1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Herpes simplex tipe 2 ditandai dengan lepuhan atau luka di sekitar kelamin dan rektum
Herpes simpleks tipe 2 adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS), yang ditandai dengan adanya lepuhan atau luka di sekitar alat kelamin dan rektum. Karenanya, penyakit ini juga disebut sebagai herpes genital.
Herpes simpleks tergolong sebagai masalah global karena tingginya angka infeksi yang terjadi. Pada tahun 2012, sebanyak 417 juta penduduk dunia berusia 15-49 tahun terinfeksi herpes simplex virus type 2 (HSV-2).
Kejadian terbanyak terdapat di Afrika (31,5%) diikuti dengan Amerika (14,4%). Jumlah penderita HSV-2 ini jauh lebih banyak dibandingkan jumlah penderita herpes simplex virus type 1 (HSV-1).
Banyaknya jumlah penderita tersebut disebabkan oleh penularan yang terus terjadi karena banyak kasus yang tidak terdiagnosis. Kondisi ini sering disebabkan oleh tidak adanya gejala atau indikasi yang tidak khas dari HSV-2.
Meski bisa menular pada siapa saja, wanita lebih banyak menderita herpes genital dibandingkan pria. Pasalnya, penularan HSV-2 lebih efektif jika ditularkan dari pria pada wanita. Pada tahun 2012, terdapat sekitar 267 juta orang wanita dan 150 juta orang pria yang hidup dengan HSV-2.
Infeksi HSV-2 menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan terinfeksi HIV sebanyak tiga kali lipat. Orang yang terinfeksi HSV-2 dan HIV lebih mudah menularkan HIV ke orang lain. Sebanyak 60-90% orang dengan HIV juga menderita HSV-2. Ini berarti, HSV-2 tergolong sebagai jenis infeksi yang paling banyak ditemukan pada penderita HIV.
Secara umum, gejala herpes simplex tipe 2 meliputi:
Ciri atau gejala lain yang mungkin muncul akibat herpes simplex tipe 2 adalah:
Penyebab herpes simplex tipe 2 adalah infeksi virus HSV-2. Herpes simplex tipe 2 merupakan virus yang paling mudah menular.
Seseorang bisa terkena virus ini ketika melakukan kontak langsung dengan luka herpes penderita. Virus ini juga bisa dengan mudah menular melalui kontak kulit atau saat seseorang melakukan hubungan seksual, meskipun tanpa ada luka yang terlihat.
Penularan dari ibu ke anak saat melahirkan juga dapat terjadi.
Beberapa faktor risiko herpes simplex tipe 2 meliputi:
Diagnosis herpes simplex tipe 2 dilakukan dengan cara PCR, tes darah, dan tes lesi kultur. Berikut penjelasannya.
PCR digunakan untuk menyalin DNA Anda dari sampel darah Anda, jaringan dari luka atau cairan tulang belakang. DNA kemudian dapat diuji untuk menentukan keberadaan HSV dan menentukan jenis HSV yang Anda miliki.
Tes darah menganalisis sampel darah Anda untuk mengetahui keberadaan antibodi HSV untuk mendeteksi infeksi herpes di masa lalu.
Untuk melakukan tes lesi kultur virus herpes, dokter akan mengumpulkan sampel kulit dari luka yang di curigai terinfeksi.
Agar tes efektif, dokter perlu mengumpulkan sampel kulit pada puncak wabah atau gejala Anda. Tes ini biasanya dilakukan untuk anak-anak atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Advertisement
Cara mengobati herpes simplex tipe 2 umumnya tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut.
Perawatan berfokus pada menghilangkan luka dan membatasi penyebaran. Namun, ada kemungkinan juga luka Anda akan hilang tanpa pengobatan.
Pilihan obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi herpes simplex tipe 2 meilputi:
Obat-obatan antivirus ini dapat mengurangi risiko penularan virus ke orang lain dan mengurangi gejala.
Obat-obatan ini bisa berbentuk oral (pil), atau dapat dioleskan sebagai krim. Untuk gejala yang parah, obat-obatan ini juga dapat diberikan melalui suntikan.
Jika tidak ditangani dengan benar, herpes simplex tipe 2 bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Memiliki luka genital meningkatkan risiko penularan atau tertular infeksi menular seksual lainnya, termasuk AIDS.
Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat terkena virus selama proses persalinan. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan otak, kebutaan, atau kematian bagi bayi yang baru lahir.
Dalam beberapa kasus, luka yang disebabkan herpes genital dapat menyebabkan peradangan di sekitar saluran yang menyalurkan urine dari kandung kemih ke dunia luar (uretra).
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi HSV dapat menyebabkan peradangan pada selaput dan cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang Anda. Kondisi ini disebut meningitis.
Herpes genital dapat menyebabkan peradangan pada lapisan rektum (proktitis), terutama pada pria yang berhubungan seks dengan pria.
Cara mencegah herpes simplex tipe 2 yang bisa dilakukan meliputi:
Hubungi dokter bila Anda mengalami gejala yang mengarah pada herpes simplex tipe 2. Demikian pula jika Anda memiliki tanda atau gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis herpes simplex tipe 2 agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved