1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hernia diafragma ditandai dengan adanya organ perut yang naik ke rongga dada
Hernia diafragma adalah kondisi terbentuknya lubang pada otot tipis pembatas rongga dada dan rongga perut (diafragma), sehingga organ-organ rongga perut masuk ke rongga dada. Misalnya, usus, lambung, bahkan hati.
Terdapat nama lain dari hernia diafragma berdasarkan dari letak lubang. Hernia Morgagni untuk lubang di depan diafragma, dan hernia Bochdalek jika lubang terletak di belakang dan samping diafragma.
Akibat hernia diafragma, rongga dada yang dibutuhkan oleh paru-paru untuk mengembang menjadi lebih sempit. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernapasan pada penderita.
Hernia diafragma dapat terjadi karena kelainan bawaan dan ditemukan pada bayi baru lahir. Kondisi ini dinamakan hernia diafragma kongenital.
Akan tetapi, hernia diafragma dapat pula muncul akibat penyebab lain, seperti cedera akibat jatuh atau kecelakaan. Kondisi ini dikenal dengan nama hernia diafragma yang didapat.
Hernia diafragma merupakan kondisi gawat darurat dan membutuhkan penanganan berupa operasi untuk memperbaikinya.
Gejala hernia diafragma biasanya berupa:
Gejala sesak napas yang ditimbulkan biasanya sangat berat. Pada hernia diafragma kongenital, gejala ini terjadi karena gangguan perkembangan paru-paru dalam kandungan. Sementara pada hernia diafragma yang didapat, sesak napas muncul akibat paru-paru yang tidak dapat berfungsi dengan baik.
Gejala ini terjadi karena paru-paru bekerja lebih berat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
Warna kulit membiru atau sianosis dalam bahasa medis, terjadi karena tubuh yang kekurangan oksigen.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, jantung akan bekerja lebih keras sehingga gejala jantung berdebar dapat dirasakan oleh pasien.
Hal ini terjadi karena adanya bagian usus yang masuk ke rongga dada.
Rongga perut akan terasa lebih kosong dalam perabaan karena organ dalam perut telah masuk ke rongga dada.
Tingkat keparahan gejala bervariasi tergantung pada ukuran, penyebab, dan organ rongga perut yang terlibat.
Berdasarkan penyebab hernia diafragma, penyakit ini dibagi menjadi dua jenis berikut:
Hernia diafragma bawaan terjadi karena otot diafragma tidak berkembang sepenuhnya saat penderita berada di dalam kandungan. Kondisi ini menyebabkan organ perut dapat masuk ke rongga dada, seperti lambung, usus halus, limpa, hati, bahkan ginjal.
Pada hernia diafragma yang didapat, munculnya lubang bisa karena faktor risiko berupa cedera. Cedera paling sering terjadi karena kecelakaan, luka tusuk, atau luka tembak.
Selain itu, operasi di area perut dan dada juga dapat menyebabkan kerusakan pada diafragma.
Diagnosis hernia diafragma kongenital biasanya sudah dipastikan sejak bayi masih dalam kandungan. Pemeriksaan yang dilakukan adalah ultrasonografi (USG) selama kehamilan. Hernia diafragma juga dapat menyebabkan peningkatan jumlah cairan ketuban.
Ketika bayi lahir, dokter dapat mencurigai adanya hernia diafragma melalui pemeriksaan fisik. Gerak dada yang abnormal, sesak napas, dan kulit berwarna kebiruan dapat ditemukan pada bayi dengan kondisi ini.
Selain itu, pemeriksaan lanjutan dapat pula dilakukan untuk memastikan diagnosis hernia diafragma kongenital maupun hernia diafragma yang didapat. Pemeriksaan ini meliputi:
Rontgen dada dilakukan untuk melihat adanya organ rongga perut yang masuk ke rongga dada.
USG menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran rongga dada dan rongga perut, beserta organ-organ di dalamnya.
CT scan bertujuan melihat gambaran langsung dari organ di rongga perut.
Prosedur MRI dilakukan untuk memeriksa kondisi organ bagian dalam.
Analisis gas darah bertujuan mengecek kadar oksigen, karbon dioksida, dan keasaman dalam darah.
Advertisement
Cara mengobati hernia diafragma kongenital maupun jenis yang didapat hanyalah operasi. Prosedur ini akan mengembalikan organ yang masuk ke rongga dada ke posisi yang seharusnya, yaitu rongga perut. Dokter kemudian akan memperbaiki otot diafragma yang berlubang.
Karena hernia ini sering terjadi pada bayi baru lahir, dokter akan melakukan beberapa penanganan di bawah ini:
Dokter akan merekomendasikan perawatan bayi di NICU terlebih dulu.
ECMO menggunakan alat untuk membantu fungsi jantung dan paru-paru, sehingga oksigen dapat tersebar ke seluruh tubuh pasien.
Operasi tidak serta-merta langsung dilakukan saat itu juga. Dokter akan melihat apakah kondisi bayi sudah stabil atau belum.
Jika sudah stabil, dokter spesialis bedah anak baru akan melakukan operasi sesuai kebutuhan pasien.
Jika tidak ditangani dengan benar, hernia diafragma dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Tidak ada upaya pencegahan khusus bagi hernia diafragma. Namun pasangan dengan riwayat keluarga yang memiliki kondisi ini dapat melakukan konseling genetik sebelum berencana memiliki anak.
Jika kondisi hernia diafragma sudah diketahui sejak bayi masih kandungan, dokter akan melakukan fetal endoluminal tracheal occlusion (FETO) ketika janin berusia 26-28 minggu.
FETO dilakukan dengan memasukkan balon khusus ke tenggorokan janin, sehingga paru-parunya akan berkembang. Dengan ini, gangguan pernapasan saat bayi lahir dapat dicegah.
Segera hubungi dokter apabila Anda atau anak Anda mengalami gejala hernia diafragma maupun gangguan pernapasan.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis hernia diafragma. Dengan ini, pengobatan yang tepat pun bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved