Cataplexy atau katapleksi adalah suatu kondisi yang menyebabkan otot seseorang lemah secara tiba-tiba. Katapleksi biasanya terjadi ketika seseorang sedang merasakan emosi yang kuat. Misalnya menangis, tertawa, atau marah.
Saat mengalami katapleksi Anda mungkin akan kehilangan kendali atas ekspresi wajah dan leher. Kondisi ini biasanya terjadi selama beberapa detik hingga 2 menit.
Tingkat keparahan katapleksi bisa bervariasi. Katapleksi dengan tingkat keparahan rendah dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol ototnya. Sedangkan katapleksi dengan tingkat keparahan tinggi dapat menyebabkan seseorang pingsan dan tidak dapat bergerak atau berbicara.
Katapleksi berhubungan dengan narkolepsi. Narkolepsi merupakan gangguan saraf yang menyebabkan seseorang selalu merasa ngantuk. Narkolepsi memiliki dua tipe, tipe 1 dan tipe 2. Salah satu gejala narkolepsi tipe 1 adalah katapleksi.
Secara umum, tanda dan gejala katapleksi meliputi beberapa hal di bawah ini:
Saat ini penyebab katapleksi masih diteliti lebih dalam. Namun, penyebab utama katapleksi yang banyak diperkirakan adalah kurangnya hormon hipokretin (orexin) dalam otak. Hormon ini membantu Anda tetap sadar dan mengontrol siklus tidur rapid eye movement (REM).
Kurangnya hormon ini diduga disebabkan oleh adanya perubahan sistem kekebalan yang menyerang sel-sel otak yang mengandung hipokretin.
Selain itu, bagian lain dari otak yang mengontrol siklus tidur Anda juga diduga berperan dalam menyebabkan narkolepsi dengan katapleksi.
Beberapa faktor risiko katapleksi meliputi:
Diagnosis katapleksi dilakukan dengan cara melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan tes seperti di bawah ini.
Saat pemeriksaan fisik Anda harus jujur pada dokter dengan menjelaskan semua gejala yang dirasakan. Saat melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga akan bertanya mengenai beberapa hal.
Seperti seberapa sering Anda mengalami gejala katapleksi, berapa durasi gejala katapleksi yang dirakan, apa peristiwa yang memicu, dan otot mana yang terpengaruh.
Dokter akan memberikan serangkaian pertanyaan singkat untuk mengukur rasa kantuk Anda atau yang biasa disebut dengan skala kantuk epworth.
Anda mungkin diminta untuk menyimpan catatan tidur mendetail selama satu atau dua minggu, dan memakai perangkat seperti jam tangan yang dikenal sebagai actigraph untuk mengukur periode aktivitas dan istirahat.
Tes ini dilakukan dokter guna mencatat apa yang terjadi pada otot dan otak saat Anda tidur.
Tes ini dilakukan mengevaluasi rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dengan mengukur seberapa cepat Anda tertidur di siang hari.
Meskipun begitu, tidak semua tes harus Anda jalani. Jika dari pemeriksaan fisik dokter sudah dapat mendiagnosis bahwa Anda mengalami katapeksi, maka Anda tidak perlu melakukan tes yang lain. Tes lain hanya perlu dilakukan jika dokter menduga bahwa Anda mengalami katapleksi dan narkolepsi.
Advertisement
Cara mengobati katapleksi umumnya dilakukan bukan untuk menghilangkan kondisi tersebut sepenuhnya, melainkan untuk meredakan gejala yang dialami. Untuk mengurangi gejala katapleksi, Anda bisa mengonsumsi obat dan menerapkan gaya hidup sehat.
Obat yang bisa Anda konsumsi untuk mengurangi gejala katapleksi tanpa adanya narkolepsi, yaitu:
Sedangkan jika Anda mengalami katapleksi dan narkolepsi, beberapa pilihan obat yang bisa Anda konsumsi adalah:
Beberapa gaya hidup sehat yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala katapleksi, yaitu:
Beberapa komplikasi katapleksi yang mungkin bisa Anda alami, yaitu:
Cara mencegah katapleksi yang bisa dilakukan meliputi:
Jika Anda memiliki tanda atau gejala-gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya, konsultasikan dengan dokter.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis katapleksi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved