27 Jun 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kanker vulva berbentuk benjolan dan biasanya terasa nyeri atau gatal
Kanker vulva adalah jenis kanker yang menyerang area vulva, yaitu bagian luar alat kelamin perempuan. Vulva merupakan area kulit yang mengelilingi lubang kencing maupun vagina, termasuk labia mayora dan minora (bibir vagina), serta klitoris.
Penyakt kanker pada vulva biasanya muncul dengan tanda berupa benjolan atau luka yang nyeri di vulva, dan menimbulkan rasa gatal.
Kanker vulva tergolong jarang terjadi dan berkembang perlahan-lahan hingga bertahun-tahun. Awalnya, kondisi ini tidak menimbulkan gejala apapun.
Dilansir dari American Society of Clinical Oncology, pada tahun 2020 diperkirakan ada 45.240 orang yang terdiagnosis menderita kanker vulva di seluruh dunia. Sementara, angka kematiannya mencapai 17.427 orang.
Kanker ini lebih sering dialami oleh wanita yang pernah mengalami infeksi HPV (human papillomavirus) dan kutil kelamin. Semakin cepat kanker terdeteksi dan mendapatkan perawatan, semakin besar peluangnya untuk sembuh.
Kanker vulva bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis berikut:
Jenis kanker vulva yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa. Kanker ini bermula pada sel skuamosa yang merupakan jenis utama sel kulit. Terdapat beberapa subtipe dari karsinoma ini, yaitu:
Jenis ini paling umum terjadi dan menyerang perempuan berusia lanjut. Kanker vulva jenis ini tidak memiliki hubungan dengan infeksi yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV).
Jenis ini lebih sering ditemukan pada wanita muda dengan infeksi HPV.
Jenis karsinoma verukosa jarang terjadi, tetapi penting untuk dikenali. Pasalnya, pertumbuhan kanker ini lambat dan cenderung mempunyai harapan kesembuhan yang baik.
Kanker ini muncul seperti kutil berukuran besar dan memerlukan pemeriksaan biopsi untuk memastikan tingkat keparahannya.
Kanker ini bermula pada sel kelenjar yang disebut adenokarsinoma. Vulva adenokarsinoma paling sering berawal pada kelenjar Bartholin yang berada di dalam pembukaan vagina.
Kanker kelenjar Bartholin biasanya dicurigai sebagai kista (penumpukan cairan di dalam kelenjar). Maka dari itu, diperlukan waktu yang cukup lama untuk memastikan penyakit ini. Kanker ini juga dapat timbul pada kelenjar keringat pada kulit vulva.
Melanoma bermula pada sel-sel penghasil pigmen yang memberi warna pada kulit. Kanker ini lebih sering menyerang daerah kulit yang sering terpapar sinar matahari. Namun tidak menutup kemungkinan pada daerah yang tidak terpapar sinar matahari, seperti vulva. Meski demikian, hal ini cukup jarang terjadi.
Sarkoma merupakan jenis kanker yang bermula pada tulang, otot, atau jaringan ikat. Kanker sarkoma ini agak berbeda dari jenis kanker vulva yang lain. Kanker ini dapat terjadi pada perempuan di berbagai usia, tanpa kecuali
Karsinoma sel basal merupakan jenis kanker pada kulit yang terkena sinar matahari dan kanker ini jarang terjadi pada vulva.
Ada beberapa gejala yang dapat ditimbulkan oleh kanker vulva, yaitu:
Terkadang, penderita kanker vulva juga bisa tidak mengalami gejala di atas, atau tanda-tanda tersebut disebabkan oleh kondisi medis lain. Guna memastikannya, diperlukan pemeriksaan medis oleh dokter.
Penyebab kanker vulva belum diketahui hingga saat ini . Pada umumnya, kanker terjadi ketika sel-sel sehat di vulva bermutasi.
Mutasi genetik tersebut mengakibatkan sel berkembang secara cepat dan tidak terkendali. Sel-sel abnormal lalu mendesak sel-sel sehat yang perlahan-lahan akan mati. Sel abnormal kemudian menumpuk dan membentuk tumor.
Faktor-faktor di bawah ini diduga bisa meningkatkan risiko kanker vulva:
Untuk memastikan diagnosis kanker vulva, dokter akan menanyakan gejala, pola hidup, serta kehidupan seks pasien terlebih dahulu. Riwayat penyakit pasien maupun keluarga juga akan ditanyakan.
Selanjutnya, dokter akan mengecek kondisi vulva dan vagina pasien untuk mencari tanda-tanda yang mengarah ke kanker vulva.
Jika mencurigai gejala Anda sebagai ciri-ciri kanker vulva, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan di bawah ini untuk memastikan diagnosisnya:
Kolposkopi menggunakan alat pembesar agar dokter dapat memeriksa bagian vulva guna melihat area yang dicurigai sebagai kanker.
Biopsi dilakukan dengan mengambil sedikit sampel jaringan dari bagian vulva yang terdampak. Sampel ini lalu diuji di laboratorium untuk mendeteksi ada tidaknya sel-sel kanker.
Dokter akan memeriksa vulva, rahim, vagina, ovarium, kandung kemih, dan rektum untuk memeriksa adanya perubahan tidak biasa.
Rontgen dada (thoraks) dan perut juga bisa dilakukan untuk mendeteksi penyebaran kanker. Selain X-ray, dokter dpaat menganjurkan tes pencitraan berupa CT scan, MRI, serta PET scan.
Melalui serangkaian pemeriksaan, dokter dapat menentukan tingkat keparahan alias stadium kanker vulva yang meliputi:
Kanker berukuran kecil, dan terdapat di vulva atau bagian di antara vagina dan anus (perineum). Namun kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening maupun organ lain.
Kanker sudah menyebar ke organ-organ di sekitarnya, misalnya uretra, vagina, dan anus. Namun, kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening.
Kanker telah meluas ke jaringan terdekat hingga ke kelenjar getah bening di selangkangan.
Kanker sudah menyebar ke banyak kelenjar getah bening, vagina atau bagian atas uretra, kandung kemih, serta tulang panggul. Kanker juga mungkin saja telah meluas ke organ tubuh lain yang jauh dari vulva, seperti paru-paru.
Deteksi stadium kanker vulva berperan penting dalam menentukan langkah pengobatan yang akan diberikan oleh dokter.
Advertisement
Cara mengobati kanker vulva diberikan oleh dokter berdasarkan jenis dan stadium kanker, serta kondisi kesehatan pasien secara umum. Dokter dapat menyarankan tiga jenis penanganan berikut:
Operasi bertujuan mengangkat seluruh bagian yang terjangkit tumor maupun kanker. Prosedur ini bisa dilakukan dengan:
Kemoterapi dapat menjadi pilihan pengobatan bagi pasien dengan kanker vulva stadium lanjut yang telah menyebar ke area tubuh lain.
Prosedur ini terkadang dikombinasikan dengan radioterapi untuk mengecilkan atau menyusutkan ukuran kanker sebelum operasi. Dengan ini, tingkat keberhasilan operasi pun akan meningkat.
Prosedur kemoterapi dilakukan dengan pemberian obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker.
Terapi radiasi atau radioterapi menggunakan sinar X untuk membunuh sel-sel kanker. Selama menjalaninya, pasien berbaring dan mendapatkan paparan radiasi dari mesin yang diarahkan ke bagian tubuh dengan sel kanker.
Selain untuk memberantas sel kanker, prosedur radioterapi juga dapat memperkecil kanker vulva agar lebih mudah dioperasi.
Radiasi yang dikombinasikan dengan kemoterapi digunakan agar sel kanker lebih rentan terhadap terapi radiasi. Apabila sel kanker berada di kelenjar getah bening, dokter akan melakukan radioterapi di sekitar kelenjar getah bening untuk membunuh sel kanker yang tersisa pascaoperasi.
Meki jarang terjadi, kanker vulva yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Cara mencegah kanker vulva sepenuhnya belum tersedia. Pasalnya, penyebab pastinya juga belum diketahui.
Namun Anda dapat menerapkan beberapa langkah pencegahan penyakit menular seksual di bawah ini untuk mengurangi risiko kanker vulva:
Jika mengalami gejala yang mengarah ke kanker vulva segera konsultasi dengan dokter. Pemeriksaan perlu dilakukan agar masalah dapat terdeteksi sedini mungkin dan mendapat penanganan yang sesuai.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis kanker vulva. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved