1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hipertensi atau darah tinggi bisa mengindikasikan serangan jantung dan stroke.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang mempunyai tekanan darah yang terukur pada nilai 130/80 mmHg atau lebih tinggi.
Tekanan darah ditentukan oleh berapa banyak volume darah yang dipompa oleh jantung dan resistensi aliran darah di pembuluh darah/arteri. Jadi, tekanan darah akan terukur lebih tinggi apabila jantung memompa darah lebih cepat dan/atau arteri lebih sempit.
Tekanan darah yang tinggi dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius seperti serangan jantung dan kondisi stroke. Walaupun tidak ada gejala yang timbul dan biasanya pengidap baru menyadari setelah terjadi komplikasi, tekanan darah tinggi dapat dideteksi dengan mudah melalui pemeriksaan tekanan darah.
Baca juga: Bagaimana Kaitan Antara Hipertensi dan Stroke?
Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau gejala tertentu. Bahkan beberapa orang tidak merasakan adanya masalah hingga tekanan darah mencapai tingkat yang sangat tinggi.
Pada sebagian orang dengan kondisi hipertensi yang parah, gejala yang ditunjukkan meliputi:
Gejala paling jelas dari hipertensi adalah tekanan darah yang terukur tinggi. Tekanan darah diukur dengan dua macam tekanan yaitu tekanan darah atas (sistolik) dan tekanan darah bawah (diastolik).
Angka sistolik menunjukkan tekanan di pembuluh darah pada saat jantung memompa darah maupun berdetak. Sementara itu, angka diastolik mengukur besarnya tekanan pada pembuluh darah di antara detakan jantung.
Berdasarkan sebuah riset yang dipublikasikan di 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines, tekanan darah dibagi menjadi empat kategori, sebagai berikut ini:
Ada dua jenis hipertensi. Keduanya memiliki penyebab yang berbeda, sebagai berikut ini:
Hipertensi primer juga disebut hipertensi esensial. Jenis hipertensi ini berkembang dari waktu ke waktu tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Kebanyakan pasien tekanan darah tinggi memiliki jenis hipertensi ini.
Masih belum jelas mekanisme yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat secara perlahan. Namun, kombinasi dari faktor-faktor berikut ini dapat menjadi alasannya:
Jenis hipertensi ini sering terjadi dengan cepat dan bisa menjadi semakin parah daripada hipertensi primer. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder meliputi:
Baca jawaban dokter: Bolehkah penderita hipertensi makan kambing?
Adapun risiko yang dapat meningkatkan terjadinya hipertensi secara umum adalah:
Dokter akan melakukan beberapa tes, seperti tes darah dan urine dan mengajukan beberapa pertanyaan tentang kondisi kesehatan pasien untuk mengidentifikasi risiko terjadi masalah lainnya.
Advertisement
Pengobatan hipertensi akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia dan kondisi pasien, serta tingkat keparahan hipertensi. Berikut contohnya:
Pengobatan terbaik untuk pengidap tekanan darah tinggi adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan seimbang. Berikut contohnya:
Penderita disarankan untuk diet sehat jantung dengan mengurangi asupan garam. WHO merekomendasikan pengurangan konsumsi garam hingga di bawah 5 gram per hari untuk membantu dalam mengurangi risiko hipertensi.
Anda dianjurkan untuk berolahraga setidaknya 150 menit setiap minggu, namun jangan langsung melakukannya sekaligus. Anda bisa membaginya menjadi 30 menit per hari agar tubuh bisa beradaptasi.
Jenis olahraganya pun tidak perlu rumit. Contohnya, berjalan, jogging, bersepeda, dan berenang.
Menghindari atau belajar mengelola stres dapat membantu seseorang untuk mengendalikan tekanan darah. Anda bisa melakukan meditasi, yoga, hobi yang Anda gemari, atau memanjakan diri di spa.
Merokok tak hanya dapat meningkatkan tekanan darah, tapi juga menjadi faktor risiko dari berbagai gangguan kesehatan lain.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, jadi penderita hipertensi dihimbau untuk menghindari kebiasaan satu ini.
Penderita perlu mengubah pola makannya agar nutrisi yang masuk ke tubuh menjadi lebih seimbang. Misalnya, dengan mengonsumsi lebih banyak buah, sayur, ikan, gandum utuh, dan kacang-kacangan, serta mengurangi makanan berminyak dan berlemak.
Kelebihan berat badan berkontribusi terhadap hipertensi. Pasalnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Karena itu, penderita hipertensi perlu menurunkan berat badannya jika berlebihan.
Apabila perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk mengatasi hipertensi, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah Anda. Jenis obat akan ditentukan berdasarkan umur, kondisi kesehatan, dan tekanan darah Anda.
Beberapa jenis obat darah tinggi yang dianjurkan oleh dokter umumnya meliputi:
Diuretik bekerja dengan membantu ginjal mengeluarkan air dan sodium, sehingga volume darah berkurang. Contoh obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.
Jenis obat ini bekerja dengan mencegah formasi suatu zat kimia yang mempersempit pembuluh darah, sehingga pembuluh darah lebih lebar dan aliran darah menjadi lebih lancar. Contoh obat dalam kategori ini adalah lisinopril dan captopril.
Kegunaan obat ini sama dengan ACE inhibitor, yaitu memperlebar pembuluh darah. Hanya saja cara kerjanya berbeda.
ARB akan menangkal efek dari zat kimia yang mempersempit pembuluh darah. Beberapa contoh obat ARB meliputi candesartan dan losartan.
Obat jenis ini mengendurkan otot pembuluh darah, dan juga dapat menurunkan detak jantung. Beberapa jenis obat ini termasuk amlodipine dan diltiazem.
Beta blocker bekerja dengan cara membuat jantung Anda berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan yang lebih sedikit sehingga tekanan darah dapat menurun.
Obat ini awalnya adalah pengobatan populer untuk tekanan darah tinggi. Namun kini, beta blockers dianggap kurang efektif dibandingkan obat hipertensi lainnya dan hanya digunakan ketika perawatan lain tidak berhasil.
Contoh umum beta blockers adalah atenolol dan bisoprolol. Kemungkinan efek samping termasuk pusing, sakit kepala, kelelahan, tangan dan kaki dingin.
Dalam menggunakan obat, panduan dokter sangat penting karena beberapa obat memiliki efek samping maupun interaksi dengan makanan yang perlu diperhatikan.
Baca juga: Mengenal 11 Golongan Obat Hipertensi, Mana yang Paling Efektif?
Berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi dan menurunkan tekanan darah:
Penyakit tekanan darah tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala apapun. Karena itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan fisik secara rutin untuk mencegah hipertensi yang lebih parah. Namun ada beberapa situasi mendesak yang mengharuskan anda untuk mengunjungi dokter, diantaranya adalah:
Ada beberapa hal yang perlu anda persiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter, diantaranya adalah,
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hipertensi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved