1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Kanker prostat berkembang pada kelenjar prostat yang hanya dimiliki oleh kaum pria
Kanker prostat adalah kanker yang terjadi di kelenjar prostat. Penyakit ini termasuk jenis kanker yang paling umum terjadi pada pria.
Kelenjar prostat terletak di bagian dasar kandung kemih di dalam perut bagian bawah pria. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan cairan mani yang akan keluar bersamaan sperma, misalnya saat seorang pria ejakulasi.
Kebanyakan dari penderita kanker prostat terdeteksi ketika ia berusia di atas 50 tahun ke atas. Namun kanker ini tidak bersifat agresif dan berkembang secara perlahan-lahan. Karena itu, gejalanya juga jarang terasa di awal perkembangan penyakit.
Menurut catatan Kemenkes RI di tahun 2017, pria yang mengidap kanker prostat kira-kira sekitar 1.100 pasien pada delapan tahun terakhir, dengan kisaran usia 67 tahun. Angka ini didapatkan dari data pada tiga RS pusat pendidikan di Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Pada tahap awal perkembangannya, gejala kanker prostat jarang terasa oleh penderita. Keluhan umumnya baru muncul ketika kanker tumbuh besar hingga menekan saluran air seni alias uretra.
Secara umum, gejala-gejala kanker prostat dapat berupa:
Baca juga: Sebenarnya, Apa Saja Penyebab Disfungsi Ereksi dan Obatnya?
Penyebab kanker prostat adalah adanya mutasi gen. Proses ini menyebabkan sel-sel bertambah banyak secara abnormal.
Pemicu di balik terjadinya mutasi gen tersebut belum diketahui hingga sekarang. Namun ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko kanker prostat. Faktor-faktor risiko ini meliputi:
Risiko kanker prostat akan semakin meningkat seiring pertambahan usia seorang pria. Kanker ini lebih sering terdeteksi pada usia sekitar 50 tahun.
Risiko kanker prostat dapat meningkat hingga 2,5 kali lipat jika ada keluarga kandung Anda yang mengalami kanker ini sebelum berusia 60 tahun. Contohnya, ayah atau saudara laki-laki.
Kemungkinan kanker prostat juga akan bertambah apabila seorang pria memiliki keluarga kandung wanita yang mengidap kanker payudara, seperti ibu atau saudara perempuannya.
Pria keturunan Afrika lebih berisiko untuk mengalami kanker prostat jika dibandingkan dengan ras lain, misalnya Asia.
Menurut sebuah penelitian, pria yang mengalami obesitas memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terkena kanker prostat. Namun hubungan keduanya belum diketahui dengan jelas.
Studi tertentu menunjukkan bahwa risiko kanker prostat stadium lanjut bisa dipengaruhi oleh pola makan. Risiko ini dapat meningkat bila seorang pria mengonsumsi lemak jenuh, kalsium, dan daging yang dimasak terlalu matang secara berlebihan.
Penelitian dari Statens Serum Institut mengemukakan bahwa pria yang menjalani vasektomi, memiliki risiko kanker prostat sebesar 15 persen daripada pria yang tidak melakukan prosedur ini.
Baca Juga: Usia dan Kanker Prostat: Pengaruh Terhadap Masa Subur Pria
Diagnosis kanker prostat dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini:
Dokter akan menggunakan sarung tangan, lalu memasukkan satu jari yang telah diberi gel pelumas ke dalam anus pasien untuk memeriksa kondisi kelenjar prostat.
Pemeriksaan colok dubur termasuk langkah deteksi dini kanker prostat. Prosedur ini dianjurkan bagi semua pria 50 tahun ke atas.
Sementara pria yang mempunyai riwayat kanker dalam keluarga, disarankan untuk menjalaninya pada usia lebih awal lagi.
Jika menemukan kejanggalan di prostat pada pemeriksaan colok dubur, dokter dapat menyarankan pemeriksaan lebih lanjut
Tes PSA adalah pemeriksaan prostate-specific antigen (PSA), yakni senyawa alami yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Tes ini dilakukan melalui pengambilan darah pasien.
Apabila darah pasien memiliki kadar PSA yang melebihi angka normal, ada kemungkinan kelenjar prostatnya mengalami peradangan, infeksi, pembengkakan, atau kanker.
Untuk mengetahui kondisi kelenjar prostat dengan lebih detail, dokter dapat menganjurkan serangkaian pemeriksaan pencitraan. Contohnya, USG, CT scan, MRI, PET scan, serta bone scan.
Pemeriksaan ini juga bertujuan menentukan stadium kanker yang dialami oleh pasien, sehingga metode pengobatan yang tepat bisa ditentukan oleh dokter.
Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di bawah mikroskop. Dalam hal ini, biopsi dilakukan guna mengambil sampel dari prostat pasien.
Prosedur ini memungkinkan dokter untuk mengetahui ada tidaknya sel-sel kanker pada jaringan prostat.
Tingkat keparahan kanker prostat terbagi dalam 4 stadium berikut:
Kanker berukuran kecil, hanya berada di prostat, dan belum menyebar ke tubuh bagian lain. Sebagian besar kanker prostat stadium 1 tidak teraba oleh dokter saat pemeriksaan colok dubur atau belum tampak pada hasil tes pencitraan.
Kanker prostat mulai membesar, tapi belum menyebar ke tubuh bagian lain. Kanker juga mungkin bisa teraba saat colok dubur atau tampak pada hasil foto pencitraan.
Kanker belum menyebar ke bagian tubuh lain maupun kelenjar getah bening.
atau
Kanker sudah menyebar ke organ-organ terdekat prostat, tapi belum mencapai kelenjar getah bening atau bagian tubuh lain yang letaknya jauh.
Kanker sudah menyebar ke organ-organ di sekitar prostat, kelenjar getah bening, atau bagian tubuh lain yang jauh dari prostat (seperti tulang dan hati).
Advertisement
Cara mengobati kanker prostat tergantung pada jenis, stadium, dan tingkat penyebaran kanker, serta kondisi pasien secara keseluruhan. Beberapa langkah pengobatan yang dapat direkomendasikan meliputi:
Dokter bisa menganjurkan pemantauan kanker prostat untuk:
Langkah ini juga bisa menjadi pilihan bagi penderita kanker prostat stadium awal yang tidak mengalami gejala apapun.
Dokter biasanya hanya akan memberikan penanganan terkait hormon untuk menekan gejala kanker prostat. Dokter juga menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan medis secara rutin guna memantau kondisi kesehatan maupun perkembangan kanker.
Operasi pengangkatan prostat bisa direkomendasikan bila dinilai memungkinkan oleh dokter. Misalnya, pada kanker hanya berada di prostat dan organ terdekatnya.
Dokter bedah akan mengangkat seluruh kelenjar prostat pasien. Dokter akan mendiskusikannya terlebih dulu dengan pasien serta keluarga.
Pasalnya, operasi pengangkatan seluruh prostat akan membuat seorang pria tidak mampu ejakulasi lagi. Ini berarti, ia tidak akan bisa memiliki anak lewat hubungan seks, dan membutuhkan prosedur lain seperti bayi tabung.
Sebagian pasien juga bisa mengalami inkontinensia urine setelah menjalani operasi ini. Inkontinensia urine adalah kondisi tidak mampu menahan buang air kecil.
Radioterapi atau terapi radiasi bertujuan membunuh sel-sel kanker. Selama terapi, pasien akan berbaring dan mendapatkan paparan radiasi dari mesin yang bergerak di sekeliling pasien. Radiasi ini diarahkan ke bagian tubuh yang memiliki sel-sel kanker.
Terapi radiasi dapat dilakukan sebelum atau setelah operasi pengangkatan prostat. Pada sebelum operasi, radioterapi bertujuan mengecilkan ukuran tumor. Sementara radioterapi pascaoperasi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa.
Selain untuk mendampingi operasi, terapi radiasi juga bisa menjadi pilihan pengobatan kanker prostat stadium lanjut. Tujuannya adalah meringankan gejala sekaligus menghambat pertumbuhan kanker.
Selama menjalani radioterapi, pasien bisa saja mengalami efek samping berupa diare, rasa tidak nyaman pada bokong, rambut kemaluan yang rontok, kelelahan, sistitis, serta disfungsi ereksi.
Terapi hormon bertujuan menghalangi kinerja hormon testosteron lewat suntikan untuk menghentikan produksi hormon, obat minum untuk menghalangi atau mengurangi produksi hormon, atau keduanya.
Contoh obat-obatan yang digunakan dalam terapi hormon meliputi buserelin, degarelix, goserelin, histrelin, leuprolide, dan triptorelin.
Terapi ini disarankan pada:
Ketika menjalani terapi hormon, pasien juga bisa merasakan efek samping tertentu. Contohnya, berkeringat, kenaikan berat badan, sensasi panas (hot flushes), serta payudara yang bengkak dan nyeri saat disentuh.
Pengobatan kemoterapi bertujuan mematikan sel-sel kanker. Terapi ini umumnya dilakukan ketika kanker prostat sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
Selain membunuh sel kanker, kemoterapi juga bisa mengurangi gejala kanker prostat yang dialami oleh pasien. Tapi pengobatan ini juga memiliki efek samping. Contohnya, kelelahan, rambut rontok, infeksi, sariawan, tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
Cryotherapy atau krioterapi menggunakan suhu dingin untuk membekukan dan membunuh sel-sel kanker. Terapi ini dapat dipilih untuk menangani kanker prostat yang belum menyebar.
Dokter akan memasukkan alat khusus melalui dinding rektum hingga mencapai kelenjar prostat yang mengalami kanker. Suhu dingin dari alat ini akan membekukan sel-sel kanker tersebut.
Dalam pelaksanaan krioterapi, sebagian sel-sel sehat di sekitar kanker juga mungkin ikut membeku. Namun dokter akan melakukan prosedur ini dengan sangat hati-hati untuk meminimalisir kerusakan.
Disfungsi ereksi dan inkontinensia merupakan efek samping dari cryotherapy. Fistula juga bisa terjadi, namun kemungkinannya jarang.
Brachytherapy termasuk bagian dari radioterapi. Bedanya, prosedur ini mengantarkan radiasi langsung ke dalam kanker prostat.
Tujuan brachytherapy adalah membunuh sel-sel kanker, sekaligus meminimalisir dampak radiasi pada jaringan sehat di sekitar kanker.
Prosedur ini memiliki efek samping terkait gangguan berkemih yang lebih tinggi daripada radioterapi. Namun risiko disfungsi ereksi yang setara dan masalah buang air besar yang lebih rendah.
Prosedur TURP dilakukan untuk mengurangi tekanan dari uretra. Dengan ini, masalah berkemih pada pengidap kanker prostat bisa diatasi.
Dokter akan memasukkan alat khusus ke uretra pasien untuk mengangkat sebagian kelenjar prostat. Prosedur ini dilaksanakan di bawah anestesi umum atau anestesi spinal.
Di samping mengencangkan kulit wajah, prosedur HIFU juga dapat digunakan untuk menangani kanker prostat yang belum menyebar ke bagian tubuh lain.
Melalui HIFU, dokter akan menggunakan gelombang suara untuk memanaskan dan membunuh sel-sel kanker dalam kelenjar prostat. Meski begitu, prosedur ini juga memiliki efek samping seperti disfungsi ereksi dan fistula.
Harap diingat juga bahwa HIFU merupakan pengobatan kanker prostat dalam tahap percobaan klinis. Jadi efektivitas jangka panjangnya juga belum bisa dipastikan.
Bila tidak ditangani sejak dini, kanker prostat bisa memicu komplikasi sebagai berikut:
Baca juga: Mengencangkan Kulit dengan HIFU Treatment yang Tengah Naik Daun
Cara mencegah kanker prostat belum tersedia. Namun Anda bisa menurunkan risikonya dengan langkah-langkah sederhana di bawah ini:
Segera berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami gejala yang terasa mencurigakan dan mengarah pada kanker prostat. Misalnya, kesulitan memulai buang air kecil, aliran urine yang tidak sederas biasa, darah di semen atau urine, maupun keluhan lainnya. Jangan membiarkan kondisi Anda bertambah parah.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis kanker prostat agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved