Katarak traumatik biasanya terjadi bertahun-tahun setelah cedera atau trauma pada mata
Sesuai namanya, katarak traumatik adalah jenis katarak yang terjadi akibat cedera atau trauma pada mata. Katarak biasanya baru terjadi bertahun-tahun setelahnya.Pada umumnya, katarak terjadi pada kalangan lanjut usia (lansia) dan muncul secara perlahan-lahan sampai akhirnya mengganggu penglihatan. Sementara pada katarak traumatik, karatak dapat terjadi pada usia berapa saja.Katarak yang terjadi pada penuaan bermula ketika zat protein dalam mata membentuk gumpalan yang lama-kelamaan menghalangi pandangan mata.Berbeda dengan katarak akibat penuaan, katarak traumatik terjadi akibat pecahnya kapsul lensa akibat trauma. Katarak traumatik merupakan salah satu penyebab kebutaan setelah trauma pada mata.
Katarak Traumatik
Dokter spesialis
Mata
Gejala katarak traumatik sama dengan gejala katarak pada umumnya. Keluhan ini meliputi:
Kerap melihat lingkaran cahaya seperti halo saat melihat cahaya, misalnya lampu
Pandangan ganda pada mata yang mengalami katarak
Berulang kali merasa tidak cocok dengan kacamata yang telah dipakai.
Biasanya, katarak traumatik hanya terjadi pada satu sisi mata yang mengalami trauma. Ini menyebabkan penderita kesulitan melihat karena satu matanya dapat melihat dengan jelas, sedangkan penglihatan mata sebelahnya kabur.Katarak traumatik juga sering disertai dengan robeknya selaput bening (kornea), cedera pada selaput pelangi (iris), perdarahan vitreus (gel dalam bola mata), dan robekan retina. Robekan retina merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan secepat mungkin.
Penyebab katarak traumatik meliputi:
Trauma tumpul pada bola mata, misalnya mengalami pukulan pada area mata
Trauma tajam atau trauma tusukan pada mata, contohnya mata yang tertusuk paku atau benda tajam lainnya
Benda asing kecil yang masuk sampai ke lensa mata
Zat kimia yang masuk ke mata
Cedera akibat sengatan listrik serta radiasi pada mata
Ketika pasien pertama kali datang ke rumah sakit atau klinik akibat trauma pada mata, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terlebih dahulu. Langkah ini juga untuk memastikan tidak ada keadaan yang membahayakan jiwa pasien. Setelahnya, dokter akan melakukan evaluasi dan penanganan yang menyeluruh.Diagnosis katarak traumatik bisa ditentukan berdasarkan tanya jawab, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Berikut penjelasannya:
Tanya jawab
Seperti biasa, dokter akan memulai proses diagnosis dengan menanyakan seputar mekanisme terjadinya trauma mata.
Pemeriksaan fisik
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan visus atau ketajaman penglihatan mata. Tes ini menggunakan diagram Snellen (Snellen chart).Dalam pemeriksaan ketajaman penglihatan, pasien akan diminta duduk sejauh 6 meter dari diagram Snellen. Dokter kemudian meminta Anda untuk menyebutkan huruf, angka, atau gambar yang ditunjuk oleh dokter.Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan menyeluruh pada bagian luar mata. Bius lokal mungkin diberikan bila Anda tidak dapat membuka mata karena nyeri.Kemudian, dokter memeriksa pergerakan bola mata dengan menyuruh Anda menggerakkan mata mengikuti benda. Lalu dokter mengecek pupil dengan menyinari mata Anda memakai senter kecil.
Pemeriksaan penunjang
Bila dirasa perlu, dokter bisa menganjurkan pemeriksaan lanjutan berupa CT scan orbita. Langkah ini bertujuan mengevaluasi trauma pada bola mata dan ada tidaknya tulang mata yang patah, serta mendeteksi benda asing dalam mata.Pemeriksaan slit-lamp pun bisa dilakukan guna melihat struktur luar mata Anda di bawah sinar. Dokter dapat mengevaluasi kondisi kornea, iris, lensa, serta ruangan antara selaput bening dan pelangi.Pemeriksaan retina menggunakan slit-lamp atau alat oftalmoskop pun dapat dianjurkan. Pertama, dokter akan meneteskan tetes mata untuk memperbesar ukuran pupil mata agar bisa melihat retina mata Anda.Setelah dokter yakin bahwa tidak ada hal serius pada cedera sesius pada mata Anda, Anda biasanya boleh pulang. Namun bila setelah beberapa waktu terjadi trauma, Anda merasakan gejala katarak, Anda dapat kembali memeriksakan mata ke dokter mata.
Pertama-tama, dokter akan memberikan resep kacamata. Penggunaan kacamata dapat memperbaiki penglihatan Anda untuk sementara waktu.Namun bila katarak traumatik telah berkembang dan mengganggu penglihatan Anda secara serius, dokter akan menganjurkan operasi katarak. Selama operasi, dokter Anda akan mengangkat lensa mata yang mengalami katarak dan menggantinya dengan lensa baru.Prosedur pengangkatan katarak tersebut bisa meliputi:
Intracapsular sataract extraction (ICCE)
Extracapsular cataract sxtraction (ECCE)
Smallincision cataract surgery (SICS)
Phacoemulsification
Komplikasi akibat operasi katarak
Sama seperti semua prosedur medis, operasi katarak juga bisa menyebabkan komplikasi tertentu. Beberapa di antaranya
Kekeruhan kapsul posterior atau yang kerap dikenal dengan sebutan katarak sekunder.
Komplikasi katarak traumatik
Apabila dibiarkan, katarak traumatik dapat menimbulkan komplikasi pada mata yang meliputi:
Bergesernya lensa mata
Lensa mata mencair dan berubah bentuk
Penyakit mata lainnya yang berupa glaukoma, uveitis, ablasi retina, hifema, pendarahan rongga belakang mata, dan gangguan saraf optik.
Hal terpenting yang dapat Anda lakukan sebagai tindak pencegahan katarak traumatik adalah menghindari cedera mata. Misalnya, menggunakan pelindung mata berupa goggle ketika melakukan aktivitias fisik yang berisiko, misalnya saat terpapar zat kimia atau berolahraga yang berisiko.Bila telah terjadi trauma pada mata, Anda dapat mencegah masalah lebih lanjut dengan cara-cara berikut:
Jangan menyentuh, menggosok, atau menekan mata Anda
Jangan mencoba untuk mengambil atau mencabut benda yang menusuk mata
Jangan gunakan salep atau obat apapun pada mata Anda
Bila mata Anda terkena zat kimia, basuhlah dengan air bersih yang mengalir
Balut mata Anda dengan perban steril sampai Anda mendapat penanganan medis, tapi ingatlah agar Anda tidak membebatnya terlalu kencang.
Ketika Anda mengalami trauma pada mata, segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Terutama bila Anda mengalami penurunan ketajaman penglihatan, pembengkakan, perdarahan, atau nyeri pada mata Anda.
Saat gejala pertama kali terasa, Anda mungkin ke dokter umum dulu. Bila mencurigai kondisi yang Anda alami adalah katarak traumatik, dokter akan merujuk Anda ke dokter mata.Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Buat daftar seputar gejala mata yang Anda rasakan.
Catat riwayat penyakit dan riwayat trauma pada mata.
Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Saat pemeriksaan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut:
Kapan Anda pertama kali merasakan gejala katarak pada mata Anda?
Apakah gejala tersebut terus-menerus terjadi atau hilang dan timbul?
Apakah Anda mengalami gangguan penglihatan pada tempat yang terang?
Apakah gejala semakin memburuk?
Apakah gejala sudah mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, seperti menyetir, membaca, atau bekerja?
Apakah Anda pernah mengalami trauma pada mata? Bila iya, bagaimana mekanisme terjadinya trauma tersebut?
Apakah Anda pernah menjalani operasi mata?
Apakah Anda pernah didiagnosis mengalami peradangan selaput bening mata?
Apakah Anda pernah menjalani terapi radiasi pada bagian kepala dan atau leher?
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada mata dan bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis di balik gejala-gejala yang Anda alami, sehingga pengobatan yang tepat bisa dilakukan.
National Eye Institute. https://nei.nih.gov/health/cataract/cataract_facts Diakses pada 20 Januari 2020 Healthline. https://www.healthline.com/health/cataract Diakses pada 20 Januari 2020 Healthline. https://www.healthline.com/health/eye-emergencies#symptoms Diakses pada 20 Januari 2020 NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4740629/ Diakses pada 20 Januari 2020 NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23931462 Diakses pada 20 Januari 2020 NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/271404 Diakses pada 20 Januari 2020 NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3491280/ Diakses pada 20 Januari 2020 Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/medical-professionals/trauma/news/a-blow-to-the-eye-ocular-and-orbital-trauma/mac-20429287 Diakses pada 20 Januari 2020 Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cataracts/diagnosis-treatment/drc-20353795 Diakses pada 20 Januari 2020 Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/in-depth/eye-injury/art-20047121 Diakses pada 20 Januari 2020 Patient Info. https://patient.info/doctor/eye-injuries Diakses pada 20 Januari 2020 All About Vision. https://www.allaboutvision.com/conditions/cataracts.htm Diakses pada 20 Januari 2020 Medicine Net. https://www.medicinenet.com/cataract_surgery/article.htm Diakses pada 20 Januari 2020Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/1211083-overview Diakses pada 20 Januari 2020