logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Perut

Kanker Usus Besar

1 Jun 2021

| Dedi Irawan

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Kanker usus besar atau kanker kolon menganggu dan menyerang bagian akhir sistem pencernaan

Kanker usus besar akan tumbuh pada dinding usus besar

Pengertian kanker usus besar

Kanker usus besar adalah kanker yang terjadi ketika sel-sel sehat di lapisan usus besar berubah dan tumbuh secara tidak kendali. Sel-sel ini lalu membentuk massa yang disebut tumor. Dalam prosesnya, tumor bisa jinak. Namun tumor juga dapat ersifat ganas atau kanker.

Jika tumor termasuk ganas, ia bisa tumbuh dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Sementara itu, tumor jinak tidak akan meluas ke bagian lain dari tubuh penderita.

Pertumbuhan tumor umumnya membutuhkan waktu beberapa tahun. Sederet faktor bisa menyebabkan mutasi ini, baik genetik maupun lingkungan.

Mutasi genetik akan berkembang dengan cepat dalam beberapa bulan atau beberapa tahun jika penderita memiliki kelainan genetik yang diwariskan. Meski demikian, sindrom warisan ini merupakan sesuatu yang tidak umum.

Kanker usus besar kadang-kadang disebut dengan kanker kolon atau kolektoral. Istilah ini mengacu pada kombinasi kanker usus besar dan kanker rektum.

Jika dimulai di usus besar, kondisi ini disebut kanker usus besar. Sebaliknya, penyebutan kanker rektum disematkan bila sel kanker dimulai dari rektum.

Kebanyakan kanker yang menyerang usus besar maupun rektum berasal dari jenis adenokarsinoma. Istilah ini merujuk pada kanker sel yang melapisi jaringan bagian dalam usus besar dan rektum.

 

Tanda dan gejala kanker usus besar

Gejala kanker usus besar yang mungkin dirasakan oleh penderitanya meliputi:

  • Terjadi perubahan secara terus-menerus terkait kebiasaan buang air besar
  • Adanya perubahan konsistensi tinja
  • Sering mengalami diare atau sembelit
  • Terjadi pendarahan pada anus
  • Terdapat darah dalam tinja
  • Mengalami ketidaknyaman perut secara terus-menerus seperti kram, gas, atau nyeri
  • Merasakan usus tidak kosong sepenuhnya
  • Mengalami kelelahan atau kelemahan
  • Terjadi penurunan berat badan tanpa sebab
  • Tinja yang berubah menjadi lebih tipis daripada sebelumnya
  • Mengalami mual atau muntah
  • Pucat

Pada kebanyakan penderita kanker ini, tidak mengalami gejala pada tahap awal kemunculan penyakit. Gejala yang muncul kemungkinan akan berbeda pada setiap orang. Kemunculan gejala akan tergantung pada ukuran dan lokasi kanker di usus besar pasien.

Gejala yang akan lebih terlihat ketika kanker ini memasuki tahap 3 atau 4. Selain mengalami gejala di atas, penderita juga mungkin akan mengalami beberapa gejala berikut:

  • Merasa kelelahan yang berlebihan
  • Merasakan kelemahan yang tidak bisa dijelaskan
  • Menderita penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Terjadi perubahan pada tinja yang bertahan lebih dari sebulan
  • Begah

Ketika kanker ini menyebar ke bagian lain dari tubuh, penderita mungkin juga akan mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Penyakit kuning, atau mata dan kulit kuning
  • Terjadi pembengkakan di tangan atau kaki
  • Pasien kesulitan bernapas
  • Sakit kepala kronis
  • Pandangan yang kabur
  • Patah tulang

 

Penyebab kanker usus besar

Penyebab kanker usus seringkali tidak diketahui dengan pasti. Namun, secara umum yang memicu terjadinya mutasi DNA. Sel-sel sehat dalam tubuh akan tumbuh dan membelah secara teratur untuk menjaga agar tubuh berfungsi normal.

Hanya saja, ketika DNA sel rusak dan menjadi kanker, sel terus membelah - bahkan ketika sel baru tidak diperlukan. Pada akhirnya sel-sel ini akan menumpuk lalu mereka membentuk tumor. Seiring waktu, sel kanker dapat tumbuh menyerang dan menghancurkan jaringan normal di sekitarnya.

Ujung dari perkembangan ini kemudian adalah terjadinya penyebaran sel. Hal ini bisa terjadi karena sel kanker dapat melakukan perjalanan ke bagian lain dari tubuh untuk membentuk endapan di sana. Dalam dunia medis, kondisi ini biasa disebut dengan metastasis.

 

Faktor risiko kanker usus besar

Faktor-faktor di bawah ini dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk menderita kanker usus besar:

  • Berusia lanjut. Biasanya kanker kolon ditemukan pada orang dengan usia di atas 50 tahun.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kanker seperti kanker kolorektal atau polip
  • Memiliki riwayat penyakit gangguan pencernaan seperti kolitis ulseratif dan Crohn’s disease.
  • Memiliki sindrom yang diturunkan, dan berisiko terhadap kanker kolon, seperti familial adenomatous polyposis atauhereditary nonpolyposis colorectal cancer (Lynch Syndrome)
  • Kurangnya asupan serat, dan memiliki kebiasaan banyak makan makanan tinggi lemak dan karbohidrat
  • Tidak berolahraga secara teratur dan memiliki gaya hidup yang pasif
  • Menderita diabetes
  • Kelebihan berat badan
  • Merokok
  • Mengonsumsi terlalu banyak alkohol
  • Pernah menjalani terapi radiasi untuk kanker

 

Diagnosis kanker usus besar

Diagnosis kanker usus besar dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien lalu ditambah dengan pemeriksaan di bawah ini:

  • Kolonoskopi

Kolonoskopi bertujuan melihat ke dalam rektum dan usus besar dan biasanya dilakukan pembiusan pada pasien.

  • Biopsi usus

Pada prosedur biopsi, dokter akan mengangkat sedikit sampel jaringan dari usus besar yang bermasalah untuk diperiksa di bawah mikroskop. Tes ini akan memberikan diagnosis pasti mengenai ada tidaknya kanker usus besar.

  • Pemeriksaan patologi anatomi

Sampel tumor dari hasil biopsi akan diperiksa di laboratorium guna mengidentifikasi gen, protein, dan faktor lain yang unik dari tumor tersebut.

  • Tes darah

Tes darah bisa berupa hitung darah lengkap, yang akan mencantumkan kadar sel darah merah dalam tubuh pasien. Dengan ini, dokter bisa mencari tanda ada tidaknya perdarahan yang dapat pula dijadikan sebagai tolok ukur dalam mendeteksi kanker usus besar.

  • CT scan

CT scan dilakukan untuk memberikan gambaran secara rinci akan ada tidaknya kelainan atau tumor.

  • MRI

Pencitraan dengan MRI bisa digunakan untuk mengetahui ukuran tumor.

  • USG

USG biasa dipakai untuk mengetahui tingkat keparahan kanker dan membantu perencanaan pengobatan.

  • Rontgen

Rontgen biasa digunakan untuk membuat gambar struktur di dalam tubuh, misalnya untuk mengetahui apakah kanker sudar menyebar ke paru-paru atau belum.

  • PET scan

PET scan bertujuan membuat gambar organ dan jaringan lunak pada bagian yang terdampak.

Pertama-tama, zat gula dioaktif akan disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Zat gula ini akan diambil oleh sel-sel yang banyak menggunakan energi, dan sel-sel kanker cenderung menggunakan energi secara aktif.

Skrining kanker usus besar

Skrining kanker usus besar disarankan untuk wanita dan pria yang sudah berusia 45 tahun ke atas. Skrining dapat berupa kolonoskopi setiap 10 tahun, CT scan perut, setiap 5 tahun, pemeriksaan pada tinja setiap 1 tahun.

Stadium kanker usus besar

Proses diagnosis kanker usus besar akan sekaligus berfungsi untuk mengetahui stadium dan perkembangan kanker usus yang dialami oleh pasien. Adapun stadium kanker usus besar meliputi:

  • Stadium 0

Kanker hanya tedapat di lapisan usus yang paling dalam.

  • Stadium I

Kanker berada pada di lapisan dalam pada usus besar.

  • Stadium II

Kanker telah menyebar ke dinding otot usus besar.

  • Stadium III

Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening.

  • Stadium IV

Kanker telah menyebar ke organ lain di luar usus besar, misalnya paru-paru

 

Advertisement

Cara mengobati kanker usus besar

Cara mengobati kanker usus besar akan ditentukan oleh dokter berdasarkan stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa penanganan yang dapat dilakukan meliputi:

1. Operasi

Operasi bertujuan mengangkat tumor agar tidak menyebar. Jenis pembedahan yang mungkin dianjurkan meliputi:

  • Reseksi

Reseksi adalah pengangkatan tumor dan jaringan sehat di sekitarnya. Operasi ini paling umum dilakukan untuk mengobati kanker usus besar.

  • Laparoskopi

Operasi laparoskopi dilakukan dengan  beberapa sayatan kecil, untuk memasukkan alat-alat yang dibutuhkan. Karena sayatannya lebih kecil daripada operasi biasa, waktu pemulihannya pun biasanya lebih singkat.

  • Kolostomi

Meski jarang, prosedur kolostomi mungkin disarankan. Metode bedah ini dilakukan dengan membuat lubang di dinding luar perut dan menghubungkannya ke usus besar. Dengan ini, tinja akan langsung dibuang keluar melalui lubang di perut, tanpa melewati anus.

  • Ablasi frekuensi radio

Metode AFR dilakukan guna mengangkat tumor yang telah menyebar ke organ lain, misalnya hati dan paru-paru.

2. Terapi radiasi

Terapi radiasi atau radioterapi akan menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel-sel kanker. Beberapa jenis radiaoterapi yang mungkin diterapkan meliputi:

  • Radiasi sinar eksternal

Terapi radiasi eksternal dilakukan dengan memancarkan sinar X ke lokasi kanker dari luar tubuh pasien. Pengobatan ini biasanya dilakukan lima hari dalam seminggu dan berlangsung selama beberapa minggu.

  • Radiasi stereotaktik

Radiaoterapi dengan sstereotaktik umumnya dipakai jika tumor sudah menyebar ke hati atau paru-paru. Terapi ini memberikan radiasi dosis tinggi tepat ke area yang spesifik.

  • Radiasi intraoperatif

Terapi intraoperatif menggunakan radiasi dosis tinggi tunggal yang diberikan selama operasi.

  • Brakiterapi

Brakiterapi adalah metode pananaman benih radioaktif di dalam tubuh pasien. Tindakan ini akan memancarkan radiasi untuk membunuh sel-sel kanker.

3. Terapi dengan pengobatan

Terapi dengan obat-obatan juga biasa disebut terapi sistemik. Langkah penanganan ini bertujuan menghancurkan sel kanker dengan obat.

Obat akan dialirkan melalui darah agar mencapai sel kanker di seluruh tubuh pasien. Jenis-jenis terapi ini antara lain:

  • Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan untuk menghancurkan sel kanker sekaligus mencegahnya tumbuh kembali.

  • Terapi tertarget

Terapi tertarget adalah pemberian obat yang menargetkan bagian khusus pada sel kanker, misalnya gen atau protein yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel kanker.

Cara ini dipakai guna menghalangi pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, serta membatasi kerusakan sel-sel yang sehat.

  • Imunoterapi

Imunoterapi atau terapi biologis dirancang khusus untuk meningkatkan pertahanan alami tubuh pasien dalam melawan kanker. 

 

Komplikasi kanker usus besar

Jika terus berkembang dan tidak ditangani, kanker usus besar bisa menyebabkan komplikasi berupa:

  • Obstruksi usus, yakni penyumbatan pada usus besar
  • Kanker menyebar ke organ atau jaringan lain (metastasis)
  • Adanya perkembangan kanker kolorektal primer kedua

Kanker usus besar juga bisa kembali muncul meski sudah diobati. Oleh karena itu, pengidap akan diminta untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala ke dokter meski sudah sembuh.

 

Cara mencegah kanker usus besar

Beberapa faktor risiko kanker usus besar mungkin tidak bisa dihindari. Misalnya, seperti riwayat keluarga dan usia.

Namun Anda dapat menurunkan faktor risiko lain yang terkait gaya hidup dengan menerapkan sederet cara mencegah kanker usus besar berikut:

  • Mengurangi konsumsi daging merah, misalnya daging sapi.
  • Menghindari konsumsi daging olahan, seperti sosis dan
  • Mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah.
  • Mengurangi konsumsi makanan berlemak.
  • Berolahraga setidaknya 30 menit per hari atau 2,5 jam per minggu.
  • Menurunkan berat badan sesuai dengan rekomendasi dokter jika perlu.
  • Tidak merokok.
  • Membatasi konsumsi alkohol.
  • Mengelola stres dengan baik, contohnya melakukan yoga, meditasi, dan hobi.
  • Mengendalikan diabetes yang diderita.
  • Menjalani kolonoskopi atau skrining kanker lain setelah menginjak usia 50 tahun. Semakin dini kanker terdeteksi, semakin baik hasil pengobatannya.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Jika terdapat darah pada tinja atau muncul gejala yang mengarah pada kanker usus besar, segera berkonsultasi dengan dokter.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buatlah daftar seputar gejala yang muncul.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami oleh pasien. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi oleh pasien.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan kepada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberi dukungan moral maupun membantu mengingat informasi yang disampaikan dokter.

 

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang dirasakan pasien?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait kanker usus besar?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kanker usus besar agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

kankerpencernaanususkanker usus besarobstruksi usus

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved