logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Jantung

Hipertensi

1 Jun 2021

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Hipertensi adalah nama lain dari darah tinggi.

Hipertensi atau darah tinggi bisa mengindikasikan serangan jantung dan stroke.

Pengertian hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang mempunyai tekanan darah yang terukur pada nilai 130/80 mmHg atau lebih tinggi.

Tekanan darah ditentukan oleh berapa banyak volume darah yang dipompa oleh jantung dan resistensi aliran darah di pembuluh darah/arteri. Jadi, tekanan darah akan terukur lebih tinggi apabila jantung memompa darah lebih cepat dan/atau arteri lebih sempit. 

Tekanan darah yang tinggi dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius seperti serangan jantung dan kondisi stroke. Walaupun tidak ada gejala yang timbul dan biasanya pengidap baru menyadari setelah terjadi komplikasi, tekanan darah tinggi dapat dideteksi dengan mudah melalui pemeriksaan tekanan darah.

Baca juga: Bagaimana Kaitan Antara Hipertensi dan Stroke?

 

Tanda dan gejala hipertensi

Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau gejala tertentu. Bahkan beberapa orang tidak merasakan adanya masalah hingga tekanan darah mencapai tingkat yang sangat tinggi.

Gejala hipertensi parah

Pada sebagian orang dengan kondisi hipertensi yang parah, gejala yang ditunjukkan meliputi:

  • Sakit kepala
  • Sesak napas
  • Mimisan
  • Kulit memerah (terutama pada wajah dan leher)
  • Pusing
  • Nyeri dada
  • Gangguan penglihatan
  • Terdapat darah dalam urin

Gejala paling jelas dari hipertensi adalah tekanan darah yang terukur tinggi. Tekanan darah diukur dengan dua macam tekanan yaitu tekanan darah atas (sistolik) dan tekanan darah bawah (diastolik).

Angka sistolik menunjukkan tekanan di pembuluh darah pada saat jantung memompa darah maupun berdetak. Sementara itu, angka diastolik mengukur besarnya tekanan pada pembuluh darah di antara detakan jantung.

4 kategori tekanan darah

Berdasarkan sebuah riset yang dipublikasikan di 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines, tekanan darah dibagi menjadi empat kategori, sebagai berikut ini:

  • Tekanan darah normal. Angka tekanan darah normal adalah 130/85 mmHg
  • Tekanan darah normal tinggi. Seseorang termasuk dalam kategori ini apabila tekanan sistolik dalam rentang 130 sampai 139 mmHg, dan/atau tekanan diastolik dibawah 85-89 mmHg.
  • Hipertensi tingkat 1. Apabila tekanan sistolik antara 140-159 mmHg dan/atau tekanan diastolik 90-99 mmHg
  • Hipertensi tingkat 2. Apabila tekanan sistolik 160 mmHg ke atas dan/atau tekanan diastolik 100 mmHg ke atas.

Penyebab hipertensi

Ada dua jenis hipertensi. Keduanya memiliki penyebab yang berbeda, sebagai berikut ini:

Hipertensi primer

Hipertensi primer juga disebut hipertensi esensial. Jenis hipertensi ini berkembang dari waktu ke waktu tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Kebanyakan pasien tekanan darah tinggi memiliki jenis hipertensi ini.

Masih belum jelas mekanisme yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat secara perlahan. Namun, kombinasi dari faktor-faktor berikut ini dapat menjadi alasannya:

  • Beberapa orang secara genetik cenderung mengalami hipertensi. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya mutasi gen atau kelainan genetik yang diwarisi dari orangtua.
  • Perubahan fisik. Misalnya, Anda mengalami perubahan fungsi ginjal karena penuaan, sehingga keseimbangan garam dan cairan alami tubuh terganggu dan akhirnya menyebabkan tekanan darah tubuh yang ikut meningkat.
  • Seiring waktu, pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang buruk dapat berdampak buruk pada tubuh Anda, seperti menyebabkan kelebihan berat badan (obesitas) yang dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Hipertensi sekunder

Jenis hipertensi ini sering terjadi dengan cepat dan bisa menjadi semakin parah daripada hipertensi primer. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder meliputi:

  • Penyakit ginjal
  • Obstructive sleep apnea
  • Cacat jantung bawaan
  • Masalah tiroid
  • Efek samping dari obat
  • Penggunaan obat-obatan terlarang
  • Penyalahgunaan alkohol
  • Masalah kelenjar adrenal
  • Tumor endokrin tertentu

Baca jawaban dokter: Bolehkah penderita hipertensi makan kambing?

 

Faktor risiko hipertensi

Adapun risiko yang dapat meningkatkan terjadinya hipertensi secara umum adalah:

  • Jika Anda berusia lebih dari 65 tahun
  • Berasal dari ras kulit hitam
  • Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan
  • Memiliki keluarga yang mengidap tekanan darah tinggi
  • Mengkonsumsi terlalu banyak garam dan kekurangan buah maupun sayuran
  • Tidak melakukan olahraga teratur
  • Mengkonsumsi banyak alkohol atau kopi (atau minuman kafeina lain) 
  • Merokok
  • Kurang tidur atau mengalami kesulitan tidur
  • Mengalami stres

Diagnosis hipertensi

Dokter akan melakukan beberapa tes, seperti tes darah dan urine dan mengajukan beberapa pertanyaan tentang kondisi kesehatan pasien untuk mengidentifikasi risiko terjadi masalah lainnya.

Advertisement

Cara mengobati hipertensi

Pengobatan hipertensi akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia dan kondisi pasien, serta tingkat keparahan hipertensi. Berikut contohnya:

  • Jika tekanan darah pasien secara konsisten di atas 140/90 mmHg, tetapi risiko lain rendah, pasien akan disarankan untuk membuat beberapa perubahan pada gaya hidup.
  • Jika tekanan darah pasien secara konsisten di atas 140/90 mmHg dan risiko komplikasi tergolong tinggi, pasien akan dianjurkan untuk mengubah gaya hidup dan mengonsumsi obat penurun tekanan darah.
  • Jika tekanan darah pasien secara konsisten di atas 160/100 mmHg, pasien akan disarankan untuk mengubah gaya hidup dan mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah.

Perubahan gaya hidup

Pengobatan terbaik untuk pengidap tekanan darah tinggi adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan seimbang. Berikut contohnya:

  • Mengurangi asupan garam

Penderita disarankan untuk diet sehat jantung dengan mengurangi asupan garam. WHO merekomendasikan pengurangan konsumsi garam hingga di bawah 5 gram per hari untuk membantu dalam mengurangi risiko hipertensi.

  • Melakukan latihan fisik secara teratur

Anda dianjurkan untuk berolahraga setidaknya 150 menit setiap minggu, namun jangan langsung melakukannya sekaligus. Anda bisa membaginya menjadi 30 menit per hari agar tubuh bisa beradaptasi.

Jenis olahraganya pun tidak perlu rumit. Contohnya, berjalan, jogging, bersepeda, dan berenang.

  • Menghindari stres

Menghindari atau belajar mengelola stres dapat membantu seseorang untuk mengendalikan tekanan darah.  Anda bisa melakukan meditasi, yoga, hobi yang Anda gemari, atau memanjakan diri di spa.

  • Tidak merokok

Merokok tak hanya dapat meningkatkan tekanan darah, tapi juga menjadi faktor risiko dari berbagai gangguan kesehatan lain.

  • Tidak mengonsumsi alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, jadi penderita hipertensi dihimbau untuk menghindari kebiasaan satu ini.

  • Menerapkan pola makan yang seimbang

Penderita perlu mengubah pola makannya agar nutrisi yang masuk ke tubuh menjadi lebih seimbang. Misalnya, dengan mengonsumsi lebih banyak buah, sayur, ikan, gandum utuh, dan kacang-kacangan, serta mengurangi makanan berminyak dan berlemak.

  • Menjaga berat badan

Kelebihan berat badan berkontribusi terhadap hipertensi. Pasalnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Karena itu, penderita hipertensi perlu menurunkan berat badannya jika berlebihan.

Jenis obat hipertensi

Apabila perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk mengatasi hipertensi, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah Anda. Jenis obat akan ditentukan berdasarkan umur, kondisi kesehatan, dan tekanan darah Anda.

Beberapa jenis obat darah tinggi yang dianjurkan oleh dokter umumnya meliputi:

  • Diuretik

Diuretik bekerja dengan membantu ginjal mengeluarkan air dan sodium, sehingga volume darah berkurang. Contoh obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.

  • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor

Jenis obat ini bekerja dengan mencegah formasi suatu zat kimia yang mempersempit pembuluh darah, sehingga pembuluh darah lebih lebar dan aliran darah menjadi lebih lancar. Contoh obat dalam kategori ini adalah lisinopril dan captopril.

  • Angiotensin II receptor blockers (ARBs)

Kegunaan obat ini sama dengan ACE inhibitor, yaitu memperlebar pembuluh darah. Hanya saja cara kerjanya berbeda.

ARB akan menangkal efek dari zat kimia yang mempersempit pembuluh darah. Beberapa contoh obat ARB meliputi candesartan dan losartan.

  • Calcium channel blocker atau antagonis kalsium

Obat jenis ini mengendurkan otot pembuluh darah, dan juga dapat menurunkan detak jantung. Beberapa jenis obat ini termasuk amlodipine dan diltiazem.

  • Beta blockers atau penghambat beta

Beta blocker bekerja dengan cara membuat jantung Anda berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan yang lebih sedikit sehingga tekanan darah dapat menurun.

Obat ini awalnya adalah pengobatan populer untuk tekanan darah tinggi. Namun kini, beta blockers dianggap kurang efektif dibandingkan obat hipertensi lainnya dan hanya digunakan ketika perawatan lain tidak berhasil.

Contoh umum beta blockers adalah atenolol dan bisoprolol. Kemungkinan efek samping termasuk pusing, sakit kepala, kelelahan, tangan dan kaki dingin.

Dalam menggunakan obat, panduan dokter sangat penting karena beberapa obat memiliki efek samping maupun interaksi dengan makanan yang perlu diperhatikan.

Baca juga: Mengenal 11 Golongan Obat Hipertensi, Mana yang Paling Efektif?

 

Cara mencegah hipertensi

Berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi dan menurunkan tekanan darah:

  • Mengurangi konsumsi garam dan menjalani diet sehat
  • Mengurangi konsumsi alkohol dan kafein
  • Mengurangi berat badan jika diperlukan
  • Berolahraga secara teratur
  • Beristirahat dengan cukup

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Penyakit tekanan darah tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala apapun. Karena itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan fisik secara rutin untuk mencegah hipertensi yang lebih parah. Namun ada beberapa situasi mendesak yang mengharuskan anda untuk mengunjungi dokter, diantaranya adalah:

  • Jika Anda sudah mengikuti anjuran dokter tapi tekanan darah masih tinggi
  • Jika Anda memiliki keluhan tertentu, seperti kelelahan, mual, sesak nafas, sakit kepala, keringat berlebih, detak jantung tidak teratur, bermasalah dengan penglihatan, atau mengalami disorientasi (linglung). Apabila mengalami keluhan tersebut, sebaiknya kunjungi dokter atau rumah sakit terdekat. Sebab, keluhan tersebut dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol maupun efek samping obat yang telahAanda konsumsi

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Ada beberapa hal yang perlu anda persiapkan sebelum berkonsultasi dengan dokter, diantaranya adalah,

  1. Buatlah janji dengan dokter yang tepat: Jika anda mengalami atau mendampingi seseorang yang menderita tekanan darah tinggi, buatlah janji dengan dokter spesialis penyakit dalam atau jantung pembuluh darah
  2. Bawalah hasil tes yang mendukung pemeriksaan: Jika anda telah melakukan pemeriksaan laboratorium sebelumnya, anda dapat membawa hasil pemeriksaan guna mempermudah dokter untuk mendiagnosis keadaan anda
  3. Jika diperlukan mintalah orang lain untuk mendampingi: Memiliki pendamping ketika mengunjungi dokter dapat sangat membantu anda secara emosional dan dalam berdiskusi dengan dokter

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait hupertensi?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hipertensi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Advertisement

hipertensitekanan darah tinggidarah tinggi

Bagikan

Dokter Terkait

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved