1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyebab infeksi usus kebanyakan ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Infeksi usus atau enterokolitis adalah penyakit radang usus yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, dan parasit. Biasanya, infeksi terjdi karena seseorang mengonsumsi makanan atau air yang sudah terkontaminasi.
Tak hanya itu, kontak dengan orang yang telah terinfeksi juga bisa menjadi sarana penularan penyakit ini. Demikian pula dengan kontak dengan barang yang tercemar. Misalnya mainan, lap, dan peralatan makan.
Bagi orang yang sehat, enterokolitis kemungkinan akan pulih dengan sendirinya dan tidak menimbulkan komplikasi. Namun untuk kalangan lanjut usia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, penyakit ini mungkin saja membahayakan.
Dalam memberantas penyakit ini, pencegahan adalah kunci utamanya. Pasalnya, infeksi usus (terutama akibat virus) tidak memiliki pengobatan yang efektif.
Pencegahan yang optimal bisa dilakukan dengan menghindari makanan dan minuman yang terkontaminasi. Selain itu, mencuci tangan dengan sabun secara rutin wajib dilakukan.
Ada beberapa jenis infeksi usus atau enterokolitis, yang masing-masing memiliki gejala dan penyebab yang berbeda.
Enterokolitis nekrotikans terjadi karena adanya kematian jaringan di lapisan usus yang menyertai peradangan. Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi prematur.
Enterokolitis juga bisa berkembang setelah pemberian antibiotik. Obat ini bisa jadi menyebabkan kematian massal pada bakteri baik.
Akibatnya, tercipta lingkungan sempurna untuk bakteri jahat berkembang dan menyebabkan infeksi, seperti Clostridium difficile.
Enterokolitis pseudomembran melibatkan peradangan pada lapisan usus. Kondisi ini biasanya terjadi karena infeksi bakteri dan setelah seseorang minum antibiotik.
Sebagian besar pengidap enterokolitis pseudomembran juga menderita enterokolitis terkait antibiotik. Namun tidak selalu demikian.
Enterokolitis hemoragik adalah jenis peradangan lain yang terjadi karena infeksi bakteri. Strain tertentu dari bakteri E. coli menginfeksi usus, menghasilkan racun yang memicu masalah pada tubuh.
Infeksi usus mungkin dapat menimbulkan risiko yang parah jika tidak diobati. Misalnya, bakteri masuk ke aliran darah dan menyebar serta merusak organ lain.
Dalam kasus yang parah, penderita juga bisa mengalami sindrom uremik hemolitik. Penyakit ini akan meningkatkan risiko gagal ginjal, kerusakan saraf, dan stroke.
Beberapa gejala infeksi usus yang umumnya muncul meliputi:
Beberapa penderita mungkin mengalami gejala infeksi usus berupa munculnya darah di dalam feses. Kondisi ini bisa juga muncul dalam kasus infeksi yang biasa dikenal dengan disentri.
BAB berdarah bisa disebabkan bakteri atau parasit. Namun hal ini mungkin menandakan adanya sesuatu yang serius dalam tubuh Anda.
Penyebab infeksi usus bisa berupa virus, bakteri, atau parasit lain di bawah ini:
Norovirus bisa menyebabkan gastroenteritis.
Rotavirus merupakan kelompok virus yang sering menginfeksi bayi dan anak-anak. Penularannya juga sangat mudah, yaitu melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi muntahan atau tinja penderita.
Gejala yang paling umum dari infeksi adenovirus adalah gangguan pernapasan. Namun virus ini juga bisa emicu diare, demam, konjungtivitis, infeksi kandung kemih, dan ruam.
Clostridium perfringens merupakan penyebab umum dari keracunan makanan. Gejalanya akan muncul dengan cepat dan berkurang atau hilang dalam waktu 24 jam.
Campylobacter jejuni sering dikaitkan dengan memakan daging ayam dan susu yang sudah terkontaminasi. Bakteri ini sering menginfeksi anak-anak (terutama di usia dua tahun ke bawah), lansia, dan pengidap malnutrisi.
Salmonella umummnya ditularkan melalui makanan, terutama daging, telur, ayam, seafood, dan susu. Gejalanya meliputi diare, demam, dan sakit perut yang timbul antara 12-72 jam setelah konsumsi makanan yang sudah tercemar.
Shigella paling sering ditemukan di negara berkembang. Gejala infeksinya bisa berupa sakit perut, muntah, diare berdarah, dan disertai lendir.
E. coli merupakan penyebab paling umum dari diare wisatawan.
H. pylori merupakan penyebab infeksi usus yang terkait dengan tukak pada lambung dan usus 12 jari. Pada kebanyakan kasus, infeksi ini tidak bergejala.
Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling sering memicu keracunan makanan. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan serangan mendadak yang hebat seperti mual, kram, muntah, dan diare selama 1 hingga 2 hari.
Y. enterocolitica adalah penyebab diare dan sakit perut yang jarang. Bakteri ini biasanya menginfeksi produk daging mentah atau setengah matang. Kontaminasi bisa juga terjadi pada es krim dan susu.
Giardia lamblia paling sering ditemukan pada pelancong yang mengalami diare kronis.
Parasit ini disebarkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Amoebiasis merupakan parasit yang kerap menyerang kalangan dewasa muda.
Beberapa faktor risiko infeksi usus yang sebaiknya diwaspadai antara lain:
Anak-anak lebih berisiko menderit infeksi usus karena sistem kekebalannya belum berkembang dengan sempurna.
Sistem kekebalan orang lansia cenderung menurun, sehingga mereka lebih rentan untuk mengalami infeksi usus.
Kerumunan dapat menjadi lingkungan penularan infeksi usus. Misalnya, di sekolah, tempat ibadah, kantor, atau asrama.
Jika daya tahan tubuh lemah, risiko infeksi akan meningkat, termausk infeksi usus. Misalnya pada penderita HIV/AIDS, orang yang menjalani kemoterapi, atau orang yang menggunakan imunosupresan.
Untuk memastikan diagnosis infeksi usus dan menentukan jenisnya, dokter bisa melakukan beberapa langlah pemeriksaan di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala, faktor risiko, serta riwayat penyakit pasien.
Dokter akan memeriksa tubuh pasien untuk mencari tanda-tanda infeksi usus.
Pemeriksaan sampel tinja bertujuan mengetahui ada tidaknya struktur tinja yang abnormal dan menemukan mikroorganisme penyebab infeksi.
Tes darah dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya tanda-tanda infeksi.
Kolonoskopi bertujuan melihat kondisi bagian dalam dari saluran pencernaan. Prosedur ini biasanya dilakukan jika pasien mengalami gejala yang berat guna menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit pencernaan lain
Advertisement
Secara umum, pengobatan infeksi usus ditujukkan untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan nutrisi. Oleh karena itu, saat terserang penyakit ini, pasien perlu mengonsumsi banyak air dan makan makanan yang lunak.
Untuk konsumsi air, dapat ditambahkan dengan oralit (dapat dibuat di rumah dengan mencampurkan satu sendok teh gula dan setengah sendok teh garam ke dalam satu liter air). Makanan yang perlu dihindari adalah yang mengandung susu, makanan berlemak, dan alkohol karena dapat memperparah diare.
Terapi spesifik untuk infeksi usus tergantung penyebabnya. Jika infeksi disebabkan oleh virus, biasanya tidak ada terapi spesifik yang diberikan. Sementara itu, infeksi bakteri membutuhkan antibiotik dengan pilihan jenis antibiotik tergantung dengan jenis bakteri penyebab.
Obat yang biasanya digunakan untuk infeksi usus adalah fluorokuinolon, metronidazole, azitromisin, dan trimethoprim-sulfamethoxazole. Untuk infeksi parasit, biasanya akan diberikan obat antiparasit.
Komplikasi infeksi usus, terutama yang disebabkan oleh virus, adalah dehidrasi. Kondisi ini terjadi karena tubuh pasien kehilangan banyak air, garam, serta mineral penting.
Pada penderita dengan gejala ringan, mencukupi cairan tubuh dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi. Namun pada bayi, manula, dan orang dengan sistem imun lemah, dehidrasi bisa menjadi masalah yang serius.
Jika dehidrasi sudah parah, rawat inap mungkin diperlukan agar cairan tubuh dapat diganti melalui infus. Meski jarang, dehidrasi juga dapat berakibat fatal jika terus dibiarkan.
Karena penyebab infeksi usus kebanyakan ditularkan melalui makanan, maka perilaku hidup sehat diperlukan untuk mencegah infeksi usus, seperti:
Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini:
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis infeksi usus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved