1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Juvenile arthritis bisa ditandai dengan nyeri dan sendi hingga ruam kulit
Juvenile arthritis adalah radang sendi (artritis) pada anak-anak. Kondisi ini biasanya menyerang anak usia 16 tahun ke bawah, dan melibatkan peradangan atau pembengkakan pada jaringan sinovial (jaringan yang melapisi bagian dalam sendi).
Kondisi juvenile arthritis merupakan penyakit autoimun. Ini berarti, sistem kekebalan tubuh salah paham dan malah menyerang sel-sel dan jaringan yang sehat.
Penyakit ini juga bersifat idiopatik, yang berarti penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Para ahli percaya bahwa juvenile arthritis terkait dengan faktor genetik, infeksi, dan lingkungan.
Juvenile arthritis dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi. Sebagian anak dapat mengalami gejalanya selama beberapa bulan hingga seumur hidup.
Beberapa jenis juvenile arthritis juga bisa memicu komplikasi serius. Misalnya, masalah pertumbuhan, kerusakan sendi, dan peradangan mata.
Pengobatan juvenile arthritis berfokus pada mengendalikan nyeri dan peradangan, meningkatkan fungsi sendi, serta mencegah kerusakan sendi.
Gejala juvenile arthritis dapat bersifat hilang timbul. Ada masa ketika gejala memburuk (kambuh), dan ada pula masa ketika gejala membaik (remisi).
Secara umum, gejala artritis pada anak ini dapat berupa:
Juvenile arthritis terdiri atas beberapa jenis di bawah ini:
Jenis juvenile arthritis ini paling sering ditemukan dan terbagi lagi dalam beberapa tipe berikut:
Penyakit yang disebut juga Still’s disease ini dapat menyerang seluruh bagian tubuh atau meliputi banyak sistem organ dalam tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan demam tinggi dan ruam pada kulit. Ruam biasanya ditemukan pada batang tubuh, lengan, dan kaki.
Artritis sistemik juga dapat menyerang organ dalam seperti jantung, hati, dan limpa.
Oligoartritis menyerang kurang dari lima sendi pada enam bulan pertama. Sendi yang terlibat adalah lutut, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.
Penyakit yang juga disebut pauciarticular juvenile rheumatoid arthritis ini dapat menyerang mata dan menyebabkan uveitis atau iritis.
Poliartritis melibatkan lima atau lebih sendi pada enam bulan pertama. Artritis tipe ini juga dapat melibatkan rahang dan leher selain sendi pada tangan dan kaki.
Artritis psoriasis dialami oleh anak dengan radang sendi dan penyakit kulit psoriasis. Psoriasis dapat muncul sebelum artritis dan sebaliknya. Anak dengan penyakit ini seringkali mengalami pitted fingernails (kuku berlekuk).
Artritis tipe ini sering melibatkan tulang belakang, pinggul, mata, dan entheses (tempat menempelnya tendon pada tulang). Enthesitis-related arthritis sering terjadi pada anak laki-laki berusia delapan tahun ke atas.
Kondisi peradangan ini menyebabkan kelemahan pada otot. Terdapat dua tipe juvenile myositis, yaitu juvenile polymyositis dan juvenile dermatomyosis, yang juga menyebabkan ruam pada kelopak mata dan buku-buku jari tangan.
Penyakit autoimun ini dapat menyerang sendi, kulit, dan organ dalam seperti jantung, ginjal, dan paru-paru. Bentuk yang paling umum adalah SLE (systemic lupus erythematosus)
Skleroderma merupakan kondisi medis yang menyebabkan kulit mengencang dan mengeras.
Jenis penyakit ini menyebabkan peradangan pada pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya kelainan pada jantung. Penyakit Kawasaki dan Henoch-Schonlein purpura (HSP) merupakan jenis vaskulitis yang paling sering ditemukan pada anak dan remaja.
Penyakit ini merupakan sindrom nyeri kronis yang dapat menyebabkan nyeri dan kaku otot disertai lelah, gangguan tidur, dan gejala lainnya. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada perempuan.
Hingga sekarang, penyebab juvenile arthritis belum diketahui secara pasti. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringannya sendiri.
Para kakar menduga bahwa penyakit ini dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan faktor lingkungan.
Faktor genetik (keturunan) dan faktor lingkungan menjadi faktor risiko juvenile arthritis. Kelainan mutasi genetik tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit ini.
Juvenile arthritis dapat terjadi pada individu dengan mutasi gen tersebut saat tubuhnya mengalami infeksi.
Diagnosis juvenile arthritis cukup sulit karena kondisi ini bisa tidak bergejala, atau gejalanya mirip dengan penyakit lain. Karena itu, diagnosis akan dilakukan dengan menyingkirkan kemungkinan gangguan medis lain.
Serangkaian metode diagnosis artritis pada anak meliputi:
Dokter akan menanyakan gejala, faktor risiko, serta riwayat penyakit pasien maupun keluarga.
Dokter akan memeriksa bagian-bagian tubuh yang mengalami gejala tertentu.
Tes darah yang dilakukan meliputi sel darah putih, sel darah merah, dan keping darah (platelet).
CRP adalah zat yang diproduksi oleh hati sebagai respons pada peradangan.
Faktor rheumatoid dapat menyerang jaringan sehat pada tubuh, sehingga adanya protein ini seringkali mengindikasikan penyakit autoimun seperti artritis.
Seperti faktor rheumatoid, anti-nuclear antibody (ANA) adalah protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh pada orang dengan penyakit autoimun.
Tes ini mendeteksi penanda genetik untuk penyakit autoimun.
Selain pemeriksaan darah, tes urine juga seringkali dilakukan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri yang dapat mengindikasikan infeksi di dalam aliran darah.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi virus atau penyakit Lyme.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa adanya leukemia.
Laju pengendapan eritrosit menilai seberapa cepat sel darah merah jatuh ke bawah tabung darah. Nilainya akan lebih cepat pada pasien dengan penyakit peradangan.
Pemeriksan pencitraan ini dapat digunakan untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat menyebabkan peradangan sendi, atau nyeri, seperti infeksi dan retak.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan pada tulang dan sendi. Scan tulang dapat dilakukan bila terdapat nyeri pada tulang dan sendi tanpa penyebab yang jelas.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah tulang.
Advertisement
Cara mengobati juvenile arthritis biasa tergantung pada tingkat keparahan gejala dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Meski begitu, penyakit ini termasuk tidak bisa disembuhkan.
Secara umumnya, pengobatan juvenile arthritis bertujuan:
Beberapa langkah pengobatan juvenile arthritis yang dapat direkomendasikan oleh dokter meliputi:
Beberapa jenis obat-obatan yang dapat diberikan dokter antara lain:
Obat jenis ini digunakan untuk mengatasi nyeri dan bengkak. Beberapa jenis OAINS tersedia secara bebas dan ada juga OAINS yang diberikan dengan resep dokter. Contohnya adalah ibuprofen dan naproxen.
Efek samping obat ini adalah mual dan nyeri perut, sehingga obat perlu dikonsumsi setelah makan.
Obat jenis ini digunakan untuk mengatasi nyeri dan bengkak dan biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga efek bekerja. Dokter dapat meresepkan obat ini bersamaan dengan OAINS.
Beberapa contoh obatnya adalah methotrexate, hydroxychloroquine, sulfasalazine, dan anti-TNF.
Obat kortikosteroid juga digunakan untuk meredakan nyeri dan bengkak. Obat ini dapat diberikan melalui suntikan pada sendi atau dalam bentuk tablet yang diminum.
Obat tablet cenderung dihindari karena dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menyebabkan efek samping berupa peningkatan berat badan.
Obat jenis ini berperan mengurangi kerusakan sendi lebih lanjut dan menjaga fungsi sendi.
Selain obat-obatan, dokter akan menyarankan pengobatan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri. Pengobatan mandiri tersebut meliputi:
Mengonsumsi makanan yang sehat (sayur, buah, gandum utuh, ikan) dan menghindari makanan kaya lemak, makanan manis, dan makanan kemasan dapat membantu mengurangi peradangan.
Terapi hangat, menggunakan air hangat dan kompres hangat dapat meredakan sendi yang kaku dan otot yang lelah. Sementara terapi dingin seperti kompres dingin dapat meredakan nyeri dan peradangan pada kondisi akut.
Beberapa krim pereda nyeri dapat diberikan untuk meredakan nyeri pada sendi atau otot.
Meditasi, menarik napas dalam, dan terapi pengalihan (mendengarkan musik atau membaca) dapat membuat anak lebih relaks dan teralihkan dari rasa nyeri dalam beberapa saat.
Pemijatan dapat meredakan nyeri dan mengurangi stres dan cemas. Pengobatan akupuntur yang melibatkan penusukan jarum pada titik-titik tubuh tertentu juga dapat dilakukan.
Tanyakan pada dokter terkait suplemen dan vitamin yang dapat diberikan dan mana yang perlu dihindari.
Penyakit ini bersifat kronis (jangka panjang), sehingga dapat membuat anak depresi. Terapis dan psikolog dapat membantu anak dalam mengendalikan emosi. Dukungan dari keluarga dan teman juga membantu.
Anak dapat bergabung dalam support group yang beranggotakan anak-anak dengan penyakit yang sama. Dengan ini, pasien dan orang tua bisa saling berbagi cerita maupun memberikan dukungan.
Bila terus dibiarkan, juvenile arthritis dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Beberapa jenis juvenile arthritis dapat menyebabkan peradangan pada mata. Bila kondisi ini tidak ditangani, kelainan mata seperti katarak, glaukoma, bahkan kebutaan dapat terjadi.
Peradangan pada mata seringkali muncul tanpa gejala. Oleh karena itu, pemeriksaan mata secara rutin ke dokter mata penting dilakukan.
Juvenile arthritis dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tulang anak. Beberapa jenis obat yang digunakan untuk pengobatan seperti kortikosteroid juga dapat mengganggu pertumbuhan.
Karena penyebabnya belum diketahui, cara mencegah juvenile arthritis juga belum tersedia.
Ajaklah anak ke dokter bila mengalami nyeri sendi, pembengkakan atau kekakuan sendi lebih dari seminggu. Terutama apabila anak juga mengalami demam.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis juvenile athritis. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved