1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Setelah melakukan penerbangan jarak jauh, seseorang biasanya mengalami gangguan tidur yang disebut jet lag karena adanya perbedaan waktu di negara tujuan
Jet lag adalah gangguan tidur akibat perjalanan jarak jauh yang melibatkan pergantian waktu. Gangguan tidur ini bersifat sementara dan biasanya terjadi pada seseorang yang melakukan perjalanan jauh dari arah barat ke arah timur atau sebaliknya.
Adanya perubahan waktu yang dialami seseorang berpengaruh pada siklus biologis tubuh. Siklus ini disebut dengan ritme sirkadian. Jika ritme sirkadian seseorang terganggu akibat jet lag maka perannya dalam mengatur aktivitas tubuh sehari-hari seperti tidur, makan, dan regulasi suhu tubuh pun ikut terganggu.
Semakin tua seseorang, kemungkinan kondisi ini terjadi semakin besar dengan gejala yang lebih menganggu dibanding pada usia anak-anak. Kondisi ini sering disebut juga penat terbang atau mabuk pascaterbang.
Gejala-gejala jet lag yaitu sebagai berikut:
Jet lag terjadi akibat gagalnya tubuh menyesuaikan perubahan zona waktu yang berganti dengan cepat. Istilah jet lag sendiri muncul semenjak pesawat dengan mesin jet digunakan sebagai transportasi jarak jauh.
Kecepatan mesin jet dapat membawa manusia melewati zona waktu yang berbeda dalam waktu yang terbilang cepat untuk diterima sistem tubuh. Akibatnya, ritme sirkadian yang mengatur aktivitas sehari-hari pun menjadi berantakan.
Penyebab jet lag dalam memengaruhi ritme sirkadian dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ketika berpindah zona waktu, tubuh akan berusaha menyelaraskan tubuh dengan waktu setempat. Namun, perbedaan waktu antar negara yang cukup jauh dapat membuat tubuh “kebingungan” untuk merespon waktu tidur yang baru.
Misalnya, perbedaan waktu antara Jakarta adalah 11 jam lebih cepat dibanding New York. Anda yang biasa tidur jam 9 malam di Jakarta, kini harus membiasakan diri terjaga di jam 10 pagi waktu New York. Begitu pun sebaliknya.
Berkaitan dengan waktu, sinar matahari juga mengambil peran penting dalam ritme sirkadian. Ketika pada waktu tempat asal Anda malam, tetapi di tempat Anda berada sekarang pagi, maka tubuh akan dibuat bingung oleh kebiasannya yang berbeda dengan kondisi yang ada.
Salah satu hormon yang berperan dalam ritme sirkadian adalah melatonin. Normalnya, melatonin diproduksi tubuh saat malam untuk membantu Anda tidur. Tubuh yang belum menyesuaikan waktu bisa jadi masih menggunakan waktu malam di tempat asal. Kondisi ini mungkin membuat Anda mengantuk di siang hari. Sinar matahari juga diketahui menghambat produksi hormon ini.
Kadar oksigen yang berubah saat penerbangan juga mengambil peran dalam mengatur ulang ritme sirkadian tubuh.
Ada pula beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya jet lag, yakni:
Pada DSM-V, jet lag sudah tidak dimasukkan dalam kategori diagnosis tersendiri. Namun, jet lag termasuk pada kategori gangguan tidur ritme sirkadian tidak spesifik.
Dalam mendiagnosis jet lag, dokter akan mengevaluasi gejala yang mungkin terkait dengan kondisi ini. Dokter akan mewawancarai pasien mengenai riwayat bepergian dan meminta pasien untuk mengisi kuisioner terkait gejala yang dirasakan.
Advertisement
Jet lag tidak memiliki pengobatan spesifik. Biasanya tubuh secara perlahan akan menyesuaikan diri dalam beberapa hari. Namun, jika Anda sering berpergian hingga merasa terganggu dengan berbagai gejala yang muncul, dokter mungkin akan meresepkan perawatan berikut:
Obat-obatan ini dapat membantu menyesuaikan pola tidur baik selama penerbangan dan beberapa malam setelah sampai di tempat tujuan. Diantaranya adalah
Melatonin adalah hormon yang berperan penting dalam ritme sirkadian. Setelah matahari terbenam, mata akan merespon kegelapan dan mengingatkan hipotalamus untuk mulai melepaskan melatonin agar dapat tertidur. Sebaliknya, ketika mata melihat sinar matahari, produksi melatonin pun akan tertahan.
Mengonsumsi melatonin sebelum tidur dianggap efektif mencegah dan mengatasi jet lag akibat perjalanan yang melibatkan banyak zona waktu. Biasanya dokter akan meresepkan obat ini beberapa hari setelah hari kedatangan Anda ke tempat baru.
Berkonsultasilah pada dokter dalam penggunaan melatonin, terutama jika Anda sedang hamil, memiliki riwayat kejang, penyakit autoimun, atau rutin meminum obat pengencer darah.
Menghabiskan waktu di bawah sinar matahari alami dapat membantu ritme sirkadian Anda teratur kembali. Jika tidak memungkinkan mendapatkan cahaya matahari alami, terapi cahaya dengan cahaya matahari buatan dapat membantu.
Biasanya, paparan cahaya buatan dari lampu khusus yang mensimulasikan sinar matahari dapat diberikan dalam jangka waktu tertentu agar Anda tetap terjaga.
Baca juga: Jet lag Terus Menerus? Ini Cara Mengatasi Kelelahan Anda
Risiko terjadinya jet lag dapat dikurangi dengan beberapa upaya berikut:
Baca juga: Susah Tidur karena Jet lag? Siasati dengan 7 Trik Ini
Kunjungi dokter ketika Anda merasa gejala-gejala di atas mulai mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga membuat Anda tidak dapat berfungsi dengan maksimal.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Sebelum Anda menemui dokter, persiapkanlah beberapa hal berikut yang mungkin akan ditanyakan dokter pada Anda.
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis jet lag agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved