1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hiperplasia adrenal kongenital menyerang kelenjar adrenal yang bertanggung jawab dalam memproduksi beberapa hormon.
Congenital adrenal hyperplasia (CAH) atau hiperplasia adrenal kongenital adalah sekelompok kelainan genetik yang memengaruhi kelenjar adrenal. Penderita CAH mengalami kekurangan salah satu dari enzim yang dibutuhkan oleh kelenjar adrenal untuk membuat hormon tertentu.
Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ sebesar kacang yang berada di atas ginjal. Organ ini berfungsi untuk memproduksi hormone-hormon penting bagi tubuh. Hormon yang diproduksi kelenjar ini meliputi:
Kekurangan enzim akan membuat tubuh tidak dapat memproduksi satu atau lebih dari hormon-hormon tersebut, yang pada gilirannya akan menyebabkan kelebihan produksi dari jenis hormon lain untuk mengkompensasi kehilangan tersebut. Dalam banyak kasus, CAH diakibatkan oleh kurangnya kortisol dan kelebihan produksi androgen.
Ada beberapa jenis hiperplasia adrenal kongenital memiliki dua jenis yaitu CAH klasik dan CAH non-klasik.
Jenis CAH klasik adalah jenis yang lebih jarang. Tipe ini umumnya terdeteksi ketika bayi. Sekitar dua per tiga penderita CAH klasik mengalami bentuk kehilangan garam. Sementara sisanya memiliki bentuk virilisasi sederhana.
CAH nonklasik adalah jenis yang lebih ringan dan lebih umum. Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi ketika anak-anak hingga remaja menjelang dewasa.
Terdapat tipe lain dari CAH yang sangat jarang terjadi.
Gejala hiperplasia adrenal kongenital akan muncul berdasarkan jenis yang diderita. Berikut penjelasannya:
Gejala yang muncul pada bayi atau anak-anak penderita CAH klasik meliputi:
Bisa jadi, penderita tidak merasakan gejala apapun. Adapun gejala CAH nonklasik yang muncul pada pria dan wanita adalah sebagai berikut:
Untuk perempuan penderita CAH nonklasik, beberapa gejala yng mungkin muncul adalah:
Penyebab hiperplasia adrenal kongenital adalah kurangnya enzim yang dibutuhkan kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon. Di wakt yang bersamaan, tubuh menghasilkan androgen berlebihan. Hormon tersebut merupakan hormone seks laki-laki.
Akibatnya, karakteristik laki-laki menjadi lebih awal muncul. Bisa dikatakan bahwa kemunculannya di saat waktu yang tidak tepat. Kondisi ini bisa terjadi baik pada perempuan maupun laki-laki.
Adapun penyebab CAH tipe yang jarang terjadi adalah:
Faktor risiko CAH akan makin meningkat jika seseorang memiliki kondisi berikut:
Diagnosis hiperplasia adrenal kongenital bisa dilakukan sejak bayi dalam kandungan, masa kanak-kanak, hingga dewasa. Mari simak penjelasan di bawah ini:
Amniosentesis dilakukan untuk mengambil sampel cairan ketuban dari rahim kemudian diperiksa selnya.
Tes ini melibatkan pengambilan sel dari plasenta untuk diperiksa.
Karena plasma ibu mengandung DNA dari janinnya, tes ini dilakukan untuk menentukan jenis kelamin dan keberadaan CAH.
Skrining dapat dilakukan pada bayi yang baru lahir untuk mendeteksi CAH klasik yang disebabkan oleh mutasi gen 21-hidroksilase. Skrining tidak dapat mendeteksi tipe CAH non–klasik. Metode di bawah ini bisa dilakukan pada bayi yang baru lahir dan anak-anak.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada anak dan mengevaluasi gejala yang muncul.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur kadar hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Pada anak-anak yang lebih tua dan dewasa muda, pemeriksaan genetik mungkin akan diperlukan untuk mendiagnosis keberadaan CAH.
Pada bayi perempuan yang memiliki jenis kelamin yang ambigu, analisa kromosom akan dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kelamin secara genetik. Selain itu, USG panggul dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organ reproduksi wanita seperti rahim dan ovarium.
Advertisement
Cara mengobati hiperplasia adrenal kongenital yang dapat dilakukan oleh dokter meliputi:
Bentuk pengobatan paling umum adalah mengonsumsi obat hormone setiap hari. Konsumsi hormon bisa membantu mengembalikan hormon yang mengalami gangguan. Dengan normalnya level hormon, maka gejala yang timbul bisa diminimalisir.
Penderita hiperplasia adrenal kongenital klasik mungkin harus mengonsumsinya seumur hidup. Untuk jenis nonklasik, pengobatan akan tergangtung keberadaan gejala. Jika memiliki gejala maka pengobatan bisa dilakukan saat mulai puber. Pada orang dewasa, pengobatan mungkin tidak diperlukan.
Operasi hiperplasia adrenal kongenital bisa dilakukan pada anak perempuan usia 2 hingga 6 tahun dengan prosedur feminizing genitoplasty. Prosedur tersebut dilakukan guna mengubah tampilan dan fungsi alat kelaminnya. Prosedur ini mungkin akan diulangi saat mereka sudah dewasa.
Komplikasi hiperplasia adrenal kongenital salah satunya adalah meningkatkan risiko krisis adrenal. Hal ini bisa terjadi mengingat kadar kortisol dalam darah yang rendah. Krisi adrenal bisa menyebabkan diare, muntah, dehidrasi, kadar gula rendah, dan syok.
Krisis ini merupakan kondisi darurat medis dan bisa mengancam nyawa sehingga butuh penanganan segera. Keberadaan hormon aldosteron yang rendah bisa menyebabkan dehirasi dan rendahnya level natrium dan kalium. Mereka yang menderita CAH juga berisiko mengalami masalah kesuburan.
Cara mencegah hiperplasia adrenal kongenital bisa dilakukan jika kondisi ini sudah terdeteksi sejak janin. Dokter mungkin akan menyarankan ibu hamil untuk menggunakan obat kortikosteroid.
Obat kortikosteroid umumnya digunakan untuk mengatasi peradangan. Namun dalam kasus hiperplasia adrenal kongenital, obat ini berperan membatasi jumlah androgen pada janin, sehingga dapat mengembangkan alat kelamin yang normal pada bayi perempuan.
Hanya saja, berhati-hatilah karena kortikosteroid memiliki efek jangka panjang. Meski efek negatifnya belum jelas untuk janin, ibu hamil yang mengonsumsinya mungkin akan mengalami tekanan darah tinggi dan suasana hati yang gampang berubah.
Hiperplasia adrenal kongenital yang disebabkan oleh faktor genetik belum ada pencegahan yang efektif. Jika merasa berpotensi memiliki anak dengan gangguan ini, maka berkonsultasi dengan ahli genetik sebaiknya dilakukan.
Segeralah ke dokter jika anak Anda mengalami gejala-gejala hiperplasia adrenal kongenital klasik. Konsultasi ke dokter juga bisa dilakukan ketika calon ibu menderita penyakit yang terkait dengan rendahnya kadar kortisol, aldosteron, atau keduanya.
Jika Anda sedang hamil dan merasa memiliki riwayat hiperplasia adrenal kongenital pada diri sendiri atau keluarga, diskusi dengan dokter juga dibutuhkan.
Sebelum melakukan kunjungan ke dokter, persiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hiperplasia adrenal kongenital agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved