logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Hiperekstensi

22 Sep 2021

| Popy Hervi Putri

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Pengertian hiperekstensi

Hiperekstensi adalah gerakan sendi berlebihan. Kondisi ini terjadi ketika sendi tertentu dibuka atau diluruskan, di luar jangkauan gerak normal dan sehat.

Gerakan seperti di atas berpotensi membuat sendi tertentu tidak stabil. Gerakan ini juga bisa meningkatkan risiko dislokasi atau cedera sendi lainnya.

 

Sendi yang rentan mengalami hiperekstensi

Cedera hiperekstensi dapat terjadi pada banyak sendi di tubuh Anda. Namun, beberapa sendi, yang lebih rentan terhadap cedera ini, yaitu:

  • Lutut

Jenis cedera ini terjadi ketika lutut ditekuk secara paksa ke belakang atau dipaksa ke arah yang berlawanan. Kondisi ini bisa merusak ligamen yang memberikan stabilitas pada lutut. Cedera hiperekstensi lutut dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak.

  • Siku

Hiperekstensi siku terjadi ketika sendi siku Anda tertekuk terlalu jauh ke belakang dan tidak sepenuhnya lurus.

Setelah cedera, Anda mungkin perlu menjaga siku Anda agar tidak bergerak selama beberapa waktu, guna memastikannya sembuh dengan benar dan untuk memastikan bahwa Anda tidak kehilangan stabilitas pada sendi.

  • Jari

Cedera hiperekstensi jari terjadi ketika sendi jari Anda menekuk ke arah yang salah. Kondisi ini biasanya menyebabkan ligamen mungkin sedikit meregang.

  • Leher

Cedera leher biasanya terjadi ketika Anda mengalami kecelakaan mobil dan benturannya membuat leher Anda tersentak ke depan lalu tiba-tiba ke belakang.

  • Bahu

Bahu adalah salah satu sendi yang paling banyak bergerak di tubuh Anda, tetapi juga merupakan salah satu sendi yang paling tidak stabil. Hal ini dapat membuat bahu Anda lebih rentan terhadap cedera.

Hiperekstensi dan ketidakstabilan bahu dapat terjadi ketika sendi bahu diputar secara berlebihan karena gerakan berulang.

Cedera ini biasanya terjadi saat Anda melakukan olahraga tertentu, seperti renang, baseball, dan lempar lembing, maupun trauma seperti jatuh.

  • Pergelangan kaki

Ketika ligamen yang menopang pergelangan kaki Anda meregang terlalu jauh, Anda bisa keseleo atau mengalami hiperekstensi.

Hiperekstensi merupakan cedera yang biasanya dapat diobati dengan melakukan perawatan di rumah.

 

Tanda dan gejala hiperekstensi

Secara umum, gejala hiperekstensi meliputi:

  • Mendengar atau merasakan suara letupan atau retak
  • Sakit saat sendi yang disentuh
  • Sakit saat mencoba untuk menggerakkan sendi
  • Pembengkakan dan terkadang memar pada jaringan di sekitar sendi

Beberapa gejala lain akan lebih spesifik pada sendi. Misalnya, hiperekstensi pada lutut atau pergelangan kaki yang memicu kesulitan mengangkat beban atau berjalan.

Sementara hiperekstensi pada siku, bisa memicu kejang otot di otot bisep bahkan mati rasa di lengan.

 

Penyebab hiperekstensi

Penyebab hiperekstensi yang utama adalah melakukan perubahan gerakan yang mendadak dan mengalami tekanan berlebihan pada sendi. Kondisi ini dapat memicu kerusakan jaringan lunak, pembengkakan, dan berpotensi membuat sendi robek atau tegang.

 

Faktor risiko hiperekstensi

Beberapa faktor risiko hiperekstensi meliputi:

  • Olahraga kontak atau butuh perubahan arah yang cepat dan sering

Olahraga kontak dan butuh perubahan arah yang cepat serta sering dapat membahayakan lutut, pergelangan kaki, maupun bahu. Contohnya, basket atau sepak bola.

Sedangkan olahraga seperti angkat besi, tenis, atau senam juga dapat meningkatkan risiko hiperekstensi siku dan pergelangan tangan.

  • Pernah cedera

Jika pernah mengalami cedera, kemungkinan seseorang untuk mengalami cedera fisik lainnya akan ikut meningkat.

  • Otot yang lemah

Sebagai contoh, risiko hiperekstensi lutut akan bertambah jika seseorang memiliki otot kaki yang lemah. Tanpa otot yang kuat untuk menopang sendi lutut, gerakan tubuh menjadi tidak stabil dan lebih rentan mengalami kondisi ini.

 

Diagnosis hiperekstensi

Diagnosis hiperekstensi dapat ditentukan oleh dokter melalui:

  • Pemeriksaan fisik

Dokter akan meminta Anda untuk menekuk atau menggerakan bagian tubuh yang diduga mengalami cedera. Dokter juga biasanya memberikan tekanan dan memeriksa gerakan.

  • Rontgen dan MRI

Dokter Anda mungkin juga meminta Anda untuk melakukan rontgen untuk mengetahui apakah Anda mengalami patah tulang dan pemindaian MRI untuk memeriksa cedera pada ligamen.

 

Advertisement

Cara mengobati hiperekstensi

Cara mengobati hiperekstensi umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa langkah penanganan yang disarankan oleh dokter meliputi:

Metode R.I.C.E

R.I.C.E merupakan singkatan dari rest, ice, compression, dan elevation. Berikut penjelasannya:

  • Rest (istirahat)

Istirahatkan sendi selama 1-2 hari, lalu cobalah untuk mulai menggunakannya secara bertahap.

  • Ice (es)

Tempelkan kompres dingin ke area yang terkena selama 10-20 menit, dan ulangi tiap jam. Lakukan langkah ini selama beberapa hari setelah cedera.

Bila menggunakan es batu, jangan langsung menempelkan es ke kulit karena bisa memicu frostbite. Sebagai gantinya, bungkuslah es dengan handuk atau kain sebelum menempelkannya ke kulit.

  • Compression (kompresi)

Stoking kompresi dapat membantu dalam mengurangi pembengkakan. Jika tidak memilikinya, pasien dapat memakai perban elastis yang dililitkan pada sendi.

Namun ingatlah agar tidak melilitkan perban terlalu kencang karena dapat menghambat aliran darah, dan memperparah kondisi.

  • Elevation (ketinggian)

Jika memungkinkan, letakkan sendi yang terkena agar lebih tinggi dari posisi jantung. Langkah ini bertujuan membantu dalam meminimalkan pembengkakan. Misalnya, jika hyperextension terjadi pada lutut atau pergelangan kaki, ganjal bagian inni dengan bantal saat Anda tidur.

Konsumsi obat pereda nyeri

Obat pereda nyeri yang bisa dikonsumsi meliputi ibuprofen atau paracetamol. Obat ini juga bermanfaat untuk mengurangi pembengkakan sendi.

 

Komplikasi hiperekstensi

Jika tidak ditangani dengan benar, hiperekstensi bisa menyebabkan komplikasi berupa: 

 

Cara mencegah hiperekstensi

Cara mencegah hiperekstensi yang bisa dilakukan meliputi:

  • Gunakan penyangga di lutut, siku, atau pergelangan kaki untuk memberikan dukungan tambahan pada sendi, terutama jika Anda pernah mengalami cedera hiperekstensi.
  • Lakukan latihan untuk membangun kekuatan otot guna menopang sendi yang lemah atau tidak stabil. Mintalah bantuan dari dokter atau fisioterapis untuk merekomendasikan jenis latihan ini.
  • Hindari olahraga atau aktivitas fisik yang cenderung meningkatkan risiko cedera, termasuk hiperekstensi sendi.

 

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala yang mengarah pada hiperekstensi. Demikian pula jika Anda memiliki tanda atau gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya.

 

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

 

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang Anda rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali Anda alami?
  • Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait hiperekstensi?
  • Apakah Anda rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah Anda pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hiperekstensi agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

 

Advertisement

cederacedera ototnyeri sendidislokasi sendipenyakit sendi

Bagikan

Penyakit Terkait

Artikel Terkait

no image

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved