13 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hipertensi atau darah tinggi bisa mengindikasikan serangan jantung dan stroke.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi saat tekanan di pembuluh darah terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih).
Tekanan darah ditentukan oleh seberapa banyak volume darah yang dipompa jantung dan resistensi aliran darah di pembuluh darah/arteri. Jadi, tekanan darah akan terukur lebih tinggi apabila jantung memompa darah lebih cepat dan/atau arteri lebih sempit.
Tekanan darah yang tinggi dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius seperti serangan jantung dan stroke.
Walaupun tidak ada gejala yang timbul dan baru disadari setelah terjadi komplikasi, tekanan darah tinggi dapat dideteksi dengan mudah melalui pemeriksaan tekanan darah.
Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala. Kendati demikian, tekanan darah yang terlalu tinggi dapat memicu sakit kepala, penglihatan buram, hingga nyeri dada.
Ciri-ciri darah tinggi yang parah (180/120 mmHg atau lebih) umumnya ditandai dengan beberapa gejala berikut.
Berikut adalah penyebab darah tinggi berdasarkan jenisnya.
Hipertensi primer (hipertensi esensial) berkembang dari waktu ke waktu tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Kebanyakan pasien tekanan darah tinggi memiliki jenis hipertensi ini.
Masih belum diketahui dengan jelas mekanisme yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat secara perlahan. Namun, kombinasi dari faktor-faktor berikut dapat menjadi alasannya.
Jenis hipertensi ini terjadi dengan cepat dan bisa menjadi semakin parah dibandingkan hipertensi primer. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi secara umum.
Untuk mendiagnosis hipertensi, dokter akan memeriksa pasien dan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan serta gejala yang dialami.
Setelah itu, dokter akan mendengarkan bunyi dan detak jantung dengan menggunakan stetoskop.
Dokter juga dapat memasangkan manset di lengan pasien dan mengukur tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah.
Berdasarkan sebuah riset yang dipublikasikan di 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines, klasifikasi hipertensi dibagi menjadi empat kategori.
Advertisement
Pengobatan hipertensi didasari oleh usia dan kondisi pasien serta tingkat keparahannya. Berikut adalah contohnya.
Apabila perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk mengatasi hipertensi, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah. Jenis obat akan ditentukan berdasarkan umur, kondisi kesehatan, dan tekanan darah pasien.
Berikut adalah beberapa jenis obat hipertensi yang umumnya dianjurkan dokter.
Diuretik bekerja dengan membantu ginjal mengeluarkan air dan sodium sehingga volume darah berkurang. Contoh obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.
Jenis obat ini bekerja dengan mencegah formasi suatu zat kimia yang mempersempit pembuluh darah sehingga pembuluh darah lebih lebar dan aliran darah menjadi lebih lancar.
Contoh obat dalam kategori ini adalah lisinopril dan captopril.
Kegunaan obat ini sama dengan ACE inhibitor, yaitu memperlebar pembuluh darah. Hanya saja cara kerjanya berbeda.
ARB akan menangkal efek dari zat kimia yang mempersempit pembuluh darah. Beberapa contoh obat ARB meliputi candesartan dan losartan.
Obat jenis ini dapat mengendurkan otot pembuluh darah dan menurunkan detak jantung. Beberapa jenis obat ini adalah amlodipine dan diltiazem.
Beta blockers bekerja dengan cara membuat jantung berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan yang lebih sedikit sehingga tekanan darah dapat turun.
Obat ini awalnya adalah pengobatan populer untuk tekanan darah tinggi. Namun, kini beta blockers dianggap kurang efektif dibandingkan obat hipertensi lainnya dan hanya digunakan ketika perawatan lain tidak berhasil.
Contoh umum beta blockers adalah atenolol dan bisoprolol. Kemungkinan efek samping termasuk pusing, sakit kepala, kelelahan, tangan dan kaki dingin.
Dalam menggunakan obat, panduan dokter sangat penting karena beberapa obat memiliki efek samping maupun interaksi dengan makanan yang perlu diperhatikan.
Selain dengan obat-obatan, terdapat sejumlah cara menurunkan tekanan darah tinggi melalui perubahan gaya hidup yang bisa Anda terapkan.
Anda disarankan untuk diet sehat jantung dengan mengurangi asupan garam. WHO merekomendasikan pengurangan konsumsi garam hingga di bawah 5 gram per hari untuk membantu mengurangi risiko hipertensi.
Anda dianjurkan untuk berolahraga setidaknya 150 menit setiap minggu, tetapi jangan langsung melakukannya sekaligus. Anda bisa membaginya menjadi 30 menit per hari agar tubuh bisa beradaptasi.
Jenis olahraganya pun tidak perlu rumit. Contohnya adalah jalan kaki, jogging, bersepeda, dan berenang.
Menghindari atau belajar mengelola stres dapat membantu mengendalikan tekanan darah. Anda bisa melakukan meditasi, yoga, hobi yang digemari, atau memanjakan diri di spa.
Merokok tidak hanya dapat meningkatkan tekanan darah, tapi juga menjadi faktor risiko dari berbagai gangguan kesehatan lain.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah sehingga penderita hipertensi dihimbau untuk menghindari kebiasaan ini.
Penderita hipertensi perlu mengubah pola makannya agar nutrisi yang masuk menjadi lebih seimbang.
Misalnya, mengonsumsi lebih banyak buah, sayur, ikan, gandum utuh, dan kacang-kacangan, serta mengurangi makanan berminyak dan berlemak.
Kelebihan berat badan berkontribusi terhadap hipertensi. Pasalnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Oleh karena itu, penderita hipertensi perlu menurunkan berat badannya jika berlebihan.
Apabila tidak ditangani dengan baik, berikut adalah komplikasi hipertensi yang bisa terjadi.
Berikut adalah beberapa cara mencegah hipertensi yang bisa dilakukan.
Penyakit tekanan darah tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun.
Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan fisik secara rutin untuk mencegah hipertensi yang lebih parah.
Namun, berikut adalah beberapa situasi mendesak yang mengharuskan Anda untuk mengunjungi dokter.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda persiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hipertensi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved