1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness yang sangat parah pada ibu hamil
Hiperemesis gravidarum (HG) adalah morning sickness yang sangat parah pada saat hamil. Kondisi ini dapat membahayakan calon ibu dan bayi jika dibiarkan.
Pada umumnya, morning sickness tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri dalam 12 minggu. Namun jika mengalami hiperemesis gravidarum, penderita akan muntah berkali-kali, bahkan terus-menerus.
Muntah terus-menerus kemudian dapat menyebabkan masalah kesehatan. Misalnya, dehidrasi dan penurunan berat badan pada ibu hamil.
HG berlangsung lebih lama daripada morning sickness. Kondisi ini biasanya memberat di antara minggu ke-4 dan ke-6 kehamilan, dan mencapai puncaknya antara minggu ke-9 dan ke-13. Karena muntah yang parah, penderita bahkan tidak bisa melakukan rutinitasnya.
Penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum belum diketahui hingga sekarang. Namun para ahli meyakini bahwa peningkatan kadar hormon berperan dalam kondisi ini.
Morning sickness dan hiperemesis gravidarum adalah dua kondisi yang berbeda. Jadi, komplikasi dan efek sampingnya juga berbeda pada tiap ibu hamil.
Sangat penting mengenali perbedaan morning sickness dan hiperemesis gravidarum agar tidak berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa di antaranya meliputi:
Morning sickness biasanya melibatkan mual yang sering disertai muntah. Kedua gejala ini umumnya menghilang setelah 12-14 minggu kehamilan. Muntah juga tidak menyebabkan dehidrasi berat.
Morning sickness biasa mulai terjadi pada bulan pertama kehamilan dan hilang pada bulan ke-3 atau ke-4. Ibu hamil dengan morning sickness dapat mengalami lelah, penurunan nafsu makan, dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Keluhan hiperemesis gravidarum bisa meliputi mual dan muntah berat, yang menyebabkan dehidrasi parah. Gejalanya mulai muncul pada minggu ke-6 kehamilan.
Mual dan muntah tersebut membuat penderita sulit makan maupun minum, sehingga penderita akan mengalami kenaikan berat badan yang tidak normal selama masa hamil.
Kondisi ini dapat memicu rasa lemah yang berlangsung selama beberapa minggu bahkan hitungan bulan. Saking parahnya, penderita tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Gejala hiperemesis gravidarum umumnya meliputi:
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Namun morning sickness maupun HG diduga dipengaruhi oleh kenaikan kadar hormon bernama HCG (human chorionic gonadotropin).
Hormon HCG dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Pada awal masa hamil, hormon ini diproduksi dengan cepat dan dalam jumlah besar. Jadi kadarnya dapat terus meningkat sepanjang kehamilan.
Beberapa kondisi yang juga bisa meningkatkan risiko hiperemesis gravidarum meliputi:
Untuk memastikan diagnosis hiperemesis gravidarum, dokter dapat melakukan beberapa langkah di bawah ini:
Dokter akan menanyakan gejala maupun riwayat medis pasien.
Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi:
Pemeriksaan laboratorium yang mungkin dianjurkan meliputi tes urine dan tes darah. Misalnya untuk mengecek kadar keton, keseimbangan elektrolit, enzim hati, bilirubin, amilase, lipase, hormon tiroid, kalsium, hematokrit, maupun ada tidaknya penyakit hepatitis.
Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk mencari tahu adanya kehamilan kembar atau penyakit trofoblastik.
Bila dibutuhkan, USG abdomen akan dilakukan untuk mengevaluasi kondisi pankreas dan/atau saluran empedu pasien.
CT scan dan MRI hanya dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya radang usus buntu, yang juga dapat menyebabkan gejala mual dan muntah pada kehamilan.
Advertisement
Cara mengobati hiperemesis gravidarum tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pasien. Penanganan kondisi ini umumnya berupa:
Dokter dapat merespkan obat-obatan antimual untuk mencegah mual. Obat ini diberikan bila muntah terus terjadi dan berisiko buruk bagi calon ibu maupun bayi.
Jika ibu tidak dapat mengonsumsi obat lewat mulut, obat dapat disuntikkan lewat pembuluh darah. Dokter juga akan memastikan bahwa jenis obat yang diberikan aman untuk janin.
Dokter dapat pula menganjurkan pasien untuk mengonsumsi suplemen vitamin B yang meliputi:
Vitamin B6 sering diresepkan untuk mengatasi mual selama kehamilan. Dokter akan menentukan dosis yang sesuai dengan kondisi pasien. Pasalnya, konsumsi yang berlebihan dapat merusak saraf.
Sama seperti piridoksin, vitamin B1 juga berperan dalam meringankan gejala muntah.
Pada kasus yang berat, pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Selama perawatan ini, dokter akan memberikan cairan lewat infus. Pasalnya, asupan cairan sangat penting untuk ibu hamil.
Pemberian cairan infus dapat dihentikan apabila pasien sudah bisa minum sendiri. Selain cairan, nutrisi juga bisa diberikan melalui infus bila dirasa perlu.
Pada kasus ringan, beberapa upaya penanganan mandiri di bawah ini dapat dilakukan di rumah:
Jika pasien hiperemesis gravidarum masih mampu makan dan minum, lakukanlah dengan porsi lebih kecil, tapi lebih sering. Sebagai alternatif, ibu hamil bisa minum dengan sedotan.
Apabila konsumsi makanan panas memicu rasa mual, pasien bisa mencoba makanan dingin. Begitu juga sebaliknya.
Dokter bisa menyarankan pasien untuk minum cairan pengganti elektrolit dan memberikan suplemen nutrisi.
Pasien pun perlu berusaha untuk mencukupi waktu tidur yang sehat serta mengelola stres.
Konsumsi jahe dalam dosis kecil dapat membantu untuk mengurangi mual dan muntah. Bahan pangan ini bisa dicampur dalam teh atau dikonsumsi dalam bentuk suplemen.
Bila memilih jahe dalam bentuk suplemen, jangan lupa untuk mendiskusikannya ke dokter sebelum digunakan agar tetap aman.
Jika terus dibiarkan tanpa penanganan, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Karena penyebabnya belum diketahui, cara mencegah hiperemesis gravidarum juga tidak tersedia. Tetapi beberapa hal di bawah ini bisa dilakukan untuk mencegah morning sickness agar tidak bertambah parah:
Hubungi dokter apabila pasien mengalami kondisi berikut:
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis hiperemesis gravidarum. Dengan ini, penanganan bisa diberikan secara tepat.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved