1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hernia hiatus terjadi ketika sebagian lambung terdorong ke daerah rongga dada dan umumnya terjadi pada lansia.
Hernia hiatus adalah suatu kondisi yang terjadi ketika lambung membengkak hingga terdorong masuk ke dalam rongga dada. Lambung dapat menembus ke rongga dada melalui lubang atau bukaan pada diafragma, yakni otot yang menyekat rongga dada dan rongga perut. Bukaan tersebut disebut dengan hiatus.
Pada kondisi normal, lambung seharusnya terletak di bawah diafragma. Lambung yang berada tidak pada tempatnya dapat mengakibatkan masalah di saluran pencernaan maupun pernafasan. Akan tetapi, kebanyakan kasus hiatus hernia jarang menunjukkan gejala.
Pada kasus hernia hiatus tak bergejala, penanganan medis sering kali tidak dibutuhkan dengan segera. Meski begitu, hernia hiatus tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Pengobatannya meliputi obat-obatan, pembedahan dan perubahan gaya hidup.
Hernia Hiatus terdiri dari tiga jenis, yaitu Sling hiatal hernia, Paraesophageal hernia dan Paraesophageal and sliding.
Sling hernia hiatus:
Sling hernia hiatus adalah kasus hernia hiatus yang paling banyak ditemui. Hernia ini terjadi ketika lambung dan esofagus bergerak keluar masuk dari rongga dada melalui hiatus. Sling Hernia Hiatus ini berukuran kecil dan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali sehingga tidak memerlukan perawatan.
Fixed hernia hiatus (hernia paraesofageal)
Hernia paraesofageal adalah kasus hernia hiatal yang lebih jarang terjadi. Secara statistik, jenis ini hanya terjadi pada 5% pasien Hernia Hiatus. Hernia Paraesofagus terjadi ketika sebagian lambung masuk ke dalam rongga dada melalui hiatus dan menetap di dalam rongga dada.
Sebagian besar kasus hernia paraesofageal tidaklah serius. Namun, terdapat risiko ketika peredaran darah pada lambung terhambat. Kondisi ini berpotensi menyebabkan kerusakan yang serius dan merupakan kondisi darurat medis.
Parasophageal and Sliding Hernia
Hernia jenis adalah gabungan dari sling dan paraesofageal hernia. Kondisi ini terjadi karena ada kelainan pada diafragma yang tiba-tiba membesar sehingga sebagian organ perut dapat bergerak naik turun sampai ke arah dada. Kondisi ini dapat diperparah ketika kondisi celah diafragma berukuran lebih besar dari biasanya.
Hernia hiatus jarang menyebabkan gejala. Jika pun muncul gejala, maka gejala tersebut biasanya disebabkan oleh asam lambung, cairan empedu atau udara yang masuk ke dalam esofagus.
Gejala umum yang terjadi pada pasien hernia hiatus adalah :
Beberapa gejala hernia hiatus berikut ini merupakan gejala lanjutan yang membutuhkan penanganan medis darurat, yaitu
Baca juga: Hernia pada Wanita Berbeda dengan Pria, Benarkah?
Penyebab dari hernia hitatus belum diketahui secara pasti. Pada beberapa pasien, hernia hiatus disebabkan karena adanya cedera atau kerusakan pada jaringan otot dalam tubuh. Kerusakan ini dapat menyebabkan lambung terdorong secara paksa secara melalui diafragma.
Selain itu, kondisi ini dapat disebabkan karena jaringan otot di sekitar lambung yang menerima terlalu banyak tekanan. Tekanan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti batuk, muntah, mengejan dengan terlalu keras saat buang air besar atau karena mengangkat benda dengan teknik yang salah.
Pada beberapa kasus, faktor genetik juga dapat menyebabkan seseorang terlahir dengan ukuran hiatus yang lebih besar sehingga lambung jadi lebih mudah untuk terdorong melalui diafragma.
Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan risiko terjadinya hiatus hernia, yakni:
Hernia Hiatus seringkali terdeteksi ketika dokter melakukan pemeriksaan pada pasien yang mengeluhkan nyeri dada atau nyeri perut bagian atas yang meliputi:
Foto rontgen diambil setelah pasien mengkonsumsi cairan khusus yang dinamakan barium. Zat ini akan melapisi dan mengisi bagian dalam saluran pencernaan. Pelapisan ini dilakukan agar dokter dapat melihat siluet dari esofagus, lambung dan usus di bagian atas.
Endoskopi adalah tindakan medis dengan memasukkan pipa tipis yang dilengkapi dengan kamera lewat tenggorokan pasien untuk memeriksa bagian dalam esofagus dan lambung untuk melihat apakah ada peradangan atau tidak.
Manometri Esofagus dilakukan untuk mengukur ritme kontraksi otot pada esofagus ketika pasien menelan. Pemeriksaan ini juga meliputi pengukuran otot esofagus dan ritme kontraksinya.
Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk mengetahui kadar keasaman di kerongkongan. Tes ini dapat membantu menentukan gejala yang berhubungan dengan asam di kerongkongan.
Pengosongan lambung dilakukan untuk melihat bagaimana makanan yang ada di dalam lambung meninggalkan perut. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat menentukan kemungkinan adanya penyebab lain di samping hernia hiatus jika pasien mengalami mual dan muntah.
Advertisement
Sebagian besar pasien hernia hiatus tidak merasakan gejala apa-apa ketika mengidap penyekit ini sehingga tidak memerlukan pengobatan. Namun pada kasus hernia arasophaegal diperlukan penanganan medis yang meliputi:
Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan pada pasien hernia hiatus adalah:
Pembedahan
Pasien hernia hiatus yang sudah diberikan pengobatan, namun kondisinya tidak kunjung membaik, biasanya akan direkomendasikan untuk menjalani operasi. Tindakan ini diperlukan untuk mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat hernia hiatus.
Tindakan operasi diperlukan untuk mengembalikan posisi lambung ke dalam rongga perut, dan mengecilkan celah pada diafragma. Tindakan operasi juga bisa meliputi rekonstruksi pada sfingter esofagus maupun pengangkatan kantung hernia tersebut.
Tindakan operasi dapat dilakukan dengan cara laparoskopi, yakni tdengan memasukan kamera kecil pada sayatan kecil pada perut.
Perubahan gaya hidup
Gejala yang paling sering dialami pada pasien Hernia Hiatus adalah acid reflux yang dapat dikurangi gejalanya dengan perubahan pola makan. Pasien Hernia Hiatus harus mengubah pola makannya dengan mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil namun frekuensinya lebih sering. Misalnya, makan sebanyak lima kali dalam sehari dengan porsi kecil dibandingkan makan sebanyak tiga kali dengan porsi besar.
Hindari mengonsumsi makanan berat atau makanan ringan beberapa jam sebelum tidur. Selain itu, hindari juga untuk membungkuk atau berbaring setelah makan. Tinggikan posisi kepala sekitar 15 cm ketika tidur.
Sebaiknya, pasien Hernia juga menghindari jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko heartburn, seperti makanan pedas, cokelat, bawang bombay, buah-buahan sitrus, serta menghindari minuman dengan kadar kafein yang tinggi seperti kopi dan minuman beralkohol.
Baca jawaban dokter: Adakah pengobatan alternatif untuk hernia?
Jika tidak diobati dengan benar, hernia hiatus dapat menimbulkan komplikasi seperti:
Hernia Hiatus sulit untuk dicegah, tetapi Anda bisa mengurangi risiko terjadinya dengan mengikuti berbagai langkah berikut:
Baca juga: 3 Cara Mengobati Hernia dengan Olahraga yang Bisa Anda Lakukan
Jika Anda mengalami kondisi seperti berikut ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter:
Kondisi Darurat Medis
Jika Anda merasakan mual-mual atau muntah-muntah, serta Anda tidak dapat kentut atau buang air besar, kemungkinan besar Anda mengalami hernia strangulasi, di mana terjadi penyumbatan peredaran darah ke lambung. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis hernia hiatus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved