1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hypoactive sexual desire disorder merupakan gangguan seksual yang paling umum pada wanita
Hypoactive sexual desire disorder (HSDD) adalah gangguan seksual yang menyebabkan hasrat seks rendah atau tidak ada sama sekali. Wajar jika sesekali, seseorang tidak ingin untuk berhubungan intim. Akan tetapi, pada penderita HSDD, kondisi tersebut konstan terjadi.
Bahkan, tidak hanya keinginan untuk berhubungan seksual yang hilang, orang dengan HSDD juga tidak memikirkan segala hal yang berkaitan dengan seks. Dibandingkan pria, wanita lebih sering mengalami kondisi ini, dan umumnya karena efek penuaan yang tak terhindarkan akibat perubahan hormon. Namun, gangguan ini bisa juga disebabkan berbagai hal lainnya.
HSDD sebenarnya bisa saja tidak menjadi masalah bagi penderitanya, kecuali ada kondisi medis yang mendasarinya. Hanya saja, kondisi ini seringkali memengaruhi kondisi mental penderitanya, seperti stres atau rusaknya hubungan dengan pasangan yang menginginkan hubungan seks lebih sering.
Apabila HSDD sudah memengaruhi kualitas hidup Anda, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Suatu acuan diagnostik yang disebut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders (DSM-IV TR) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami HSDD apabila mengalami gejala berikut ini:
Naik atau turunnya gairah seksual sebenarnya adalah hal yang lumrah terjadi. Namun, diagnosis HSDD umumnya ditetapkan apabila gairah seksual yang hilang telah terjadi selama enam bulan atau lebih.
Selain itu, beberapa gejala berikut juga dapat menjadi penanda terjadinya HSDD, yakni:
Hypoactive sexual desire disorder dapat terjadi ketika ada gangguan pada siklus respons seksual manusia. Siklus ini terdiri dari empat tahap yakni:
Seseorang merasakan hasrat untuk berhubungan seksual akibat adanya tiga komponen berupa dorongan seksual, motivasi seksual, dan keinginan seksual. Ketiga faktor tersebut dapat tercipta karena aspek biologis, psikologis, dan sosial.
Dorongan seksual dihasilkan melalui mekanisme psikoneuroendokrin di otak. Selain itu, tahapan ini juga sangat dipengaruhi oleh kehadiran hormon dan pengaruh obat-obatan.
Seseorang merasakan gairah untuk berhubungan seksual. Tahapan ini dipengaruhi oleh stimulasi psikologis dan fisiologis. Pada tahap ini pria akan mengalami peningkatan aliran darah yang menghasilkan ereksi.
Sementara itu pada wanita, tahap ini menyebabkan lubrikasi vagina. Secara umum, detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan dari banyak kelompok otot meningkat selama fase ini.
Orgasme menyebabkan peningkatan laju pernapasan, detak jantung, tekanan darah, serta kontraksi otot yang menhasilkan ejakulasi pada pria dan kontraksi rahim serta vagina bagi wanita.
Tahap ini disebut sebagai fase resolusi, dan hanya terjadi bila orgasme telah tercapai. Pada fase ini, terjadi perasaan tenang dan rileks berupa denyut pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah yang kembali ke status awal. Fase resolusi dapat berlangsung selama 10-15 menit. Jika orgasme tidak tercapai, rasa tidak nyaman dan menganggu bisa saja terjadi.
Kegagalan atau adanya gangguan pada berbagai fase di atas dapat menyebabkan menurunnya hasrat seseorang untuk melakukan hubungan seksual.
Banyak hal yang dapat memicu gangguan pada fase respons seksual manusia, termasuk:
Tidak hanya melulu soal fisik, penyebab HSDD juga berkaitan dengan kondisi mental berikut ini:
Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena HSDD.
Baca jawaban dokter: Apa penyebab gairah seksual yang menurun?
Untuk mendiagnosis hypoactive sexual desire disorder, tidak terdapat pemeriksaan spesifik yang harus dilakukan. Pemeriksaan akan dimulai dengan penyampaian keluhan dan gejala yang dirasakan. Dokter mungkin akan menanyakan seputar pengaruh gejala yang Anda alami pada kehidupan sehari-hari.
Dokter akan mencari kondisi penyebab HSDD, maupun melakukan pemeriksaan pada panggul, untuk melihat jika ada perubahan yang mungkin memengaruhi kondisi ini. Pemeriksaan darah juga bisa dilakukan, untuk memeriksa kadar hormon dalam tubuh.
Baca juga: Hati-hati! Penyebab Gairah Seks Menurun Ini Mungkin Menimpa Anda
Advertisement
Perawatan untuk hypoactive sexual desire disorder dapat berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya. Jika kondisi ini disebabkan oleh permasalahan dalam hubungan, perbincangan mendalam dengan pasangan bisa jadi solusi yang dapat menyelesaikan HSDD.
Kondisi ini juga bisa diatasi dengan perawatan yang meliputi:
Terapi ini sering kali dilakukan melalui edukasi seks tentang respons dan teknik seksual yang biasanya disampaikan oleh terapis atau konselor yang ahli menangani masalah seksual.
Seorang terapis kemungkinan besar akan memberikan rekomendasi bahan bacaan atau latihan bersama pasangan. Selain itu, menjalani konseling pasangan juga dapat membantu meningkatkan keintiman.
Terapi hormon seperti pemberian hormon estrogen biasanya diberikan pada wanita yang telah mengalami atau menjelang menopause. Pasalnya, kekurangan hormon estrogen dapat menyebabkan vagina kering. Kondisi ini dapat berujung pada hubungan seks yang menyakitkan sehingga membuat wanita enggan melakukannya.
Dokter juga dapat meresepkan tibolone, yakni steroid sintetis yang diklaim dapat memperbaiki libido dengan meningkatkan gairah, keinginan bahkan kepuasaan akan hubungan seksual pada wanita dengan kondisi menopause.
Dokter akan meninjau obat yang dikonsumsi oleh pasien. Beberapa obat memang memiliki efek samping yang memengaruhi fungsi seksual. Misalnya, antidepresan seperti paroxetine dan fluoxetine dapat menurunkan gairah seks. Dokter bisa menggantinya menjadi jenis antidepresan yang berbeda seperti bupropion.
Jika Anda memiliki kondisi medis yang dianggap menjadi penyebab HSDD, dokter akan memberikan perawatan khusus untuk penyakit tersebut.
Cara untuk menghindari HSDD belum diketahui dengan jelas. Namun, pengaturan gaya hidup berikut ini dapat membantu meringankan gejala HSDD.
Latihan aerobik dan latihan kekuatan otot yang teratur dapat meningkatkan stamina, memperbaiki image tubuh, suasana hati, maupun libido.
Dengan mengatasi stres baik itu yang berasal dari pekerjaan, masalah keuangan, atau kehidupan sehari-hari, gairah seks pun bisa meningkat.
Pasangan yang belajar berkomunikasi secara terbuka dan jujur biasanya memiliki hubungan emosional yang lebih kuat. Hal tersebut dapat menghasilkan seks yang lebih baik.
Berkomunikasi tentang seks juga tak kalah penting. Komunikasikan dengan pasangan tentang hal yang Anda suka dan tidak suka dalam hubungan intim.
Cobalah posisi, waktu atau lokasi yang berbeda untuk berhubungan seks. Minta pasangan Anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk pemanasan (foreplay).
Singkirkan kebiasaan buruk seperti merokok, mengonsumsi obat-obatan terlarang, maupun minum alkohol secara berlebihan. Berbagai hal buruk tersebut dapat mengurangi gairah seks.
Baca juga: Hindari Kebiasaan Kecil yang Menganggu Kualitas Hubungan Seks Ini
Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala yang serupa dengan di atas atau gejala yang dialami sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sebelum menjalani pemeriksaan oleh dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
1. Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
2. Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
3. Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
4. Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter, seperti:
5. Mintalah pasangan untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Pasangan bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dalam sesi konsultasi dan pemeriksaan, dokter akan menanyakan seputar gejala yang Anda rasakan, serta memeriksa kondisi hormonal. Beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan dokter adalah:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis HSDD agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved