1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Kanker serviks bermula saat sel yang berada di mulut rahim bermutasi menjadi sel-sel abnormal
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel kanker di mulut rahim (serviks). Sebagian besar kasus kanker ini disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV).
Sistem kekebalan tubuh wanita biasanya dapat melawan virus. Meski demikian, sistem kekebalan pada beberapa wanita tidak melawan virus tersebut, dan malah menyebabkan sel sehat berubah menjadi sel kanker.
Pada tahap awal kanker serviks tidak menunjukkan gejala apapun. Pertumbuhan kanker serviks biasanya lambat, sehingga peluang untuk mendeteksi secara dini dan pengobatan pada tahap awal penyakit cukup tinggi.
Oleh karena itu, tes deteksi dini secara reguler penting untuk dilakukan oleh wanita yang memiliki risiko kanker serviks. Salah satu pemeriksaan dini ini adalah Pap smear.
Menurut data Kemenkes, kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita Indonesia. Setiap tahunnya, sedikitnya terdapat 15.000 kasus wanita yang terinfeksi kanker ini.
Kanker Serviks | |
---|---|
Dokter spesialis | Dokter Onkologi |
Gejala | Perdarahan pada vagina setelah hubungan seks, perdarahan di luar menstruasi, keputihan yang bau dan bercampur darah |
Faktor risiko | Berganti-ganti pasangan seks, terlalu cepat berhubungan seks, mengalami penyakit menular seksual |
Metode diagnosis | Wawancara, pemeriksaan fisik, pap smear |
Pengobatan | Histerektomi, kemoterapi, terapi radiasi |
Komplikasi | Nyeri kronis, gagal ginjal, trombosis vena dalam |
Kapan harus ke dokter? | Mengalami gejala-gejala terkait kanker serviks |
Gejala kanker serviks umumnya tidak ada pada stadium awal. Kanker ini baru menimbulkan keluhan pada penderita ketika sudah memasuki tahap lanjut.
Gejala kanker serviks tahap lanjut tersebut meliputi:
Kanker serviks juga dapat menyebar ke jaringan dan organ lain. Akibatnya, penderita akan mengalami gejala berikut:
Penyebab utama kanker serviks adalah mutasi sel mulut rahim yang normal berubah menjadi sel-sel abnormal. Sel-sel tersebut menjadi abnormal, mengalami pertumbuhan tidak teratur yang menyebabkan sel-sel sehat mulut rahim mati.
Sel-sel tersebut menumpuk menjadi tumor dan dapat menyebar ke organ atau jaringan lain. Penyebab kanker serviks sampai saat ini masih belum jelas. Meski demikian, virus Human Papillomavirus (HPV) dipercaya menjadi salah satu penyebab utamanya.
Beberapa faktor risiko kanker serviks meliputi:
Diagnosis kanker serviks dapat ditegakkan dengan wawancara mengenai gejala yang Anda alami dan riwayat penyakit yang diderita, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Diagnosis kanker serviks dapat ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel dari vagina menggunakan spekulum, setelah dokter mengambil sel-sel dari leher rahim lalu akan, melakukan pengujian di laboratorium agar dapat mendeteksi gejala dan kelainan.
Tes ini dapat melihat sel-sel kanker di leher rahim dan perubahan yang mengarah pada kanker serviks. Pap smear dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 tahun pada wanita berusia 21-29 tahun.
Prosedur tes ini hampir mirip dengan tes pap smear oleh karena itu kedua tes ini biasanya dilakukan bersamaan. Dokter akan mengambil sampel jaringan dari mulut rahim dan kemudian mengirimkan sampel tersebut ke laboratorium untuk diperiksakan di bawah mikroskop.
Analis akan menilai ada tidaknya sel mulut rahim yang mengandung materi genetik (DNA) dari virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Pemeriksaan menyeluruh dengan menggunakan alat pembesar khusus, yaitu kolposkopi, untuk memeriksa sel-sel abnormal. Saat menggunakan kolposkopi, dokter juga akan mengambil sel-sel untuk diuji di laboratorium. Pengambilan sampel sel ini disebut biopsi.
Pemeriksaan ini umumnya digunakan untuk membantu mendiagnosis indikasi kanker serviks, serta mengetahui sejauh mana penyebaran sel kanker. Beberapa tes pencitraan yang mungkin disarankan dokter, yaitu X-ray, CT scan, MRI, dan PET scan.
Pemeriksaan penunjang di atas juga dilakukan untuk menentukan stadium kanker serviks. Stadium kanker serviks dibagi menjadi:
Pada stadium ini, kanker serviks hanya terdapat di dalam mulut rahim.
Pada stadium 2, sel kanker telah bertumbuh sampai di luar mulut rahim dan rahim, namun belum menyebar ke dinding rongga panggul dan bagian bawah vagina.
Stadium 3 dibagi menjadi stadium 3A dan 3B. Pada stadium 3A, sel kanker telah menyebar ke bagian bawah vagina namun belum menyebar ke dinding rongga panggul.
Pada stadium 3B, sel kanker telah menyebar ke dalam dinding rongga panggul dan menyumbat saluran kemih sehingga dapat menyebabkan pembesaran ginjal (hidronefrosis) dan menyebabkan masalah ginjal.
Kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain yang terdekat (seperti kandung kemih dan rektum) atau ke organ tubuh lain yang jauh (seperti paru-paru, usus, dan tulang).
Advertisement
Cara mengobati kanker serviks umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama seseorang sudah mengalami kondisi tersebut.
Ada beberapa tindakan medis yang bisa dijalani pasien kanker serviks.
Pasien kanker serviks stadium awal biasanya menjalani pengangkatan uterus (histerektomi), untuk menyembuhkan dan mencegah kembalinya kanker. Namun risikonya, pasien tidak bisa hamil di kemudian hari.
Ada dua jenis histerektomi, yaitu histerektomi sederhana dan histerektomi radikal. Histerektomi sederhana dilakukan pada pasien kanker serviks stadium awal dengan cara mengangkat kanker dengan uterus.
Sementara itu, histerektomi radikal dijalankan dengan mengangkat rahim dan kelenjar getah bening bersama kanker.
Kemoterapi dijalankan menggunakan obat suntik maupun pil untuk mematikan sel kanker. Kemoterapi biasanya digabungkan dengan terapi radiasi. Obat kemoterapi menyebar ke seluruh tubuh pasien untuk membunuh sel-sel kanker dan mengendalikan kanker serviks stadium lanjut yang tidak dapat disembuhkan.
Kemoterapi dapat digabung dengan radioterapi yag disebut dengan kemoradiasi, hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas terapi.
Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar bertenaga tinggi yaitu sinar-X, untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini dapat diberikan secara eksternal, internal maupun bersamaan untuk eksternal dan internal.
Secara internal, radiasi langsung diarahkan ke vagina. Selama terapi radiasi, pasien dalam posisi berbaring dan mesin bergerak di sekitar pasien, dan mengarahkan radiasi ke bagian yang terjangkit sel kanker.
Pada terapi ini dilakukan pemberian obat untuk menghambat pertumbuhan tumor dengan cara menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada tumor atau dalam istilah kedokteran disebut dengan angiogenesis.
Terapi ini memiliki efek samping berupa lemas, kehilangan nafsu makan dan peningkatan tekanan darah.
Sebaiknya konsultasikanlah ke dokter bila Anda mengalami gejala kanker serviks, sebab kanker serviks yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Cara mencegah kanker serviks belum ada hingga saat ini. Namun Anda bisa menurunkan risikonya dengan cara:
Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala terkait kanker serviks. Jika Anda memiliki tanda atau gejala-gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya, konsultasikan dengan dokter.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kanker serviks agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved