakit di bawah pengawasan tenaga medis. Pada prosedur ini, mesin khusus akan mengirimkan kejut listrik pada pasien yang sudah terbius. Hal ini memicu terbentuknya kejang pada otak dalam semenit.
Kejang ini dipercaya menyebabkan perubahan jumlah neurotransmitter otak yang dapat memperbaiki gejala katatonia.
Komplikasi katatonia disebabkan oleh imobilitas dan ketidakmauan pasien untuk makan atau minum. Komplikasi tersebut dapat berupa:
Karena penyebab pastinya tidak diketahui, cara mencegah katatonia juga tidak ada. Akan tetapi, pasien dengan katatonia perlu menghindari penggunaan obat-obatan psikiatri berlebihan seperti chlorpromazine. Penyalahgunaan obat dapat memperparah gejala katatonia.
Berkonsultasilah dengan dokter apabila Anda mengalami gejala katatonia.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis katatonia. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved