1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sesuai namanya, kanker usus halus akan menyerang usus halus
Kanker usus halus adalah jenis kanker yang menyerang usus halus, salah satu organ saluran pencernaan. Usus halus menyerupai pipa panjang yang menghubungkan perut dan usus besar dan terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
Selain berperan dalam mencerna makanan dan menyerap nutrisi, usus halus juga menghasilkan zat-zat yang membantu pencernaan makanan sehingga gizinya mudah diserap.
Usus ini juga bertugas melawan kuman yang ikut masuk ke tubuh melalui makanan. Apabila diserang kanker, usus halus akan kehilangan fungsi-fungsi tersebut.
Kanker usus halus memiliki beberapa tipe di bawah ini:
Adenocarcinoma tumbuh di jaringan yang melapisi bagian dalam usus. Hampir separuh dari kasus kanker usus halus merupakan tipe ini.
Awalnya, adenocarcinoma hanya terlihat seperti benjolan tidak berbahaya dalam usus. Benjolan ini disebut polip. Namun benjolan tersebut lama-kelamaan bisa menjadi kanker.
Sarkoma tumbuh di jaringan lunak di usus halus, khususnya di ileum. Salah satu contoh sarkoma yang paling umum adalah leiomyosarcoma yang menyerang otot di usus halus.
Sekitar 40 persen dari kanker usus halus adalah tumor neuroendokrin, yang berasal dari sel-sel yang menghasilkan hormon. Tumor karsinoid merupakan salah satu contohnya.
Limfoma berawal pada kelenjar getah bening yang ada di dalam usus halus. Umumnya, tipe ini menyerang orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Gejala kanker usus halus umumnya tidak spesifik. Namun beberapa keluhan berikut biasanya dialami oleh penderita:
Sama seperti kanker pada umumnya, penyebab kanker usus halus adalah terjadinya mutasi pada DNA di sel-sel usus halus. Sel-sel yang mengalami mutasi akan membelah diri secara berlebihan. Akibatnya, jumlah sel-sel ini menjadi sangat banyak dan akhirnya membentuk tumor.
Hingga saat ini, penyebab di balik mutasi DNA tersebut belum diketahui dengan pasti. Namun sederet faktor di bawah ini dipercaya bisa meningkatkan risiko terjadinya mutasi yang mempengaruhi kondisi ini adalah:
Mutasi gen bisa diturunkan dari orangtua kandung, dan dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, termasuk kanker usus halus.
Ada beberapa penyakit dapat meningkatkan risiko kanker usus halus, seperti penyakit Crohn, inflammatory bowel disease, familial adenomatous polyposis (FAP), dan penyakit celiac.
Kondisi sistem imun yang lemah juga bisa meningkatkan risiko kanker usus. Contohnya, mengidap penyakit HIV/AIDS, menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker, mengosumsi obat imunosupresan, serta pernah menjalani operasi transplantasi organ.
Seiring bertambahnya usia, risiko kanker usus halus juga akan turut meningkat.
Mengonsumsi makanan yang kaya lemak bisa meningkatkan risiko berbagai gangguan medis, termasuk kanker usus halus.
Merokok juga berpotensi meningkatkan risiko keruskan DNA pada sel-sel, sehingga mempertinggi risiko kanker usus halus.
Baca juga: Mengenal 10 Penyakit Akibat Merokok yang Perlu Diwaspadai
Pada tahap awal diagnosis, dokter akan menanyakan semua gejala Anda serta riwayat medis Anda dan keluarga. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti perabaan perut, tekanan darah, suhu tubuh, dan banyak lagi.
Sebagai penyakit yang sulit dideteksi, diperlukan berbagai pemeriksaan untuk dapat menentukan diagnosis kanker usus halus. Serangkaian tes ini umumnya berupa:
Sampel darah akan diambil dan diperiksa untuk mengetahui jumlah sel darah merah, tes fungsi hati, dan zat-zat tertentu yang ada dalam darah. Tes ini dapat menunjukkan ada tidaknya kondisi anemia serta gangguan pada kinerja hati.
Anda akan diminta meminum cairan bairum yang aman untuk kesehatan. Anda kemudian akan menjalani X-ray atau rontgen. Penyebaran cairan barium dalam tubuh Anda dapat terlihat gambaran usus melalui hasil X-ray.
Dengan endoskopi, dokter dapat melihat keadaan di dalam usus penderita.
USG akan memberikan gambaran dari usus halus pasien.
CT scan dapat menunjukkan keberadaan kanker maupun penyebarannya.
Pemeriksaan MRI dapat memberikan foto organ internal dari berbagai sudut beserta memberikan jaringan lunaknya secara detail.
Stadium kanker usus halus
Diagnosis juga akan membantu dokter menentukan stadium kanker. Berikut penjelasan stadium kanker usus halus.
Kanker hanya ditemukan di satu tempat dan belum menyebar,
Kanker telah tumbuh melalui lapisan dalam usus kecil. Belum menyebar ke jaringan atau kelenjar getah bening terdekat
Kanker telah menyebar melalui dinding usus kecil, dan mungkin telah menyebar ke jaringan terdekat. Namun, kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
Kanker telah menyerang struktur terdekat di luar usus kecil, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.
Kanker telah menyebar ke 1 hingga 3 kelenjar getah bening regional. Sel kanker mungkin tumbuh melalui lapisan dalam atau ke dalam lapisan otot usus kecil, tetapi belum menyebar ke bagian lain dari tubuh,
Kanker telah menyebar ke 4 atau lebih kelenjar getah bening regional. Ini mungkin atau mungkin tidak tumbuh melalui lapisan dalam atau ke dalam lapisan otot usus kecil, tetapi belum menyebar ke bagian lain dari tubuh (T, N2, M0).
Kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti hati atau paru-paru.
Advertisement
Pengobatan kanker usus halus tergantung dari tipe dan tingkat keparahannya. Beberapa pilihan penanganannya bisa meliputi:
Dokter akan mengangkat bagian usus halus yang diserang oleh sel-sel kanker. Prosedur pengangkatan ini dapat dilakukan pada sebagian maupun seluruh usus halus.
Jika kanker telah menyebar ke seluruh bagian usus halus, dokter akan melakukan penangkatan usus halus secara total. Sementara pada kanker yang hanya menyerang sebagian usus halus, dokter akan memotong bagian tersebut kemudian kembali meyambungkannya dengan bagian usus halus yang sehat.
Kemoterapi dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker. Obat ini dapat diberikan melalui infus maupun oral (obat minum).
Tindakan kemoterapi umumnya disarankan setelah atau sebelum Anda menjalani operasi. Hal ini akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan kanker.
Sesuai namanya, targeted drug therapy bekerja dengan menyerang kelemahan sel-sel kanker secara spesifik. Terapi ini dapat digunakan untuk beberapa jenis kanker usus. Salah satunya limfoma.
Sel-sel kanker menghasilkan suatu protein, yang membuat sistem kekebalan tubuh tidak menyerang mereka. Untuk menghambat produksi protein tersebut, immunotherapy bisa dilakukan.
Immunotherapy akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini dapat diberikan pada kanker usus stadium lanjut.
Jika tidak ditangani dengan benar, kanker usus halus bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Cara mencegah kanker usus halus tidak diketahui hingga saat ini. Pasalnya, penyebabnya juga belum diketahui secara pasti.
Namun Anda bisa mengurangi risiko penyakit ini dengan cara:
Baca juga: Ingin Berhenti Merokok di Tahun Ini? Berikut Tips yang Wajib Anda Ketahui
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gangguan pencernaan yang tidak kunjung membaik meski sudah diobati. Pasalnya, gejala kanker usus halus kerap sulit dibedakan dengan penyakit pencernaan lain.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis kanker usus halus.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved