Hernia adalah kondisi di mana organ dalam tubuh terdorong dan mencuat keluar melewati otot serta jaringan ikat sekitarnya yang lemah.
Jika hernia dialami oleh bagian dalam perut (seperti usus atau jaringan dalam perut lainnya) yang terdorong melalui femoral canal (terowongan yang ada di selakangan dan dilewati oleh arteri, vena dan saraf femoral), kondisi ini disebut hernia femoral. Gejala penyakit ini berupa tonjolan di dekat selangkangan atau paha.
Hernia femoral termasuk jarang terjadi. Angka kejadiannya diperkirakan hanya 3 persen dari seluruh kasus hernia.
Gejala hernia femoral tergantung dari ukuran dan tingkat keparahan hernia. Berikut penjelasannya:
Hernia femoral berukuran kecil atau sedang biasanya tidak memiliki gejala. Tonjolan kulit pada hernia yang kecil juga kadang tidak terlihat, sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya.
Pada hernia femoral berukuran besar, tonjolan di selangkangan terlihat dengan jelas dan memicu rasa ketidaknyamanan. Gejalanya akan semakin parah dan terasa nyeri ketika penderita berdiri atau mengangkat beban yang berat. Sakit pinggang juga bisa dialami oleh penderita.
Jika tonjolan kecil, sebagian besar hernia femoralis tidak menimbulkan gejala. Namun, kasus yang parah dapat menyebabkan mual, muntah, serta sakit perut.
Penyebab hernia femoral belum diketahui secara pasti. Otot di area femoral canal bisa saja lemah sejak lahir atau menjadi lemah secara perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya usia.
Melemahnya kondisi otot tersebut juga dapat dipengaruhi oleh:
Diagnosis hernia fermoral ditentukan oleh dokter berdasarkan tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berikut penjelasannya:
Dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dialami oleh penderita dan faktor risikonya.
Dokter akan memeriksa tubuh penderita dengan tujuaan mendeteksi gejala hernia femoral. Misalnya, mengecek area di selangkangan pasien.
Dokter juga bisa meminta Anda untuk menjalani serangkaian pemeriksaan penunjang yang meliputi USG dan rongten perut, CT scan, atau MRI.
Advertisement
Penanganan hernia femoral dilakukan melalui operasi. Operasi dapat mengatasi hernia sekaligus mencegah komplikasi serius, namun risiko kambuh tetap ada.
Dokter bisa menganjurkan 2 jenis operasi hernia yang meliputi:
Penderita diberikan bius umum, tergantung kondisinya. Dokter kemudian membuat sayatan dan mendorong jaringan yang mencuat agar kembali ke dalam perut.
Setelah itu, dokter mengikat jaringan yang melemah atau memasang jaring-jaring sintetis (mesh) untuk menahan supaya organ perut yang sudah dikembalikan tetap bertahan di tempat yang seharusnya.
Laparoskopi adalah jenis operasi yang tidak meminimalkan tindakan invasif. Meski begitu, operasi ini cederung lebih sulit.
Pada laparoskopi, dokter akan membuat beberapa sayatan kecil. Dokter kemudian memasukkan laparoscope, yakni selang kecil dengan kamera kecil di ujungnya.
Kamera akan menampilkan gambar bagian dalam tubuh ke monitor, sehingga dokter dapat melihat organ tubuh yang mengalami jaringan hernia dan jaringan di sekitarnya secara jelas.
Dokter akan menggunakan kamera untuk memandu operasi memperbaiki jaringan hernia dan memasang jaring-jaring sintetis. Karena sayatannya berukuran kecil, waktu pemulihan pascaoperasi laparoskopi akan lebih singkat.
Penderita umumnya merasa tidak nyaman setelah operasi dan membutuhkan konsumsi obat pereda nyeri. Penderita juga dilarang untuk mengangkat beban yang berat atau melakukan aktivitas berat selama beberapa minggu pascaoperasi.
Harap diingat bahwa operasi laparoskopi tidak disarankan untuk menangani hernia berukuran besar atau pada penderita yang pernah menjalani operasi panggul.
Prosedur operasi memiliki risiko tersendiri. Beberapa komplikasi operasi hernia yang mungkin terjadi meliputi:
Bius total umumnya bisa memicu efek samping bagi penderita yang telah berusia lanjut dan memiliki masalah kesehatan lain. Beberapa efek sampingnya yang ringan meliputi mual, muntah, sulit berkemih, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Sedangkan komplikasi serius dari bius total bisa berupa serangan jantung, stroke, pneumonia, dan bekuan darah di kaki.
Beberapa orang merasa nyeri yang tajam dan sensasi kesemutan di sekitar area luka sayatan. Rasa nyeri biasanya hilang sendiri. Tapi jika sakit terus berlanjut, dokter akan memberikan obat pereda sakit.
Pendarahan dapat terjadi di dalam luka sayatan. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan dan perubahan warna kulit menjadi kebiruan.
Meski begitu, perdarahan termasuk jarang terjadi dengan prevalensi di bawah dua persen. Jika terjadi, Anda mungkin membutuhkan operasi untuk menanganinya.
Hernia dapat kembali terjadi pada beberapa tahun setelah penderita menjalani operasi.
Risiko infeksi pada luka operasi pun tergolong jarang dan biasanya terjadi pada penderita lanjut usia dan orang yang menjalani operasi hernia terbuka. Gejalanya berupa demam dan bekas luka sayatan yang kemerahan, membengkak, nyeri jika disentuh, dan mengeluarkan nanah.
Penanganan infeksi adalah pemberian obat antibiotik. Luka sayatan juga terkadang perlu kembali dibuka oleh dokter. Prosedur ini dilakukan dengan bius lokal.
Meski sangat jarang, luka atau cedera dapat terjadi pada usus, kantong kemih, ginjal, saraf, dan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke kaki, organ dalam wanita, dan saluran pembawa sperma ketika operasi. Komplikasi ini perlu ditangani dengan operasi.
Apabila tidak ditangani dengan benar, hernia femoral juga dapat menyebabkan komplikasi yang meliputi:
Hernia femoral inkarserata terjdadi ketika hernia terperangkap di kanal femoralis dan tidak bisa bergerak kembali ke perut.
Pada komplikasi obstruksi, sebagian usus tersangkut di femoral canal dan memicu mual, muntah, sakit perut, dan tonjolan yang terasa nyeri.
Strangulasi adalah kondisi gawat darurat di mana sebagian usus terjepit dan aliran darahnya terhambat. Karena itu, penderita harus segera menjalani operasi pada beberapa jam setelah terjadi. Pasalnya, jaringan yang terjepit bisa mati dan mengancam nyawa penderita.
Gejala strangulasi meliputi nyeri hebat pada selangkangan, sakit perut yang parah, mual, dan muntah.
Baca jawaban dokter: Adakah Pengobatan Alternatif untuk Hernia?
Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Pencegahan hernia femoral juga tidak ada.
nda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala hernia femoral sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Pertolongan pertama di instalasi gawat darurat mungkin dibutuhkan jika hernia telah menyumbat usus, karena aliran darah ke usus bisa terputus.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bisa menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis hernia femoral. Dengan ini, pengobatan yang sesuai bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved