1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Mastitis menyebabkan rasa sakit, bengkak, kemerahan dan rasa hangat pada payudara
Infeksi payudara (mastitis) adalah jaringan payudara mengalami radang yang disertai infeksi. Peradangan menyebabkan payudara sakit, bengkak, terasa hangat, dan berwarna merah, mengalami demam dan meriang.
Radang payudara ini lebih sering memengaruhi wanita yang sedang menyusui tetapi mastitis hal ini juga dapat terjadi pada wanita yang tidak menyusui dan bahkan pada laki-laki. Infeksi pada masa menyusui dapat menyebabkan ibu merasa tidak enak badan, yang membuatnya sulit untuk menjaga bayi dan terkadang membuat ibu harus menyapih sebelum saatnya.
Mastitis pada ibu menyusui benar-benar bisa membuat ibu merasa lesu. Alhasil, ibu mengalami kesulitan merawat bayinya. Terkadang, kondisi ini menyebabkan ibu terpaksa menyapih bayinya sebelum waktunya.
Tentu saja terus menyusui si Kecil adalah tindakan yang lebih bermanfaat untuk ibu dan bayinya. Bahkan jika sang ibu mengonsumsi antibiotik sekalipun guna mengatasi peradangan pada jaringan payudaranya.
Jenis infeksi payudara (mastitis) terbagi menjadi dua berdasarkan waktu perempuan mengalaminya.
Mastitis laktasi merupakan kondisi radang kelenjar susu yang terjadi pada ibu menyusui. Kondisi ini merupakan mastitis yang paling umum. Kondisi ini biasa juga dinamakan dengan mastitis nifas.
Jika infeksi serta radang kelenjar payudara terjadi pada perempuan perokok menaopause dan postmenopause maka biasa disebut dengan mastitis periduktal. Kondisi ini juga biasa disebut dengan ektasia saluran susu yang ditandai dengan menebalnya saluran ASI.
Mereka yang menderita kondisi ini bisa mengalami putting terbalik. Hal ini terjadi karena putting susu bukannya keluar namun malah masuk ke dalam. Selain itu, pasien juga biasanya akan mengeluaran cairan seperti susu.
Infeksi payudara biasanya hanya terjadi pada salah satu payudara. Gejala mastitis sering berkembang dengan cepat dan meliputi:
Selain gejala di atas, pasien juga dapat mengalami gejala flu, seperti sakit, demam, meriang dan kelelahan.
Pada ibu yang menyusui, penyebab infeksi payudara (mastitis) seringkali adalah produksi ASI yang terganggu. Terganggunya produksi ASI biasa disebut sebagai stasis susu. Stasis susu dapat terjadi karena beberapa penyebab berikut:
Pada beberapa kasus, produksi ASI yang terganggu juga dapat terinfeksi bakteri yang disebut sebagai mastitis infektif. Pada ibu yang tidak menyusui, mastitis seringkali terjadi ketika payudara terinfeksi karena adanya luka pada puting, seperti terdapatnya retakan atau puting yang sakit.
Beberapa faktor risiko infeksi payudara (mastitis) yang sebaiknya diwaspadai antara lain:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan mengenai tanda dan gejala. Kebiasaan menyusui yang Anda lakukan akan membantu dokter menentukan antibiotik terbaik untuk ibu terutama apabila memiliki infeksi parah.
Dokter akan merekomendasikan mamogram atau ultrasound atau keduanya. Jika tanda dan gejala tetap berlangsung saat mengonsumsi antibiotik, biopsi disarankan untuk memastikan tidak adanya kanker payudara.
Advertisement
Pengobatan infeksi payudara (mastitis) biasanya akan dengan mudah membuat kondisi ini sembuh seperti sedia kala. Adapun beberapa tindakan sederhana dapat membantu penderita antara lain:
Ibu tetap dapat menyusui bayinya saat mastitis. Meskipun infeksi, hal tidak akan membahayakan bayi dan dapat membantu gejala membaik. Ibu dapat menyusui lebih sering dari biasanya dan memerah atau memompa ASI ketika tidak menyusui.
Komplikasi infeksi payudara (mastitis) bisa terjadi jika kondisi ini tidak diobati hingga tuntas. Adapun komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
Ketika seseorang menderita mastitis, kemungkinan ia akan mengalaminya kembali di kemudian hari.
Infeksi payudara (mastitis) yang tidak dirawat dengan benar biasanya akan menyebabkan terjadinya abses payudara. Abses merupakan kumpulan nanah, yang biasanya membutuhkan operasi bedah guna menguras nanah.
Mastitis juga bisa mengancam jiwa jika tidak diberikan pengobatan hingga tuntas. Kondisi mengancam jiwa tersebut adalah sepsis atau septikemia yaitu peradangan ekstrim akibat infeksi yang terjadi di seluruh tubuh.
Untuk mendapatkan hubungan menyusui dengan bayi yang baik sejak awal dan menghindari komplikasi seperti mastitis, pertimbangkan bertemu dengan konsultan laktasi (menyusui).
Konsultan laktasi dapat memberikan tips dan menyediakan saran untuk teknik menyusui yang layak sekaligus pencegahan infeksi payudara (mastitis).
Berikut adalah saran untuk meminimalisir kemungkinan terkena mastitis:
Temuilah dokter jika memiliki gejala payudara yang mengkhawatirkan. Beberapa kondisi di bawah ini sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter:
Jika sedang menyusui dan mengalami gejala infeksi payudara, pastikan Anda menghubungi dokter guna mendapatkan pengobatan sedini mungkin.
Beberapa gejala di bawah ini membuat penderita mastits harus segera mendapatkan perawatan karena bersifat gawat darurat:
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis infeksi payudara (mastitis) agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved