1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Herniasi otak bisa terjadi secara alami maupun akibat operasi
Herniasi otak adalah bergesernya sebagian jaringan otak dari posisi normalnya melewati celah di tulang tengkorak, baik celah terbentuk secara alami maupun akibat operasi di kepala.
Kondisi ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Oleh karena itu harus segera mendapatkan penanganan medis.
Herniasi otak dapat dibagi menjadi beberapa tipe berikut:
Pada tipe herniasi otak yang paling umum ini, jaringan otak bergeser ke bawah falx cerebri, yakni membran yang ada di tengah otak. Jaring tersebut kemudian terdorong ke sisi sebelahnya.
Tipe ini dibagi menjadi dua jenis lagi yang meliputi:
Pada descending transtentorial, uncus atau bagian dari lobus temporal otak bergeser ke bawah, yakni ke area posterior fossa. Tipe ini merupakan jenis herniasi otak kedua yang paling umum terjadi setelah subfalcine.
Pada jenis ini, cerebellum atau otak kecil dan batang otak bergeser ke atas melewati membran tentorium cerebelli.
Suatu bagian otak bernama cerebella tonsil bergeser ke bawah melalui foramen magnum, yakni celah di tengkorak di mana sumsum tulang belakang terhubung dengan otak.
Secara umum, gejala hernasi otak bisa berupa:
Khusus untuk uncal herniation, sering terjadi sindrom klasik uncal herniation dengan gejalanya berupa:
Pada cerebellar tonsillar herniation, kerap terjadi penekanan pada batang otak yang merupakan pusat hemostasis seperti bernapas dan kesadaran. Penekanan pada bagian otak ini menyebabkan cushing reflex dengan gajala di bawah ini:
Cushing reflex menandakan adanya peningkatan tekanan di kepala (internal cranial pressure/ICP). Herniasi otak juga dapat menyebabkan komplikasi seperti kematian otak dan gangguan saraf yang permanen serta signifikan.
Penyebab herniasi otak adalah tekanan di dalam tengkorak yang meningkat. Peningkatan tekanan ini akan mendorong otak hingga bergeser dari posisi normalnya.
Pergeseran otak kerap dipicu oleh pembengkakan atau perdarahan di otak. Penyebab kondisi ini meliputi:
Diagnosis herniasi otak ditentukan oleh dokter melalui beberapa metore pemeriksaan di bawah ini:
Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar gejala maupun riwayat medis pasien pada orang yang mendampingi pasien. Pasalnya, herniasi otak membuat pasien tidak sadarkan diri.
Dokter akan memeriksa tubuh penderita untuk mengidentifikasi gejala herniasi otak. Contohnya, evaluasi gerakan refleks yang berhubungan dengan otak serta evaluasi fungsi saraf.
Pemeriksaan pencitraan penting untuk memastikan diagnosis herniasi otak dan biasanya meliputi X-ray kepala dan leher, cT scan kepala, serta MRI kepala.
Tes darah dilakukan jika dicurigai adanya gangguan perdarahan atau terbentuknya abses.
Advertisement
Cara mengobati herniasi otak umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut. Beberapa pilihan penanganan yang biasanya disarankan dokter meliputi:
Jika tidak ditangani dengan benar, herniasi otak bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Cara mencegah herniasi otak yang bisa dilakukan adalah sering memeriksakan diri ke dokter jika Anda memiliki kondisi parah, seperti tumor atau pernah mengalami trauma kepala yang signifikan.
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala herniasi otak sebagaimana telah dijelaskan di atas, atau keluhan yang tidak kunjung mereda dan terasa janggal.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis herniasi otak agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved