logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Hipertermia

1 Jun 2021

| Popy Hervi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Hipertermia dapat ditangani dengan mengonsumsi air atau minuman elektrolit

Berkeringat adalah gejala yang umum pada awal hipertermia.

Pengertian hipertermia

Hipertermia adalah suatu kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi. Pada seseorang yang tidak menderita hipertermia, suhu tubuh berkisar antara 35,5°C hingga 37,5°C pada siang hari.

Sebaliknya, orang yang menderita hipertermia memiliki suhu tubuh lebih dari 38°C. Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertermia parah jika suhu tubuh di atas 40°C.

Hipertermia terjadi ketika sistem pengaturan panas tubuh menjadi kewalahan oleh paparan suhu dari faktor luar. Akibatnya suhu internal (dalam tubuh) seseorang akan meningkat.

Kondisi ini umumnya bukan disebabkan oleh sumber internal, seperti infeksi, masalah pengaturan panas, dan reaksi obat yang merugikan atau overdosis.

Umumnya, hipertermia terjadi ketika seseorang melakukan olahraga di lingkungan yang hangat dan lembap. Jika dibiarkan suhu panas berlebihan bisa berakibat fatal.

 

Tanda dan gejala hipertermia

Secara umum, tanda dan gejala hipertermia meliputi:

  • Demam
  • Sakit kepala

 

Tahap-tahap hipertermia

Hipertemia terbagi ke dalam beberapa tahap. Oleh karena itu, gejala-gejala hipertermia akan berbeda-beda sesuai dengan tahap yang dialami.

  • Heat stress

Heat stress terjadi ketika suhu tubuh mulai beranjak naik, tetapi kemudian suhu tubuh tidak dapat turun kembali saat Anda mulai berkeringat. Tahap ini dapat berlanjut menuju tahap yang lebih serius.

Pada tahap ini, selain Anda mengalami rasa panas yang tidak nyaman, Anda juga dapat mengalami gejala-gejala lain, seperti pusing atau sakit kepala, tidak bertenaga atau lemas, mual, dan merasa haus.

  • Heat fatigue

Heat fatigue merupakan tahap ketika Anda terpapar suhu panas begitu lama dan mengalami rasa tidak nyaman baik secara fisik maupun psikologis. Gejala-gejala yang akan dialami pada tahap ini sama dengan tahap heat stress. Tapi penderita juga mungkin mengalami kesulitan konsentrasi dan mengendalikan gerak.

Kondisi ini terutama sering dialami oleh orang-orang yang tidak terbiasa berada dalam cuaca yang sangat panas atau bekerja dalam lingkungan yang panas.

  • Heat cramps

Heat cramps atau kram umumnya terjadi akibat melakukan aktivitas atau olahraga intens pada cuaca atau lingkungan yang panas, dan biasanya sebagai akibat dari ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kram pada otot area perut, otot tangan, maupun otot kaki.

  • Heat edema

Heat edema dapat terjadi ketika Anda berdiri atau duduk terlalu lama pada suhu lingkungan yang cukup panas dan tidak terbiasa berada dalam cuaca panas. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan pada bagian tangan, kaki, maupun pergelangan kaki.

  • Heat rash

Heat rash seringkali terjadi apabila Anda beraktivitas dalam jangka waktu yang lama di lingkungan yang panas. Hal ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah kecil pada kulit yang tampak seperti jerawat.

Bintik-bintik tersebut biasanya dapat timbul ketika Anda masih menggunakan pakaian Anda yang basah akibat berkeringat dan tetap melanjutkan aktivitas dibawah cuaca panas dalam jangka waktu yang lama.

  • Heat syncope

Syncope atau yang diketahui sebagai pingsan dapat terjadi saat tekanan darah menurun dan aliran darah menuju otak juga berkurang. Hal tersebut dapat terjadi apabila Anda beraktivitas pada cuaca panas dengan jangka waktu yang lama.

Pingsan seringkali diawali dari pusing atau kepala yang terasa sangat ringan seperti akan pingsan. Akan tetapi, dapat dicegah ketika Anda mulai merasakan pusing dengan cara menaikkan kaki Anda lebih tinggi sehingga aliran darah menuju otak perlahan-lahan akan pulih.

  • Heat exhaustion

Heat exhaustion merupakan tahap yang serius dari hipertermia. Hal ini dapat terjadi ketika tubuh Anda tidak mampu lagi untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat dalam diri Anda.

Dalam tahap ini, selain Anda banyak berkeringat, Anda juga dapat mengalami gejala-gejala seperti pusing, lemas, merasa haus, kulit yang dingin dan lembap, tidak mampu mengendalikan tubuh (gangguan pada koordinasi tubuh) maupun berkonsentrasi, serta denyut nadi yang mulai meningkat. Heat exhaustion merupakan stadium terakhir sebelum heat stroke.

  • Heat stroke

Heat stroke dapat terjadi apabila tahap heat exhaustion tidak tertangani secara tepat.

Tahap ini merupakan tahap yang dapat mengancam nyawa dan bisa mengakibatkan komplikasi yang berbahaya; terutama pada anak-anak, orang dengan sistem imunitas yang lemah, dan para lanjut usia (di atas 65 tahun).

Heat stroke terjadi jika suhu tubuh mencapai diatas 40°C, dan ditandai dengan pingsan sebagai gejala awal.

Heat stroke dapat ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan kuat atau bisa juga denyut nadi yang sangat lemah, napas yang cepat dan dalam, berkurangnya keringat, kulit yang panas, merah, basah atau kering, mual, sakit kepala dan pusing, linglung atau bingung, disorientasi, gelisah, perubahan emosi atau suasana hati secara cepat.

Selain itu, heat stroke juga ditandai dengan gejala penglihatan yang buram, sulit mengendalikan tubuh, bahkan pingsan atau hilang kesadaran.

Dalam keadaan yang lebih berat, heat stroke dapat menimbulkan kejang, kegagalan fungsi organ, koma, bahkan kematian.

Kondisi lain yang dapat timbul dengan heat stroke yang berat adalah rhabdomyolysis, yaitu kondisi protein dilepaskan dari sel otot rangka yang rusak dan menyebabkan kerusakan ginjal.

 

Penyebab hipertermia

Penyebab hipertermia yang utama adalah cuaca atau suhu lingkungan yang terlalu panas. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi melepaskan cukup panas untuk mempertahankan suhu normal.

Tubuh memiliki mekanisme koping yang berbeda untuk membuang kelebihan panas. Msalnya dengan bernapas, berkeringat, dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit.

Tetapi ketika lingkungan atau udara luar terlalu panas, tubuh akan menguapkan keringat, sehingga sulit bagi tubuh untuk melepaskan panasnya. Saat kepanasan, tubuh juga akan semakin banyak kehilangan kelembapan dan elektrolit, sehingga menurunkan tekanan darah.

 

Faktor risiko hipertermia

Beberapa faktor risiko kondisi ini meliputi:

  • Olahraga di lingkungan yang hangat atau lembap
  • Usia di bawah 16 tahun atau di atas 65 tahun
  • Mengalami gangguan Kesehatan jantung, tekanan darah, kondisi paru-paru, ginjal, dan hati
  • Mengalami gangguan metabolisme
  • Dehidrasi, terutama dehidrasi kronis
  • Diabetes
  • Obesitas
  • Mengonsmsi alkohol secara berlebihan
  • Merokok
  • Gasroenteritis
  • Mengonsumsi obat diuretik, yang biasanya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi atau kondisi, seperti glaukoma dan edema
  • Mengonsumsi obat untuk sistem saraf pusat, termasuk antihistamin, antipsikotik, dan beta-blocker
  • Diet rendah natrium atau diet rendah garam
  • Menggunakan obat-obatan terlarang, terutama ganja sintetis

 

Diagnosis hipertermia

Diagnosis hipetermia dilakukan dengan cara tanya jawab mengenai gejala, pemeriksaan fisik, dan mengukur suhu rektal (lewat anus) pasien.

Advertisement

Cara mengobati hipertermia

Cara mengobati hipertermia umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa pilihan penanganan yang biasanya disarankan dokter meliputi:

  • Mengonsumsi air dingin atau minuman elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
  • Melonggarkan pakaian atau melepaskan pakaian yang berlebihan
  • Mandi atau berendam dengan air dingin
  • Meletakkan pergelangan tangan dibawah air dingin yang mengalir selama 60 detik
  • Membaringkan tubuh sambil mencoba untuk rileks dan tidak melanjutkan aktivitas hingga gejala-gejala tersebut menghilang
  • Melakukan kompres air dingin pada bagian dahi, leher, di bawah lengan, dan pada bagian pangkal paha
  • Menggunakan kipas angin untuk menyejukkan kulit
  • Apabila penderita dalam keadaan sadar dan dapat menelan dengan aman, konsumsi cairan melalui air serta jus buah dan sayuran dapat membantu. Hindari konsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein atau kopi
  • Apabila mengalami heat stroke, jangan konsumsi cairan apa pun kecuali penderita dalam keadaan sadar penuh dan sebaiknya langsung menghubungi dokter untuk mendapat penanganan yang lebih serius.

 

Komplikasi hipertermia

Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi berupa: 

  • Kejang
  • Kegagalan fungsi organ
  • Koma
  • Kematian

 

Cara mencegah hipertermia

Cara mencegah hipertermia yang bisa dilakukan meliputi:

  • Mengonsumsi air atau minuman elektrolit yang cukup yaitu setiap 15 atau 20 menit sekali agar tubuh tidak kekurangan cairan
  • Menggunakan pakaian yang nyaman, ringan dan berwarna terang ketika beraktivitas di luar ruangan
  • Beristirahat dengan cukup di tempat yang sejuk dan nyaman saat melakukan aktivitas pada lingkungan dengan udara yang panas dalam waktu yang cukup panjang
  • Hindari berada di luar ruangan saat cuaca panas apabila tidak perlu

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala yang mengarah pada hipertermia. Demikian pula jika Anda memiliki tanda atau gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait hipertermia?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hipertermia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

kepanasanhipertermiakeringat

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved